Jakarta, (Tagar 9/6/2018) - Mudik sejatinya adalah kebiasaan yang melelahkan, namun karena beragam dimensi, maka hal itu menjadi rutinitas yang harus dilakukan sebagian warga untuk bertemu keluarga, kerabat atau orang tua di kampung halaman.
Dalam kondisi meningkatnya hasrat untuk mudik, maka mobilitas orang dalam waktu yang hampir bersamaan, mau tidak mau harus menjadi perhatian serius pemerintah beserta jajarannya untuk menanganinya. Salah satunya adalah kebutuhan sarana transportasi dan infrastruktur jalan yang memadai.
Fase puncak arus mudik menjelang Idul Fitri 1439 Hijriyah mulai terasa meningkat cukup signifikan di berbagai daerah di Indonesia pada Jumat (8/6). Diperkirakan hingga Kamis pekan depan, arus lalu lintas umum akan sangat padat.
Begitu juga antrean di pelabuhan, terminal dan bandara juga padat. Semua itu membutuhkan stamina angkutan umum dan kendaraan pribadi yang memadai dan 'sehat'.
Kendaraan Umum
Kejadian yang sangat memprihatinkan menimpa bus Damri tujuan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang membawa 26 penumpang. Bus ini terbakar di Rest Area KM 166 jalur A tol Cikopo-Palimanan (Cipali), namun kejadian itu dipastikan tidak menimbulkan korban jiwa.
Menurut Kasatlantas Polres Majalengka AKP Isnadi Anang di Majalengka, Jumat (8/6) bus Damri angkutan arus mudik Lebaran 2018 bernomor polisi B 7383 GD itu dikemudikan oleh Hendi Adriana (38). Bus berangkat dari Terminal Kebayoran menuju Kuningan membawa penumpang sebanyak 26 orang.
Dari keterangan sopir, awalnya pada saat memasuki Km 159 tiba-tiba tercium udara asap kebakaran. Setelah mencium bau tersebut sopir tetap melaju dan langsung masuk ke Rest Area KM 166.
Namun sekitar pukul 20.00 WIB, terlihat percikan api di atas ban belakang sebelah kiri. Kemudian seluruh penumpang bus Damri segera turun untuk mengamankan diri berikut barangnya dibantu anggota yang berada di rest area KM 166 serta dibantu petugas keamanan.
Akibat kebakaran itu, satu unit bus Damri hangus terbakar. Selain itu juga ada satu buah tas berisi baju dan satu set dron yang terbakar. Selanjutnya untuk bus Damri dan pengemudi diamankan Satlantas Polres Majalengka.
Sedangkan bus jurusan Bondowoso-Surabaya/Malang mengalami kecelakaan tunggal dan terjun ke jurang sedalam sekitar enam meter di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, akibat rem tidak berfungsi dengan baik.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pengakuan pengemudi bus Slamet (40) warga Probolinggo, karena rem bus tidak berfungsi saat di jalan menikung dan menurun, kata Kanit Kecelakaan Lalu Lintas Satlantas Polres Situbondo, Teguh Santoso di lokasi kejadian Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo, Jumat (8/6).
Kecelakaan tunggal bus penumpang 'Kemenangan' dengan nomor polisi L 7906 UW di jalan raya perbatasan Bondowoso-Situbondo itu terjadi, lanjut dia, terjadi pada Jumat (8/6) sekitar pukul 11.00 WIB saat mengangkut sebanyak lima penumpang serta tiga kru bus.
Saat di lokasi kejadian pengemudi bus tak bisa mengendalikan kendaraan akibat rem tidak berfungsi di jalan menurun dan menikung hingga menghantam pagar pembatas jalan dan terguling terjun ke jurang sekitar enam meter dan tersangkut pohon jati.
Akibat kecelakaan bus penumpang angkutan Lebaran 2018 itu, tiga penumpang mengalami luka berat mulai patah tulang di kaki hingga luka robek. Sedangkan dua penumpang lainnya luka ringan berikut tiga kru bus (sopir, kernet dan kondektur).
Kejadian itu tentu saja menambah was-was masyarakat untuk mudik menggunakan kendaraan umum di masa mendatang. Bukan tidak mungkin minat masyarakat untuk mudik dengan moda transportasi lain menjadi pilihan.
Mudik Gratis
Selain moda transportasi yang lain, kini masyarakat juga semakin berpeluang mengikuti program mudik gratis yang disediakan instansi pemerintah, BUMN dan perusahaan swasta. namun akibatnya, perusahaan otobus (PO) semakin dirugikan.
Pengusaha PO di Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku mengalami penurunan jumlah penumpang mudik setiap tahunnya akibat antusiasme masyarakat terhadap program mudik gratis yang marak digelar oleh sejumlah instansi. Bahkan penurunan jumlah penumpang bisa sampai 50-70 persen setiap tahunnya.
Menurut Operator Perusahaan Otobus Sinar Jaya, Munjafar di Terminal Induk Kota Bekasi, Jumat (8/6) malam, hingga malam ini arus mudik di Terminal Induk Kota Bekasi Jalan Cut Meutia, Bekasi Timur, belum dirasakannya, meskipun sejumlah rute ke berbagai daerah di Jawa Tengah telah difasilitasi.
