Untuk Indonesia

Opini: Erick Thohir Menteri Out of The Box

Tindakan out of the box yg beliau lakukan mirip dengan tindakan guru politik beliau yaitu presiden republik Indonesia Ir Joko Widodo.
Ilustrasi: Seorang petugas medis memeriksa sampel tes PCR di rumah sakit Pertamina Pusat di Jakarta (Foto: voaindoensia.com/Reuters)

Irma suryani chaniago*

Sejak dipilih Pak Jokowi menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan berat, mulai dari fitnah, tudingan, hoaks dan lain-lain.

Situasi ini mengingatkan saya kepada pernyataan Ganjar Pranowo di acara ILC beberapa tahun lalu.

“Erick Thohir menabrak tembok-tembok besar yang sistemnya sudah karatan”

Jadi tidak mengherankan kalau hari ini, banyak fitnah dan tudingan kepadanya, ini karena keberaniannya menabrak tembok-tembok besar untuk membenahi BUMN.

Membenahi tembok tembok besar yang sudah karatan dengan pimpinan-pimpinannya yang juga banyak karatan, tentu tidak seperti membalikkan telapak tangan.

Membenahi BUMN yang pimpinan pimpinan nya juga ada yang karatan tersebut dibutuhkan keberanian, dari mulai membenahi “ AKHLAK” yang kemudian dijadikannya sebagai tagline BUMN, membenahi Sumberdaya Manusia (dari Direksi sampai pada komisaris) serta membersihkan BUMN dari tikus-tikus kantor yang menjarah uang negara dgn melaporkan mereka ke aparat yg berwenang. 

Tindakan yang terakhir ini belum pernah terjadi di indonesia, dimana seorang menteri melaporkan bawahan dibawah wewenang nya ke pihak yang berwajib! Bravo Erick.

Tindakan out of the box yg beliau lakukan mirip dengan tindakan guru politik beliau yaitu presiden republik Indonesia Ir Joko Widodo.

Dan saya yakin karena chemistry dan ketulusan sikap dalam menjalankan perintah presiden inilah yang kemudian membuat beliau banyak dipercaya untuk menyelesaikan tugas tugas penting dengan jabatan2 penting yg penuh tantangan dan tentu sudah pasti akan mendapatkan banyak hambatan dari oknum-oknum yang merasa kenyamanan nya terganggu.

Ibarat pepatah “biarkan anjing menggong kafilah tetap berlalu "Erick Thohir” tidak bergeming dari fitnah yang menyatakan perusahaan beliau terafiliasi dengan perusahaan yg mengelola 2,5 % penyediaan PCR. Erick yang setelah menjadi menteri melepaskan semua posisi bisnisnya dituding bermain dalam penyediaan PCR.

Mari secara jernih kita bicara by data tentang data PT GSI dan berapa PCR yang mereka kelola untuk kepentingan kondisi darurat pendemi Covid-19.

Total jumlah test PCR yang sudah dilaksanakan di Indonesia 28.4 juta, total jumlah test PCR yg dilakukan oleh GSI 700 ribu, itu artinya PT. GSI hanya mengelola 2.5 % dari total test PCR. 


Mereka yang mengaku aktifis tetapi selalu bermain dlm politik praktis dan mengabaikan politik etis tanpa memikirkan akibat yg ditimbulkan.


Nah Menurut pendapat saya, kalau mau bermain, harusnya PT GSI menguasai pasar sampai 50 % bukan 2.5 %. Dan mari kita periksa lagi, Yayasan kemanusiaan Adaro hanya punya saham 6 % di PT. GSI artinya keterlibatan yayasan kemanusiaan Adaro ini sangat kecil dan ini juga membuktikan bahwa Yayasan kemanusiaan Adaro tidak bermain main di bisnis PCR dan murni hanya untuk membantu kemanusiaan di era pendemi. 

Selain itu Erick Thohir juga tudak aktif di Yayasan kemanusiaan Adaro jadi ini juga menunjukkan jauh sekali hub ET dgn bisnis PCR.

Sesungguhnya sangat disayangkan para oknum oknum yang tidak bertanggung jawab ini bicara minim data dan bahkan bermain dalam“framings” berita untuk membunuh karakter menteri tokoh masa depan spt Erick Thohir ini. 

Mereka yang mengaku aktifis tetapi selalu bermain dlm politik praktis dan mengabaikan politik etis tanpa memikirkan akibat yg ditimbulkan. Bahkan sekelas TEMPO masih menulis berdasarkan asumsi terutama soal keterlibatan yayasan kemanusiaan Adoro![]


*Politisi Partai Nasdem

Baca Juga:

Berita terkait
Indonesia Terhenti di Perempat Final Sudirman Cup 2021
Tim Indonesia sempat menyamakan poin dengan Malaysia, namun pada akhirnya harus menerima kekalahan di partai terakhir, ganda campuran
Irma Suryani: Semua Partai Politik Pasti Punya Buzzer
Politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago mengatakan bahwa semua partai politik mempunyai buzzer tanpa terkecuali karena hal itu normal.
RPI: Copot Menteri yang Berpihak dan Terlibat Mafia PCR
Tindakan itu dinilai sungguh memalukan perilaku pejabat negara yang mengambil untung di atas penderitaan rakyatnya.