Untuk Indonesia

Mutilasi Jurnalis Dampak IM Versus Wahabi

Rezim Wahabi Saudi Arabia dan kolompok Ikhwanul Muslimin (IM) berkelahi, Jamal Khashoggi dimutilasi - Ulasan Eko Kuntadhi
Jamal Khashoggi. (Foto: Instagram/Jamal Khashoggi)

Oleh: Eko Kuntadhi*

Rezim Wahabi Saudi Arabia dan kolompok Ikhwanul Muslimin (IM) berkelahi, Jamal Khashoggi dimutilasi.

Wartawan asal Saudi yang menetap di Turki ini, dikenal sebagai pendukung Ikhwanul Muslimin yang aktif. Gerakan IM di Saudi diharamkan. Saudi mencap IM sebagai bagian dari terorisme.

Sementara Turki, partai AKP yang dikuasai Erdogan merupakan anak kandung IM. Sama seperti PKS di Indonesia.

Di Timur Tengah IM memang memainkan banyak permainan berdarah. Mereka mendukung para teroris di Suriah untuk mempreteli kekuasaan Bashar Assad. Dukungan Turki pada kelompok pemberontak militer ini mengorbankan banyak darah rakyat Suriah. Negeri yang tadinya aman dan makmur, dibuat porak-poranda dengan isu agama.

Baca juga: Siapa Jamal Khashoggi?

Sebetulnya Saudi juga punya gaya permainan yang sama. Negara Wahabi ini juga membantu kaum teroris barbar di Suriah. Sejalan dengan kepentingan AS menekan sekutu Iran tersebut. Tapi di dalam negeri Saudi, IM dianggap membahayakan kekuasaan kerajaan. Makanya mereka diharamkan.

Nah, Jamal Khashoggi dikenal sebagai wartawan yang getol membela kepentingan IM. Kedekatannya dengan tokoh-tokoh AKP membuat Jamal dianggap bagian dari kepentingan IM di Timur Tengah. Apalagi tulisan-tulisannya juga bisa dianggap suara Barat yang dinyanyikan oleh penyanyi Arab.

Konflik semakin terjadi karena keduanya mau menunjukkan pada tuannya, AS dan Israel, siapa yang paling berpengaruh di Suriah. Saudi tetap mau memegang peranan. Di sisi lain, ada Turki juga yang merasa paling banyak mendukung penjatuhan Asaad. Jadi Saudi yang Wahabi dan Turki yang Ikhwanul Muslimin ini berebut menjilat AS dan Barat untuk diakui.

Jamal warga negara Saudi, tapi berpihak ke IM. Dia dianggap sebagai batu sandungan oleh kerajaan. Ketika dia hendak mengurus soal administrasi kependudukan - dia akan menikah dengan tunangannya orang Turki - di kedutaan Saudi di Ankara, Jamal gak pulang-pulang lagi.

Berita menyebutkan Jamal dibunuh di dalam kedutaan, dimutilasi, tubuhnya dimasukkan ke dalam kardus. Lalu dibawa pulang dengan pesawat pribadi ke Saudi.

Orang yang dicurigai menjadi eksekutor pemutilasian Jamal, baru kemarin dikabarkan meninggal dalam kecelakaan mobil di Saudi.

AS agak marah dengan perilaku biadab kaum Wahabi ini. Sementara Turki ikut ngompori agar AS melepaskan diri dari rezim Al-Saud. Kemarahan AS ini bisa berakibat fatal pada masa depan kerajaan Saudi. Sebab sesungguhnya di dalam istana sendiri para pangeran saling bertarung untuk memperebutkan kursi kekuasaan. Tanpa adanya back-up AS, kekuasaan rezim Saudi mungkin tinggal menghitung hari saja.

Kondisi Saudi yang rentan ini dilihat Erdogan sebagai peluang Turki untuk memainkan peran menggantikan Saudi sebagai kepanjangan tangan AS di Timur Tengah.

Ya, namanya juga Wahabi dan kelompok cingkrang Ikhwanul muslimin. Kalau soal pengabdian pada AS dan Israel, mereka memang jagonya. Mereka rela melakukan apa saja yang bisa menyenangkan hati tuannya, Amerika Serikat.

Tapi di antara mereka saling gigit dan saling cakar. Berebut pengakuan dari majikannya. Pembunuhan Jamal Khashoggi ini adalah bagian dari konflik seperti itu.

Kepada siapakah AS akan berpihak? Sepertinya kita perlu menunggu waktu. Kalau dilihat beragam konflik di internal kerajaan Saudi ini, sepertinya masa depan monarki Al Saud gak akan lama bertahan. Tapi bukan berarti mereka lebih suka dengan IM.

Di Indonesia, partai titisan Ikhwanul Muslimin juga lagi saling cakar di antara mereka sendiri.

Mereka yang hobinya berkelahi dan cari ribut, memang gak betah kalau tidak membuat keributan. []

*Eko Kuntadhi Pegiat Media Sosial

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.