Munjafar mengatakan, faktor lain penurunan jumlah penumpang tahun ini juga dipicu oleh kebijakan pemerintah dalam mengoperasionalkan armada bus tambahan selama musim mudik.
Karena itu maksimal kursi yang terisi 20 dari total 54 yang tersedia. Tidak sampai setengahnya dan mereka tidak 'ngompreng' di jalan sehingga jumlah penumpang tetap sampai di tujuan.
Salah satu peserta mudik gratis, Harianto (47) mengatakan agenda mudik gratis tersebut efektif memangkas biaya perjalanan yang bisa dihemat untuk keperluan di kampung halaman.
Biaya yang biasa dikeluarkannya untuk mudik ke Solo (Jawa Tengah) mencapai Rp450.000 untuk perjalanan pergi, namun dengan menggunakan mudik gratis, hanya mengeluarkan biaya Rp40.000. Itupun hanya untuk ongkos menuju titik pemberangkatan dan membeli bekal makan serta minum.
Sepeda Motor
Selain mudik gratis, mudik dengan sepeda motor juga masih menjadi kebiasaan sebagian warga. hal itu sebagai bentuk penghematan juga sebagai upaya mempermudah mobilitas saat berada di kampung halaman yang membutuhkan kendaraan.
Adanya kebiasaan mudik dengan sepeda motor juga menggerus pangsa pasar pemudik yang menggunakan bus umum. Rombongan pesepeda motor dari arah Jakarta dan sekitarnya mulai banyak melintasi jalur Puncak-Cianju ke arah timur menuju berbagai kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Mereka dengan membawa barang di jok, melintas sejak dini hari hingga menjelang malam, kata anggota Satlantas Polres Cianjur Erwin.
Peningkatan volume kendaraan pemudik diperkirakan akan terus bertambah hingga H-2 Lebaran. Sebagian besar pemudik masih menggunakan kendaraan roda dua dengan jumlah per menit mencapai 100 sepeda motor dengan tujuan Bandung dan lain-lain.
Puluhan pemudik, ada yang beristirahat di sejumlah tempat yang disediakan Polres Cianjur dan teras masjid di sepanjang jalur Puncak-Cianjur.
Choiri, pemudik asal Jakarta dengan tujuan Pekalongan, Jawa Tengah, mengatakan setiap tahun selalu mudik bersama dengan teman satu daerah dan memilih jalur Puncak-Cianjur.
Mengenai keamanan, pemudik tidak perlu khawatir karena Kepolisian telah menyiapkan pos pengamanan di berbagai lokasi yang diperkirakan ramai lalulintas pemudik. Polri menyiapkan sebanyak 3.097 pos pengamanan di seluruh Indonesia selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2018, kata Kepala Bagian Penerangan Satuan (Kabagpensat) Polri Kombes Pol Yusri Yunus.
Yunus Yusri mengatakan jumlah personel gabungan yang dikerahkan selama Operasi Ketupat tahun ini yakni sebanyak 177 ribu orang. Mereka akan menempati ribuan pos pengamanan tersebut selama bertugas.
Selain didirikan di jalan-jalan arteri, pos-pos pengamanan tersebut juga didirikan di berbagai tempat publik dan fasilitas umum. Pengamanan dikerahkan di sejumlah titik seperti di 876 terminal, 418 stasiun kereta api, 650 pelabuhan, 207 bandara, 3.002 pusat perbelanjaan, 2.697 obyek wisata dan 204.713 mesjid.
Operasi Ketupat 2018 berlangsung selama 18 hari sejak 7 Juni-24 Juni 2018. Ada sebanyak 177 ribu personel gabungan TNI-Polri, Satpol PP, pemadam kebakaran dan jajaran dari instansi terkait yang disiagakan dalam operasi tersebut.
Beragam cara dilakukan para pemudik untuk bisa ke kampung halaman, termasuk menggunakan sepeda.
Pola Makan
Setelah faktor keamanan dan stamina kendaraan terpenuhi standar, kini menjadi tantangan bagi pemudik untuk menjaga stamina fisik dan kesiapan psikis.
Guru besar IPB dari Departemen Gizi Masyarakat Prof Ahmad Sulaeman membagikan tips bagi para pemudik agar tetap fit selama di perjalanan, yakni memperhatikan dan menjaga pola makan yang cukup.
Ia mengatakan, orang yang sedang dalam perjalanan mudik sangat rentan terhadap penyakit. Hal itu karena sistem imunnya terganggu akibat kurang tidur, capek dan suasana puasa, segala macam.
Orang yang mudik akan mudah terserang sakit, seperti masuk angin. Karena itu menjaga makan dimulai dari keberangkatan.
Makanlah makanan yang benar-benar terjamin keamanannya dan ketika di jalan jangan sembarang makan. Selama mudik, terapkanlah prinsip peeled, boiled, dan forget it.
