Jakarta – Satu dekade sudah perang saudara yang melibatkan banyak pihak dan negara berkecamuk di Suriah. Homs, sebuah kota di Suriah, berjuang untuk pulih kembali di tengah krisis ekonomi yang parah akibat perang.
Di pasar utamanya, sekitar 1.000 toko berhasil dibuka kembali. Padahal, sepuluh tahun yang lalu ada sekitar 4.000 di pasar itu.
Tapi, perang yang brutal yang telah menewaskan lebih dari setengah juta warga dan membuat lebih dari enam juta warga Suriah mengungsi ke berbagai negara. Perang juga telah menghancurkan pasar di Kota Homs.
Letak Kota Homs di Suriah (Foto: sciencekids.co.nz)
Pada tahun 2017, pemberontak terakhir mundur dari Homs, yang dianggap sebagai jantung revolusi. Dan perlahan-lahan selama bertahun-tahun sejak pemberontak mundur pasar itu berupaya bangkit kembali.
Rasim Siyarfi, pemilik toko yang baru bulan Februari 2021 lalu membuka kembali tokonya, mengatakan pasar perlahan-lahan bangkit kembali.

Tapi, pembukaan kembali bisnis menghadapi serangkaian kesulitan. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan lebih dari 80% warga Suriah sekarang hidup dalam kemiskinan, dan 60% berisiko kelaparan.
Mata uangnya yang terpuruk, sekarang jadi 4.000 pound Suriah per dolar AS di pasar gelap, dibandingkan dengan 700 pound Suriah tahun lalu dan 47 pound Suriah pada awal konflik pada tahun 2011 (my/lt)/voaindonesia.com. []