Untuk Indonesia

Opini: Teka Teki Pasangan Capres 2024

Jika Ganjar dan Prabowo maju nyapres sendiri-sendiri, sangat mungkin salah satunya akan kalah dan Anies punya potensi jadi pemenangnya.
Dari kiri ke kanan: Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo. (Foto: Dok Tagar)

Oleh: Saiful Huda Ems, Lawyer, Pemerhati Politik

Kalau Golkar pindah ke Koalisi Perubahan dan Anies Baswedan jadi Nyapres maka duet Ganjar Pranowo - Prabowo Subianto itu sangat mungkin terjadi. Sebab jika Ganjar dan Prabowo maju nyapres sendiri-sendiri, sangat mungkin salah satunya akan kalah dan Anies punya potensi jadi pemenangnya di putaran kedua.

Olehnya kasus hukum yang tengah dialami Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto jika sampai meningkat dari Saksi menjadi Tersangka, maka kemungkinan besar akan segera diadakan Munaslub Partai Golkar untuk menggantikan Ketum Airlangga Hartarto, sehingga Partai Golkar diharapkan tidak merapat ke kubu Koalisi Perubahan.

Jika hal itu (Munaslub Partai Golkar) tidak dilakukan maka pasti Partai Golkar akan menjadi pendukung baru Anies Baswedan, sehingga mau tidak mau Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto harus sama-sama merapat dan membentuk koalisi baru Perjuangan Indonesia, dan menduetkan Ganjar-Prabowo untuk Pilpres 2024.


Jika Ganjar dan Prabowo maju nyapres sendiri-sendiri, sangat mungkin salah satunya akan kalah dan Anies punya potensi jadi pemenangnya.


Ada jalan lain jika Ganjar maupun Prabowo ingin menang tanpa berkoalisi satu sama lain, yakni memunculkan aliansi parpol baru di luar PDIP (19,33%), PPP (4,52%), HANURA (1,54%) dan PERINDO (2,67%), GERINDRA (12,57 %) dan PKB (9,69 %), NASDEM (9,5 %), PAN (6,84 %) dan PKS (8,21%), serta memunculkan Capres alternatif diluar Ganjar, Prabowo dan Anies, misalnya saja Moeldoko yang bisa saja didukung oleh Partai DEMOKRAT (jika PK Moeldoko menang) (7,77%) dan GOLKAR (12,31%).

Jika 4 calon ini dimunculkan, maka setiap Capres dari ke empatnya mempunyai kans kemenangan yang sama, dan para pendukungnya sama-sama mempunyai harapan kemenangan. Ini terjadi karena kebekuan konstituen akan menjadi cair dan bebas memilih Capres yang diinginkannya.

Duet Ganjar-Anies akan berpotensi mengalahkan Prabowo, namun sebaliknya jika duet Ganjar-Prabowo melawan Anies (siapapun pasangannya) pasti akan memenangkan Ganjar-Prabowo.

Pelik sekali memang Pilpres 2024 ini, koalisi partai-partai juga belum final terbentuk, tapi salah satu Ketum Parpolnya sudah berurusan dengan hukum. Jangan-jangan gelagat pengkhianatan Airlangga terhadap partai koalisinya sudah terbaca, makanya dibukalah kasusnya. Ya terima saja, semua perbuatan mempunyai konsekuensi logisnya.

Kita tunggu saja proses politik selanjutnya. []

Berita terkait
Jadi Capres 2024, Nasdem Akui Suara untuk Anies Masih Kurang Maksimal di Sejumlah Wilayah
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan terus melakukan konsolidasi terkait Pilpres 2024.
Adu Pesona Bacapres, Siapa Juara? Begini Analisis Partai Gelora
Partai Gelora mencoba membicarakan materi bacapres pada episode kedua, karena akan cenderung panas hingga Pebruari 2024.
Anis Matta Sebut Partai Gelora Tetapkan Empat Kriteria Capres yang akan Didukung
Partai akan segera mengumumkan secara terbuka calon presiden (capres) yang akan didukung di dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
0
Opini: Teka Teki Pasangan Capres 2024
Jika Ganjar dan Prabowo maju nyapres sendiri-sendiri, sangat mungkin salah satunya akan kalah dan Anies punya potensi jadi pemenangnya.