Maksudnya adalah kalau ada makanan, harus dikupas (peeled) terlebih dahulu, seperti buah-buahan apel atau anggur tetap harus dikupas sebelum dimakan. Atau boiled yakni makanan yang direbus atau yang benar-benar panas.
Tidak dianjurkan makan makanan seperti karedok. Apa pun makanannya harus dalam keadaan panas guna memastikan bakteri yang mungkin terkandung di dalamnya sudah benar-benar mati.
Atau kalau tidak yakin dan tidak menemukan makanan itu baik, karena tidak mudah menemukan selama mudik, maka lupakan (forget it) dengan membawa bekal dari rumah.
Kalaupun terpaksa memakannya, bakteri yang tak sengaja masuk mungkin tidak masalah selama sistem imunitasnya bagus. Tetapi orang yang dalam perjalanan mudik memiliki sistem imun kurang bagus, jika ada bakteri yang masuk dalam jumlah sedikit juga dapat menyebabkan sakit.
Bagi pemudik yang sedang berpuasa, menjaga pola makan pada saat berbuka. Hendaknya berhati-hati ketika buka, tidak lantas makan apa saja karena sudah terasa lapar.
Tetapi harus tetap memperhatikan kondisi maka yang hendak dimakan dengan memeriksa tampilannya dan mencium aromanya. Bisa jadi makanan yang dimasak terlalu pagi, sudah menurun kualitasnya di saat buka puasa.
Pilih restoran atau tempat makan yang layak dan jangan sembarangan makan yang ditawari.
"Tetap diterima, tanpa berprasangka buruk kepada yang memberi, tetapi tetapi diperiksa dulu sebelum dimakan," katanya.
Agar terhindar dari serangan masuk angin, sebaiknya pemudik membalur terlebih dahulu perutnya dengan minyak kayu putih atau sejenisnya sebelum berangkat. Pemudik sangat mudah masuk angin, karena tidak semua kendaraan memiliki pendingin udara.
Tidak semua pendingin udara berkerja dengan baik sehingga angin bisa masuk dari mana saja yang dapat menyebabkan pemudik mudah masuk angin.
Selama di perjalanan juga penting untuk memperhatikan posisi duduk baik sopir dan penumpang. Posisi duduk yang tidak benar atau jalan yang tidak rata dapat membuat mual dan bikin sakit.
Pemudik dianjurkan berangkat malam hari karena dapat memperhatikan asupan makanan dan minum yang cukup. Kalaupun terpaksa berangkat pagi, sahur harus cukup.
Minum harus cukup, tidak boleh kurang dan jangan minum kopi atau teh, karena menyebabkan ingin buang air kecil terus, katanya.
Untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit, pemudik dianjurkan minum susu atau multivitamin. Hindari minum suplemen, isotonic yang kandungan atau mengandung komponen tertentu.
Pemudik mobil pribadi dengan jarak jauh seperti Jawa dan Sumatera, diingatkan untuk memperhatikan jam istirahat. Setiap kilometer tertentu, jika terasa lelah pilih untuk istirahat baik di rest area atau di tengah perjalanan. Sopir maupun penumpang harus istirahat yang baik.
Jam Rawan
Tips itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama di perjalanan maupun saat sudah berada di tempat tujuan. Yang jelas tips itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan pada arus mudik.
Terkait kecelakaan lalu lintas selama arus mudik, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan jam-jam rawan terjadi kecelakaan di jalur mudik terjadi pada pagi dan sore hari.
Berdasarkan data lima tahun terakhir, kejadian kecelakaan terbesar pada sepeda motor. Biasanya terjadi pagi pukul 09.00 sampai pukul 12.00 dan pukul 17.00 hingga pukul 18.00.
Kecelakaan sepeda motor pada pagi hari umumnya merupakan kecelakaan tunggal. Kecelakaan ini terjadi karena pengemudi sepeda motor yang kelelahan karena berangkat mudik selepas subuh.
Beberapa daerah yang rawan terjadi kecelakaan di Banyuwangi dan Probolinggo ketika para pemudik dari Bali tiba di daerah tersebut sekitar pukul 9.00 hingga 12.00.
Selain itu wilayah lain yang rawan kecelakaan di Tuban, Bojonegoro, Purworejo, sampai ke Magelang. Sementara wilayah yang kerap jadi jalur mudik di Sulawesi Selatan, yaitu di Pangkep arah ke Makassar.
Sedangkan kecelakaan yang biasa terjadi di sore hari merupakan mobilitas masyarakat lokal di area jalur mudik yang tidak berhati-hati dan tidak memperhatikan lalu lintas yang padat.
Menurut data, di jalan tol justru relatif lebih sedikit kasus kecelakaan. Jalan tol relatif lebih terkendali untuk kasus kecelakaan.
Kementerian Kesehatan menyiapkan 3.910 fasilitas kesehatan yang siap sedia melayani penanganan kesehatan di sepanjang jalur mudik Lebaran 2018.
Total jumlah fasilitas kesehatan tersebut terdiri dari 923 Pos Kesehatan, 2.231 Puskesmas, 375 rumah sakit, 207 Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan 174 Public Service Center (PSC) 119. (yon/ant/af)