Tangerang - Warga pemukiman Desa Sindang Sari, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten, dikejutkan dengan kedatangan banjir yang tiba-tiba datang dan menggenangi rumah warga sebanyak 20 KK. Banjir tersebut datang lantaran pagar pembatas yang membatasi antara PT Chingluh dengan pemukiman warga jebol.
Menurut pantauan Tagar di lokasi, Jebolnya pagar pembatas tersebut dikarenakan usia pagar pabrik yang memproduksi sepatu itu memang sudah terlampau lama tidak pernah direnovasi. Sehingga pagar yang berfungsi sebagai bendungan air itu terpaksa rubuh.
Menurut Ketua Rukun Tetangga (RT) Sunaryo yang terkena dampak banjir, jebolnya pagar itu diperkirakan sekitar minggu pagi (subuh). "Tiba-tiba air deras mengalir ke rumah-rumah kami hingga masuk dan menggenang di dalam rumah," ujar Sunaryo.
Sunaryo menyebutkan Air yang menggenang di rumah warga tersebut membuat sejumlah barang-barang milik warga terancam pada kerusakan. Pasalnya, air tersebut juga bercampur aduk dengan air limbah pabrik.
"Ya tentunya hal ini merupakan kerugian buat kami, harusnya kan pabrik bisa melihat kondisi sekitar yang mungkin bisa menimbulkan dampak kerugian bagi masyarakat sekitar. Kalau saja pagar itu di perhatikan dan perbaiki, kami yakin tidak akan terjadi musibah seperti ini," kata Sunaryo.
Muhtadi selaku RW yang juga terdampak banjir, bersama Lurah Sindang Sari Nurhadunin serta masyarakat sekitar yang terdampak banjir, langsung mendesak pihak perusahaan agar bertanggung jawab atas musibah yang terjadi, sebagaimana hal ini tertuang dalam surat perjanjian antara PT. Chingluh dengan Masyarakat sekitar dimana dalam poin 2 yang menyebutkan tentang kaidah-kaidah Amdal.
Dimana dalam poin turunannya membahas tentang 1. Air rembesan pabrik mengalir ke lingkungan warga, 2. Field banjir belum jelas kemana pembuangan limbah cair, 3. Pagar pembatas yang sudah rapuh yang membahayakan warga sekitar, 4. Lampu penerangan ke arah luar pabrik/lingkungan warga tidak maksimal, 5. Belum ada upaya mengurangi dampak kebisingan suara mesin pabrik, 6. Belum ada upaya mitigasi atau pengurangan dampak dari limbah cair dan padat/upaya pengelolaan limbah.
Humas PT Chingluh, Sonny, hadir langsung di lokasi untuk melihat kondisi yang terjadi pada minggu 23 Februari 2020. Dalam kesempatan itu, Sonny menjelaskan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi.
"Saya mewakili perusahaan, tentunya meminta maaf atas jebolnya pagar pembatas yang mengakibatkan banjir pada masyarakat sekitar. Selanjutnya, saya meminta waktu (secepatnya) untuk membicarakan ganti rugi yang sudah menjadi tanggung jawab kami dengan pihak perusahaan. Kapan dan bagaimana nanti hasilnya, pasti akan saya infokan lagi," kata Sonny. []