Opini: Pengkhianat

Prinsipnya, saya tidak pernah bisa mentolerir atau menerima sebuah pengkhianatan, terhadap apa pun, termasuk terhadap Parpol, Tulisan opini.
Ilustrasi - Bendera PDI Perjuangan atau PDIP. (foto: id.investing.com).

Oleh: Bagas Pujilaksono, Akademisi Universitas Gadjah Mada

Prinsipnya, saya tidak pernah bisa mentolerir atau menerima sebuah pengkhianatan, terhadap apa pun, termasuk terhadap Parpol, lebih-lebih, terhadap bangsa dan negara.

Saya mendukung Jokowi, dari tahun 2014 hingga sekarang, utamanya karena Jokowi ditunjuk oleh PDI Perjuangan menjadi Capres pada Pileg 2014 dan 2019.

Dukungan saya dukungan kritis, bukan menjilat, artinya jika ada kebijakan Pemerintah, yang dari sudut pandang saya keliru, jelas saya kritik, dengan menyajikan alternatif solusi.

Ganjar Pranowo, spesial, namun prinsipnya sama, karena Ganjar Pranowo resmi telah ditunjuk Yth. Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Capres PDI Perjuangan pada Pilpres 2024.

Manuver politik dan kesetiaan saya terhadap PDI Perjuangan, tegak lurus pada Ibu Megawati Soekarnoputri. Tidak ada toleransi untuk sebuah pengkhianatan.

Saya tidak alergi terhadap Parpol dan saya juga tidak meremehkan peran Relawan.


Prinsipnya, saya tidak pernah bisa mentolerir atau menerima sebuah pengkhianatan, terhadap apa pun, termasuk terhadap Parpol, lebih-lebih, terhadap bangsa dan negara.


Sesuai namanya, Relawan dari kata rela, yang artinya tulus tanpa pamrih. Rame ing gawe, sepi ing pamrih.

Hasil survei Parpol menununjukkan sebuah nilai elektoral, yang artinya seberapa banyak suara rakyat bisa diraup oleh sebuah Parpol.

Sayangnya, tidak ada survei terhadap relawan, yang paling tidak bisa jadi acuan, seberapa efektifkah jargon-jargon politik, metode komunikasi, kinerja dan performa dari kelompok relawan.

Saya tidak memasalahkan orang memilih Capres tertentu. Mau memilih Prabowo Subianto, silakan, mau memilih Ganjar Pranowo, ya alhamdulilah.

Saya hanya mendukung dan memilih Ganjar Pranowo.

Tidak ada yang bisa melarang, menjegal dan menghalangi orang mau maju Capres. Omongan itu adalah omongan orang gemblung yang sedang panik karena gerbong koalisi Parpolnya terancam bubar. Hukum tajam ke lawan, tumpul ke kawan, adalah istilah yang sangat melecehkan aparat penegak hukum: Polri, KPK, Kejaksaan, dan Pengadilan. Buruk muka, cermin dibelah.

Namun, saya tidak pernah bisa menerima, jika, sekali lagi, jika, ada kader PDI Perjuangan mendaftar bakal caleg DPR RI lewat Parpol lain. Saya juga tidak bisa menerima, apa pun alasannya, kader PDI Perjuangan, terang-terangan membawa gerbong dukungan terhadap Capres tertentu yang bukan pilihan PDI Perjuangan. Ini sebuah pengkhianatan.

Adigang Adigung Adiguno

Apa yang bisa dibanggakan dari sebuah sistem nepotisme tunakualitas, dan budaya kekuasaan, yang kehilangan platform, jagrag dan determinasi? Sampah!

Demokrasi punya marwah dan martabat. Bukan asal bacot dan njeplak. Bunga bangkai demokrasi. []

Berita terkait
Opini: Politik Vs Hukum, Kiageng Mangir Vs Johnny G Plate
Kasus Johnny G Plate yang jelas-jelas murni kasus hukum, yang jelas-jelas telah merampok uang negara 8.32 T rupiah dari anggaran 10 T rupiah.
Opini: Jangan Lihat Arah Dukungan, Lihat Arah Pilihan Jokowi
Meskipun Presiden Jokowi secara kasat mata mendukung Prabowo Subianto, namun hatinya memancarkan aura pilihan politiknya pada Ganjar Pranowo.
Opini: Kasus Johnny G Plate Sebuah Intervensi Kekuasaan? Fitnah Keji!
Kasus Johnny G Plate sebuah intervensi kekuasaan? Logika ini sesat, dan sebuah fitnah yang sangat keji terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
0
Opini: Pengkhianat
Prinsipnya, saya tidak pernah bisa mentolerir atau menerima sebuah pengkhianatan, terhadap apa pun, termasuk terhadap Parpol, Tulisan opini.