Nilai Ekspor Indonesia Turun Secara Tahunan

"Kinerja ekspor Juli ini lebih didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas terutama barang dari besi dan baja sebesar 47,33 persen," jelas Amalia
ILUSTRASI - Pelabuhan peti kemas di Semarang, Jawa Tengah, 21 September 2016. (Foto: voaindonesia.com/Aji Styawan/Antara Foto via Reuters)

TAGAR.id, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Juli 2023 mencapai 20,88 miliar dolar AS. Jumlah itu turun 18,03 persen dibandingkan pada Juli 2022. Sasmito Madrim melaporknnya untuk VOA.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 mengalami surplus 1,31 miliar dolar AS. Rinciannya, nilai ekspor pada Juli 2023 mencapai 20,88 miliar dolar AS, didominasi ekspor nonmigas 19,65 miliar dolar AS. Sedangkan nilai impor sebesar 19,57 miliar dolar AS. Kendati demikian, nilai ekspor Indonesia turun 18,03 persen jika dibandingkan dengan Juli 2022.

"Kinerja ekspor Juli ini lebih didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas terutama barang dari besi dan baja sebesar 47,33 persen," jelas Amalia dalam konferensi pers daring, Selasa, 15 Agustus 2023.

plt bps amaliaPlt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti (Foto: voaindonesia.com/Twitter Badan Pusat Statistik @bps_statistics)

Adapun penurunan ekspor terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 234,3 juta dolar AS atau 6,93 persen. Sedangkan dari pangsa pasar, China menempati urutan pertama dengan nilai 4,93 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 2,03 miliar dolar AS dan India 1,82 miliar dolar AS. Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing 3,60 miliar dolar AS dan 1,27 miliar dolar AS.

Dari sisi provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Juli 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 21,13 miliar dolar AS (14,13 persen). Berikutnya adalah Kalimantan Timur dengan 17,12 miliar dolar AS (11,45 persen) dan Jawa Timur dengan 12,70 miliar dolar AS (8,49 persen).

"Peningkatan pangsa pasar ekspor secara bulanan maupun tahunan hanya terjadi dengan China," tambahnya.

Terkait impor, BPS mencatat impor Indonesia mencapai 19,57 miliar dolar AS, turun 8,32 persen dibandingkan pada Juli 2022. Impor Indonesia sebagian besar berasal dari nonmigas sebesar 16,44 miliar dolar AS. Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juli 2023 adalah China 35,53 miliar dolar AS (32,74 persen), Jepang 9,65 miliar dolar AS (8,89 persen), dan Thailand 6,16 miliar dolar AS (5,68 persen). Adapun impor nonmigas dari ASEAN sebesar 17,89 miliar dolar AS (16,49 persen) dan dari Uni Eropa 8,44 miliar dolar AS (7,77 persen).

Direktur CELIOS Bhima YudhistiraDirektur CELIOS, Bhima Yudhistira. (Foto: voaindonesia.com/Screenshot)

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan penurunan ekspor Indonesia dikarenakan mitra dagang utama sedang mengalami perlambatan ekonomi. Negara-negara mitra antara lain China, Amerika, Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.

Pertumbuhan ekspor Indonesia ditopang oleh kenaikan harga sejumlah komoditas seperti nikel dan minyak kelapa sawit. Namun, harga komoditas tersebut fluktuatif sehingga bisa menurun pada 2023.

"Kalau dilihat lebih detail, sebenarnya surplusnya semu karena impornya juga mengalami penurunan. Itu artinya, industri manufaktur dalam negeri juga sedang melambat," jelas Bhima kepada VOA, Selasa, 15 Agustus 2023.

Bhima menyarankan pemerintah mencari ekspor alternatif ketika ekspor dan impor mengalami penurunan. Semisal dengan meningkatkan pasar-pasar alternatif di luar mitra dagang tradisional. Indonesia, antara lain, bisa menjajaki Afrika Utara, Amerika Latin, dan Asia Selatan. Selain itu, pemerintah dapat memperkuat pasar domestik sehingga kelebihan ekspor bisa diserap pasar dalam negeri. (sm/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Produk BUM Desa Sulawesi Tenggara Berkualitas, Wamendes Paiman: Harus Berorientasi Ekspor
Wamendes PDTT Paiman Raharjo mengungkapkan, beragam produk lokal BUM Desa di Sulawesi Tenggara tak kalah bagus kualitasnya.
0
Nilai Ekspor Indonesia Turun Secara Tahunan
"Kinerja ekspor Juli ini lebih didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas terutama barang dari besi dan baja sebesar 47,33 persen," jelas Amalia