Pakde Karwo: Jatim Perlu Kawasan Industri Lebih Banyak

Meski sudah ada 7 kawasan industri, tapi dirasa masih kurang dalam memberikan pemerataan pembangunan di setiap wilayah Jatim. Oleh sebab itu, masih perlu kawasan industri
Jatim Ingin Jadi Provinsi Industri. Gubernur Jawa timur, Soekarwo, menjelaskan, meski sudah ada 7 kawasan industri, tapi dirasa masih kurang dalam memberikan pemerataan pembangunan di setiap wilayah Jatim. Oleh sebab itu, masih perlu dibangun beberapa kawasan industri di beberapa kabupaten kota di Jatim. (Lut)

Surabaya (Tagar 25/1/2018) - Untuk menjadikan Jawa Timur (Jatim) sebagai Provinsi Industri, Gubernur Jatim Soekarwo berencana membangun sembilan kawasan industri baru.

Kesembilan kawasan tersebut akan dibangun di Jombang, Tuban, Malang, Lamongan, Banyuwangi, Bangkalan dan Madiun. Selain itu juga akan dibangun di wilayah yang sudah ada kawasan industrinya yakni Gresik dan Mojokerto. Untuk pembangunan kawasan industri tersebut, Gubernur yang akrab dengan sapaan Pakde Karwo ini mengatakan dibutuhkan lahan seluas 31.584,78 hektar.

Saat ini, di Jatim sudah ada tujuh kawasan industri yang tersebar di beberapa wilayah, yaitu 1 kawasan di Surabaya, 3 kawasan di Kabupaten Gresik, 1 kawasan Kabupaten Sidoarjo, 1 kawasan di Kabupaten Mojokerto dan 1 kawasan di Pasuruan. Ketujuh kawasan industri berada diatas lahan seluas 4.759,5 ha.

“Meski sudah ada 7 kawasan industri, tapi dirasa masih kurang dalam memberikan pemerataan pembangunan di setiap wilayah Jatim. Oleh sebab itu, masih perlu dibangun beberapa kawasan industri di beberapa kabupaten kota di Jatim,“ jelas Pakde Karwo.

Pakde Karwo menambahkan, ditetapkannya wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI) juga bertujuan mendorong terbentuknya suatu wilayah yang berperan sebagai penggerak utama pengembangan suatu wilayah. Adapun beberapa kriteria penetapan WPPI diantaranya memiliki potensi SDA, kelengkapan sistem logistik dan transportasi, penguatan dan pendalaman rantai nilai, kualitas dan kuantitas SDM dan memiliki potensi dalam perwujudan industri hijau.

Pakde Karwo menjelaskan dengan diperbanyaknya kawasan industri, harus diimbangi dengan meningkatnya daya saing di kancah global. Modal dasar dari meningkatnya daya saing adalah memiliki SDM yang bagus, menggunakan teknologi, inovasi dan kreatifitas serta adanya sumber daya alam.

Ketiga hal tersebut, lanjut Pakde Karwo, harus didukung penataan ruang yang sesuai dengan peruntukan yang meliputi pola ruang dan struktur ruang. Kemudian didukung kebijakan dan regulasi yaitu perizinan pengendalian lokasi, investasi dan pengendalian lingkungan. Kemudian didukung pembiayaan yang berasal dari penanaman modal asing (PMA), penanaman modal domestik fasilitas dan penanaman modal domestik non-fasilitas.

Dengan semakin majunya sektor industri di Jatim, lanjut Pakde Karwo, akan terwujud pembangunan ekonomi yang inklusif. Selain itu juga membantu optimalisasi potensi sumber daya daerah dan sekaligus mewujudkan lingkungan usaha yang kondusif dan berkelanjutan. “Agar industrialisasi bisa semakin maju harus didukung beberapa hal, diantaranya perijinan yang mudah, tersedianya lahan, serta tersedianya SDM dan listrik,” tuturnya.

Sementara itu, anggata Komisi B DPRD Jatim Agus Maimun mengatakan bahwa industri yang akan didorong adalah indistri bersektor agro. "Karena selama ini petani beras hanya dapat dari nilai tukar gabah saja yang nilai tukarnya dikit," katanya.

Agus mengatakan bahwa dengan industri agro ini mendekatkan petani pada industrinya sehingga menambah nilai tukar petani. "Jangan dibayangkan itu nanti hanya industri besar, tapi industri kecil juga bakal banyak. Industri akan menjadi tulang punggung ekonomi di Jatim,” tutupnya. (lut)

Berita terkait