Yogyakarta - Banyak mahasiswa dari berbagai pelosok daerah di Indonesia yang tertahan di Yogyakarta. Mereka tidak bisa pulang ke daerahnya karena ada kebijakan pembatasan transportasi akibat pandemi Covid-19. Tidak jarang mereka juga tidak sedikit yang terhambat kiriman uang bulanan dari keluarga.
Jumlah mahasiswa yang tertahan di Yogyakarta, masing-masing kampus berbeda jumlahnya. Salah satunya di Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo), tercatat ada 725 dari total 3.000-an mahasiswa. Mereka mendapat bantuan untuk meringankan beban dari pihak universitas.
Plt Wakil Rektor Bidang Non Akademik Unriyo, DR A Setiyanto DEA mengatakan, sekitar 25 persen dari total mahasiswa masi tertahan di Yogyakarta. Sebagian sudah tidak mendapat kiriman uang dari orangtua karena mengalami kesusahan ekonomi akibat pandemi Corona.
"Mahasiswa kami yang masih di Yogyakarta diberi bantuan. Ini bentuk tanggung jawab pihak kampus di tengah wabah Corona," katanya di sela pembagian sembako di kampus setempat, Senin, 11 Mei 2020.
Dia mengatakan, pihak kampus tidak sepenuhnya bisa menanggung beban hidup mahasiswa dari luar daerah yang masih tertahan di Yogyakarta. "Namun kami berkomitmen mendampingi mahasiswa untuk bersama-sama melewati masa-masa sulit seperti sekarang ini," ungkapnya.
Kuliah Online dan Relawan Kemanusiaan
Di tempat yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unriyo, DR Fransisca Lanni MS mengatakan, proses pembelajaran berbasis daring tetap dilaksanakan. Melalui berbagai aplikasi kami tetap memberikan perkuliahan kepada para mahasiswa, bahkan dapat dijangkau mereka yang berada di luar daerah,” jelasnya.
Mahasiswa kami yang masih di Yogyakarta diberi bantuan. Ini bentuk tanggung jawab pihak kampus di tengah wabah Corona.
Dia mengatakan, model perkuliahan jarak jauh berbasis online yang diterapkan selama ini mengalami kendala, khususnya tentang jaringan internet. "Terutama di daerah luar Jawa ya, kalau di Jawa sudah tidak ada masalah," ungkapnya.
Lebih lanjut Lanni mengungkapkan, Unriyo mengirimkan puluhan mahasiswa menjadi relawan dalam memerangi pandemi Covid-19. Mereka ditempatkan di Wisma Atlet Jakarta untuk membantu para tenaga medis rumah sakit darurat penanganan pasien Covid-19.
Lanni mengatakan, mereka yang dikirim merupakan mahasiswa tingkat akhir dari bidang keperawatan. Mereka akan bertugas sampai beberapa minggu ke depan sebagai pengganti skripsi. "Kebijakan kami, mereka yang menjadi relawan dibebaskan dari tugas akhir untuk menggantikan skripsi," kata dia.
Namun ada beberapa syarat sebagai pengganti skripsi tersebut. Syarat tersebut antara lain memiliki dokumen, sertifikat, tugas dan lain-lain. "Mereka juga tetap harus membuat laporan tentang apa yang dilakukan," ungkapnya. []
Baca Juga: