Nenek Meninggal di Pantai Karangwuni Kulon Progo

Nenek Seniyati, 65 tahun, ditemukan meninggal dunia dalam posisi mengambang di Pantai Karangwuni, Kulon Progo, Yogyakarta.
Proses evakuasi nenek Seniyati, 65 tahun, yang ditemukan meninggal dunia di Pantai Karangwuni, Kulon Progo, Yogyakarta, Kamis, 2 Juli 2020. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Seorang nenek ditemukan meninggal dunia dalam posisi mengambang di perairan Pantai Karangwuni, Kulon Progo, Yogyakarta, Kamis, 2 Juli 2020. Diduga, perempuan tua yang sudah pikun ini terseret arus laut. 

Belakangan diketahui nenek malang tersebut bernama Seniyati, 65 tahun, warga Kelurahan Karangwuni, Kapanewon Wates. Jenazahnya ditemukan pertama kali oleh pengunjung pantai, Riski Firmansyah, 30 tahun, dan Wahyuningsih, 28 tahun, sekitar pukul 06.30 WIB. 

Riski menuturkan ia dan keluarganya mengunjungi Pantai Karagwuni di Dusun III Pancas, Karangwuni. Rumahnya tak jauh dari pantai, sehingga bisa datang ke pantai untuk terapi pagi dan bermain, sekitar pukul 05.30 WIB. 

Kami sempat menyapa, namun tidak ditanggapi oleh korban. Tidak seperti biasanya.

Tak lama kemudian datang seorang nenek, tetangga desa, dari utara menuju ke arah pantai. "Kami sempat menyapa, namun tidak ditanggapi oleh korban. Tidak seperti biasanya," tutur dia.

Riski kemudian melanjutkan aktivitas bermain bersama keluarga. Beberapa waktu berselang, ia dikejutkan dengan sesosok tubuh manusia mengambang, terombang-ambing ombak laut. 

"Sekitar 30 menit kemudian kami mendapati korban sudah meninggal dunia dalam kondisi mengambang di perairan," ujar Risky. 

Sontak ia mengabarkan temuan itu ke penjaga pantai dan warga sekitar. Kabar penemuan jasad nenek Seniyati membuat warga berdatangan ke pantai. Mereka kemudian mengevakuasi dan membawah tubuh perempuan itu ke puskesmas. 

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kulonprogo, Aris Widiatmoko membenarkan kejadian tersebut. Aris menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan oleh tim medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Sehingga disimpulkan peristiwa tersebut murni kecelakaan laut.

"Itu murni kecelakaan laut karena korban menderita pikun atau linglung. Pasukan tim SAR kemudian kembali ke markas," ujar Aris.

Aris menambahkan masyarakat yang beraktivitas di kawasan pantai untuk diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Berdasarkan prediksi BMKG, gelombang tinggi masih terjadi di laut selatan hingga beberapa hari ke depan. 

Termasuk jika menemukan ubur-ubur di pantai, ia meminta agar tidak disentuh. "Mohon jangan mandi di laut, dan terlalu dekat dengan bibir pantai karena sewaktu-waktu ombak besar datang. Jangan bermain dengan hewan yg mirip seperti agar-agar yang muncul di tepi pantai karena itu adalah ubur ubur yang masih bisa menyengat," ucap dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
Bocah 11 Tahun Hanyut di Pantai Bugel Kulon Progo
Hanyut di Pantai Bugel Kulon Progo pada Sabtu, 29 Februari 2020, bocah 11 tahun belum ditemukan.
Yulius Tenggelam di Kedalaman 3 Meter Sungai Progo
Yulius yang tenggelam saat menjala ikan di Sungai Progo ditemukan meninggal di kedalaman tiga meter.
Remaja Kulon Progo Tewas Tenggelam di Sungai Progo
Remaja asal Kulon Progo usai mancing terpeleset dan tenggelam di Sungai Progo. Dia ditemukan sudah mengapung tidak bernyawa.