Negara Muslim Kecam India Terkait Pernyataan Hina Islam

Hal itu mengundang tuduhan penistaan agama di beberapa negara Arab yang telah membuat New Delhi berusaha keras mengatasi dampaknya yang merusak
Aksi protes Muslim India di Mumbai, India, Senin, 6 Juni 2022, dengan memegang plakat, menuntut penangkapan Nupur Sharma, juru bicara partai nasionalis Hindu yang berkuasa yang dianggap mengeluarkan pernyataan menghina Islam dan Nabi Muhammad. (Foto: voaindonesia.com/AP Photo/Rafiq Maqbool)

TAGAR.id, Jakarta – India menghadapi kemarahan diplomatik besar dari negara-negara Muslim setelah para pejabat tinggi di partai nasionalis Hindu yang berkuasa mengeluarkan pernyataan menghina Islam dan Nabi Muhammad. Hal itu mengundang tuduhan penistaan agama di beberapa negara Arab yang telah membuat New Delhi berusaha keras mengatasi dampaknya yang merusak.

Sedikitnya lima negara Arab telah mengajukan protes resmi terhadap India. Pakistan dan Afghanistan juga bereaksi keras pada hari Senin, 6 Juni 2022, terhadap pernyataan yang dilontarkan dua juru bicara terkemuka dari Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan PM Narendra Modi. Kemarahan tercurah di media sosial, dan seruan boikot terhadap barang-barang India telah muncul di beberapa negara Arab.

Pernyataan kontroversial itu menyusul meningkatnya kekerasan yang menarget warga minoritas Muslim di India yang dilancarkan nasionalis Hindu yang menjadi semakin berani karena sikap Modi yang kerap bungkam terhadap serangan-serangan semacam itu sejak ia pertama kali terpilih pada tahun 2014.

Selama bertahun-tahun, Muslim India kerap dijadikan sasaran atas berbagai hal, mulai dari makanan dan gaya berpakaian mereka, hingga pernikahan antaragama. Berbagai organisasi seperti Human Rights Watch dan Amnesty International telah memperingatkan bahwa serangan-serangan itu dapat meningkat.

Berbagai organisasi HAM juga menuduh partai berkuasa pimpinan Modi tidak peduli dan sering kali membiarkan ujaran kebencian terhadap Muslim, yang merupakan 14 persen dari 1,4 miliar warga India tetapi cukup banyaknya jumlahnya untuk membuat India menjadi negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia. Partai Modi membantah tuduhan-tuduhan itu, tetapi Muslim India menyatakan serangan-serangan terhadap mereka dan keyakinan mereka telah berlangsung tanpa henti.

Kemarahan semakin besar sejak pekan lalu setelah dua juru bicara partai, Nupur Sharma dan Naveen Jindal, mengeluarkan pernyataan spekulatif yang dianggap menghina Nabi Muhammad dan istrinya, Aisyah.

Partai Modi tidak mengambil tindakan terhadap mereka hingga hari Minggu, sewaktu kemarahan diplomatik serempak mendadak muncul, dimulai dengan Qatar dan Kuwait yang memanggil duta besar mereka di India sebagai protes. BJP menskors Sharma dan memecat Jindal dan mengeluarkan pernyataan yang jarang, yang menyebutkan partai “mengecam keras penghinaan terhadap tokoh agama manapun,” suatu langkah yang disambut baik Qatar dan Kuwait.

Setelah itu, Arab Saudi dan Iran juga mengajukan keluhan terhadap India. Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berbasis di Jeddah, menyatakan pernyataan itu muncul “dalam konteks mengintensifkan kebencian dan pelecehan terhadap Islam di India dan praktik sistematis terhadap Muslim.”

New Delhi belum berkomentar sejauh ini terkait protes yang dilancarkan negara-negara Muslim. Tetapi Kementerian India pada hari Senin menolak pernyataan OKI sebagai “tidak beralasan” dan “picik.”

Pada hari Minggu, 5 Juni 2022, Kedutaan Besar India di Qatar merilis pernyataan yang mengemukakan pandangan yang dikeluarkan mengenai Nabi Muhammad dan Islam bukanlah pandangan pemerintah India tetapi oleh “unsur-unsur pinggiran.” Kedua pernyataan itu mengatakan bahwa tindakan tegas telah diambil terhadap mereka yang membuat pernyataan menghina itu. (uh/lt)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kelompok-kelompok Minoritas Agama di India Kian Tertekan
Kelompok-kelompok minoritas agama di India semakin tertekan, pemerintah menolak pendanaan asing bagi badan-badan amal non-Hindu
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.