Ombak Tinggi, Pasokan BBM ke Karimunjawa Habis, Murid Tak Sekolah

Ia menyebut keluhan sudah muncul dari pihak sekolah yang mengatakan murid-muridnya tak bisa masuk sekolah karena akses kendaraan pribadi yang terhenti.
BBM Habis, Siswa Tak Masuk Sekolah di Karimunjawa. Dampak krisis BBM, ruang kelas MTS Tsanifatul Huda Karimunjawa menjadi lengang karena siswa tak bisa masuk sekolah. (Alf)

Jepara (Tagar 30/1/2018) - Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengalami krisis bahan bakar minyak (BBM). Hal itu karena kapal pengangkut BBM dari Semarang terkendala cuaca buruk.

Praktis, kendaraan yang menggunakan BBM jenis pertalite dan premium tak bisa difungsikan karena kehabisan bahan bakar. Nur Sholeh Eko Prasetyawan, Sekretaris Kecamatan Karimunjawa mengatakan, kondisi tersebut banyak berpengaruh terhadap aktifitas warga.

"Kendaraan saya sendiri pasokan BBM nya kritis. Namun untuk mobilisasi ke kantor masih bisa karena jaraknya dekat dari rumah saya. Namun bagi warga lainnya, hal ini sangat memengaruhi. Terutama mereka murid yang hendak pergi ke sekolah jadi tidak bisa," kata Sholeh, Selasa (30/1).

Dikatakannya, saat ini banyak anak-anak sekolah yang tidak bisa masuk. Oleh karenanya musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) Karimunjawa tengah mencari formula agar siswa dapat kembali melakukan aktifitas belajar.

Ia menyebut keluhan sudah muncul dari pihak sekolah yang mengatakan murid-muridnya tak bisa masuk sekolah karena akses kendaraan pribadi yang terhenti.

"Kami sedang mencari solusi agar siswa dapat kembali bersekolah. Ini kami sedang mendata mobil bertenaga solar yang kira-kira masih bisa digunakan untuk mengantar anak sekolah. Lantaran untuk saat ini, yang masih tersisa adalah solar," kata dia.

Ia menyebut, paling lambat besok sudah ada mobil yang berkeliling untuk menjemput siswa yang tak bisa masuk sekolah, karena alasan ketiadaan BBM.

Menurutnya, kondisi ketiadaan BBM lebih dikarenakan faktor cuaca. Sholeh menyebut, kapal pengangkut BBM dari Semarang, sebenarnya sudah siap mengantarkan pasokan bahan bakar. Namun demikian, karena ombak tinggi dan angin kencang, pelayaran mustahil dilakukan karena alasan keamanan. Adapun pasokan BBM terakhir kali ke Karimunjawa adalah 13 Januari lalu.

Menurutnya, cuaca ekstrim di Karimunjawa sudah terjadi 10 hari belakangan.  "Kami belum tahu sampai kapan ini akan berlangsung. Tahun 2014 kemarin cuaca sangat ekstrim, namun tahun berikutnya tidak. Kami tidak tahu apakah hal ini merupakan siklus empat tahunan atau 10 tahunan," urainya. (alf)

Berita terkait