Nyawa Kim Jong Un Diintai, KGB Dibayar Hadapi CIA

Nyawa penguasa Korea Utara (Korut), Kim Jong Un diintai oleh sejumlah agen intelijen dunia, termasuk CIA. Mengantisipasi kencangnya ancaman itu, Kim Jong Un menyewa agen KGB untuk menghadapi CIA. Sebanyak 10 mantan agen KGB disewa pemimpin Korut sebagai pengawal pribadinya agar terhindar dari ancaman pembunuhan, terutama dari agen intelijen Amerika Serikat (AS).
Nyawa Kim Jong Un Diintai, KGB Dibayar Untuk Hadapi CIA. (Foto:Ist)

Pyongyang, (Tagar 28/8/2017) – Nyawa penguasa Korea Utara (Korut), Kim Jong Un diintai oleh sejumlah agen intelijen dunia, termasuk CIA. Mengantisipasi kencangnya ancaman itu, Kim Jong Un menyewa agen KGB untuk menghadapi CIA. Sebanyak 10 mantan agen KGB disewa pemimpin Korut sebagai pengawal pribadinya agar terhindar dari  ancaman pembunuhan, terutama dari agen intelijen Amerika Serikat (AS).

Business Insider melaporkan kutipan dari Jepang Asahi Shinbun, Sabtu 26 Agustus 2017 kemarin,  Sebuah sumber menyebutkan 10 mantan agen KGB itu sengaja dibayar untuk melatih para pengawal pribadi Kim Jong Un dalam mendeteksi dan merespons serangan teroris.

Sumber itu mengatakan kepada Asahi Shinbun bahwa Kim khawatir dengan sistem senjata canggih AS, seperti pesawat Eagle Gray yang akan dioperasikan AS, di Korea Selatan tahun 2018 mendatang.

Sebelumnya, masih menurut sumber itu, sepuluh mantan agen KGB itu pernah diundang ke Pyongyang Februari 2017 lalu. Para pejabat Korut, lanjut dia, sangat khawatir terhadap keselamatan Kim Jong Un dari usaha pembunuhan oleh agen-agen Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Seperti diketahui KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti) merupakan badan keamanan utama Uni Soviet yang didirikan tahun 1954 silam. Namun, ketika Uni Soviet bubar, KGB ikut berakhir tahun 1991. KGB selama ini dinilai sebagai badan intelijen utama Soviet seperti CIA.

Korut menuduh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan atau NIS telah bekerja sama dengan CIA untuk membunuh Kim Jong Un, pada Mei lalu. Bahkan rencana pembunuhan itu juga melibatkan pembunuh bayaran dari Korut.(wwn/Business Insider/Jepang Asahi Shinbun)

Berita terkait