Opini: Indonesia Harus Tegas Terhadap Taliban

Opini Akademisi UGM: Taliban adalah rezim biadab terdiri orang-orang berjiwa setan, jauh dari budi pekerti luhur, moral, etika, dan tuntunan agama.
Kelompok Taliban yang kini kembali menguasai Afghanistan. (Foto: Tagar/New York Times/Jim Huylebroek)

Taliban adalah rezim biadab terdiri orang-orang berjiwa setan, jauh dari budi pekerti luhur, moral, etika, dan tuntunan agama. Rezim setan yang sangat merendahkan derajat wanita. Taliban pun melakukan propaganda kamuflase politik seolah sebagai rezim terbuka, omong kosong dan hanya kebohongan publik. Substansinya tetap sama, rezim biadab anti kemanusiaan dan penista wanita.

Filosofi politik luar negeri Indonesia bebas aktif adalah bentuk kebebasan Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan negara manapun tanpa kendali negara lain dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan menjaga kepentingan nasional.

Jika filosofi politik luar negeri Indonesia tersebut diterapkan kepada rezim Taliban, jelas sangat bertolak belakang.

Taliban sebagai rezim setan, produsen teroris, narkoba, dan penista wanita, jauh dari nilai-nilai luhur politik luar negeri Indonesia. Besides, bangkitnya Taliban sangat membahayakan kepentingan nasional.


Taliban adalah rezim biadab terdiri orang-orang berjiwa setan, jauh dari budi pekerti luhur, moral, etika, dan tuntunan agama.


Politikus busuk dalam negeri, badut politik, mencoba melakukan kebohongan publik dan propaganda politik menyesatkan soal Taliban, demi mengamankan agenda politik jahat mereka dalam merusak NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945.

Suka atau tidak suka, bangkitnya Taliban memberikan energi baru bagi kelompok ekstrem kanan di Indonesia, di mana mereka berkolaborasi dengan politikus-politikus busuk untuk agenda 2024. Ini sangat berbahaya. TNI dan Polri harus waspada! Politikus busuk, para badut politik, hanyalah pengkhianat NKRI yang tujuannya sama dengan PKI di tahun 1965, mengganti Pancasila dengan ideologi sesat dan bentuk negara. Waspada, jangan lengah dan terus merapatkan barisan dalam napas kebangsaan.

Indonesia tidak ada masalah dengan negara Afghanistan. Indonesia punya masalah serius dengan rezim Taliban.

Tarik Duta Besar dan seluruh staf KBRI di Kabul sementara waktu demi politik bebas aktif Indonesia dan kepentingan nasional.

Sejak era Bung Karno hingga sekarang, Indonesia tetap konsisten dengan kebijakan politik luar negeri bebas aktif, termasuk kepada rezim Zionis dan Taliban. Politik luar negeri bebas aktif Indonesia terdispersi dalam warna spektrum nan indah, yang tidak pernah terdekotomi dalam politik radikal kanan dan kiri.

TNI, Polri dan rakyat semesta akan tetap setia menjaga keutuhan NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. 

*Akademisi Universitas Gadjah Mada, Ketua Dewan Pakar Seknas Jokowi


Baca juga

Taliban Bunuh Keluarga Wartawan DW di Afghanistan

Protes Antitaliban di Kabul dan Kota Lain di Afghanistan


Berita terkait
Taliban Bunuh Keluarga Wartawan DW di Afghanistan
Kelompok Taliban memburu dan menargetkan pembunuhan kepada mereka, seperti yang dialami oleh seorang jurnalis DW
Said Ali: Janji Perubahan Kelompok Taliban Perlu Diuji Lagi
Wakil Ketua PBNU Said Ali mengatakan, janji-janji perubahan yang disampaikan kelompok Taliban masih perlu diuji konsistensinya.
Taliban Siksa Seorang Ibu Hingga Tewas di Hadapan Anaknya
Wanita bernama Najia sedang berada di rumah bersama tiga putra dan satu putrinya yang masih kecil. Ia disiksa Taliban.