Panen Rezeki Kue Lebaran dan Busana Muslim

Panen rezeki kue Lebaran dan busana muslim bagi yang jeli dan memiliki semangat wirausaha tinggi.
Panen Rezeki Kue Lebaran dan Busana Muslim | Ilustrasi kue Lebaran. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

Manado, (Tagar 11/6/2018) - Bagi yang jeli dan memiliki semangat wirausaha tinggi, momentum Ramadan dapat dimanfaatkan untuk meraih keuntungan dalam berbisnis.

Setiap momen tentu mempunyai makna di dalamnya, termasuk juga keberadaan bulan suci Ramadan yang merupakan bulan penuh berkah dan ampunan.

Ramadan memang bulan penuh berkah. Tak heran jika banyak orang menyambutnya dengan sukacita. Hal itu terjadi karena di bulan ini tak hanya pahala yang didapat, tapi ribuan pintu rezeki juga terbuka bagi siapa pun yang cerdas melihat peluang.

Biasanya para pedagang takjil di kawasan ini menggelar dagangannya sejak pukul 16.00 Wita hingga pukul 20.00 Wita, karena banyak juga pembeli yang non muslim, mampir saat pulang dari kantor.

Yang menarik, beberapa pedagang hanya bermodalkan meja sebagai tempat menggelar dagangannya. Di atas meja itu mereka menata berbagai jenis makanan dan minuman dengan rapi, seperti gorengan, kolak, es buah, bubur sum-sum, kue lapis, dan es cendol.

Harga yang ditawarkan pun relatif murah, untuk satu buah gorengan dan sejenisnya hanya dibanderol seharga Rp 1.500 hingga Rp 10 ribu dari kue hingga takjil. Harga murah itu pun tidak dapat dianggap remeh karena perputaran uang dari makanan skala ringan ini bisa mencapai jutaan rupiah.

Bagi sebagian orang, berburu takjil sudah menjadi kegiatan rutin sebagai pengisi waktu menanti beduk. Namun, tidak sedikit pula yang menjadikan kegiatan berburu takjil sebagai kebutuhan serius menyiapkan menu buka puasa bagi keluarga.

Setiap bulan puasa, seperti di banyak kota, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) juga dipadati para pedagang dadakan yang menjual takjil. Ada beragam makanan tersaji, mulai kudapan ringan untuk berbuka puasa sampai makanan berat seperti nasi beserta lauk- pauknya.

Kue LebaranMembuat kue Lebaran untuk dijual. (Foto: Antara/Moch Asim)

Kue Lebaran 

Ramadan merupakan bulan penuh berkah bagi umat Muslim, tak terkecuali bagi Cici Humoka (46) Warga Kecamatan Singkil, Kota Manado, karena sejak awal bulan suci pesanan kue kering dari sekitaran Manado sampai Kotamobagu terus berdatangan.

Sejak awal Ramadan pesanan terus berdatangan.Banyaknya pesanan yang datang membuatnya kewalahan memenuhi permintaan, sehingga untuk memenuhinya harus dibantu oleh empat orang.

Untuk bahan-bahan yang harus disiapkan sampai dengan pertengahan Ramadan dirinya harus menyiapkan 350 kilogram kacang tanah, ratusan kilogram margarin, terigu maupun yang lainnya. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring semakin banyaknya permintaan.

Ia mengatakan modal yang disiapkan sekitar Rp 20 juta untuk Lebaran ini. Jumlah tersebut masih dirasa kurang, sehingga dia harus pintar-pintar memutar uangnya, agar seluruh bahan untuk membuat kue bisa tercukupi.

Ia menceritakan usaha yang dirintisnya sejak 10 tahun lalu tidak lantas seperti sekarang. Pada awalnya harus menawarkan ke toko-toko untuk menitipkan kue hasil buatannya. Lama kelamaan karena wanita murah senyum ini menawarkan harga murah dan kualitas terjaga, maka pesanan mulai berdatangan.

Untuk jenis kuenya, ia membuat sekitar 12 macam dengan berbagai variasi bentuk dan rasa, harga jual bila tukar toples Rp 150.000 sedangkan jika dengan toples Rp 170.000.

Untuk Lebaran seperti sekarang ini tak kurang 500 toples besar habis terjual. Begitu juga pada saat menjelang Natal.

Cici belajar membuat kue secara otodidak, biasanya dia hanya mendengar-dengar saja cara membuat kue kering, kemudian ketika ada waktu di rumah baru kemudian dipraktikkan.

"Awalnya gagal, namun saya coba terus membuatnya sampai jadi, setelah rasanya lezat dan sesuai selera, barulah ditawarkan kepada masyarakat."

Untuk penjualan saat ini selain melalui pesanan langsung, juga melalui media sosial.

Busana MuslimIlustrasi busana muslim. (Foto: Antara/Rony Muharrman)

Busana Muslim 

Penjualan pakaian di Manado menjelang Idul Fitri 1439 Hijriah terus mengalami peningkatan setiap harinya. Meskipun kenaikannnya belum terlalu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Ikram karyawan Toko Busana Muslim Lutfiana bertempat di Manado Trade Center (MTC) mengatakan saat ini penjualan busana Muslim mulai mengalami peningkatan sekitar 40 persen dibanding hari biasanya. Namun kalau dibandingkan tahun lalu atau dua tahun lalu terjadi penurunan.

Pengunjung yang berbelanja kebanyakan hanya membeli jilbab, mukena, baju koko maupun kopiah, yakni perlengkapan untuk Salat Id. 

Harus diakui memang ada penurunan pembelian, kemungkinan karena belum banyak dari daerah lain datang ke Manado untuk berbelanja atau mereka berbelanja melalui online.

Namun dia berharap disisa beberapa hari terakhir menjelang Lebaran pengunjung akan semakin meningkat, karena biasanya masyarakat dari kabupaten dan kota datang berbelanja di Kota Manado.

Hal sama dikatakan Riska karyawan Ching-Ching Fashion berlokasi di MTC mengungkapkan sudah sejak seminggu lalu ada peningkatan penjualan sekitar 30 persen.

"Mungkin peningkatannya karena menjelang Lebaran," katanya.

Toko pakaiannya menjual pakaian perempuan banyak didatangi anak-anak muda.

IKM Tumbuh 30 persen 

Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Alwy Pontoh mengatakan Lebaran kali ini IKM atau pelaku usaha musiman tumbuh cukup banyak yakni di 30 persen dari kondisi biasanya.

Memang pedagang musiman ini hanya bermunculan pada saat ada momen tertentu seperti menjelang perayaan hari besar keagamaan.

Hal ini sangat wajar karena masyarakat mendapatkan penghasilan lebih daripada kondisi normal, sehingga cukup baik untuk pertumbuhan ekonomi di Sulut.

Namun, katanya, tetap akan ada pengawasan sehingga produk yang dijual sangat higienis dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat.

Kepala Disperindag Sulut Jenny Karouw mengatakan pihaknya bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Manado melakukan inspeksi mendadak (sidak) agar boraks dan bahan berbahaya lainnya jelang Lebaran tahun 2018, jangan sampai digunakan terhadap makanan, apalagi pelaku usaha saat ini banyak yang menjual bahan pangan.

Jenny mengatakan dari sidak yang dilakukan ini tidak ditemukan toko yang menjual boraks, namun ada bahan lain tapi bukan kategori boraks.

Bahan berbahaya seperti boraks sebenarnya bisa dijual, namun dengan sistem tertutup. Dalam pengertian bisa jual oleh pedagang yang memiliki izin pembelinya pun harus jelas diperuntukannya untuk apa. (nan/ant/af)

Berita terkait