Momen Pra Pleno Mengingat Kembali Nilai dan Identitas GMKI

Kegiatan pra-pleno Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang diisi oleh beberapa tokoh pergerakan.
Kegiatan pra-pleno Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). (Foto: GMKI)

Jakarta - Ada momen berharga dalam kegiatan pra-pleno Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang diisi oleh beberapa tokoh pergerakan, diantaranya Frans Allorerung, Robert Sitorus, dan Febry Calvin Tetelepta.

Pertemuan via zoom kali ini membahas topik tentang "Nilai dan Identitas GMKI".

GMKI harus terus memperbaharui hubungannya dengan Tuhan, begitupun dengan gereja, masyarakat, bangsa, dan negara

Frans Allorerung mendasarkan pada sejarah perjalanan GMKI. Mulai dari eksistensi CSV of Java dan PMKI, yang kemudian melebur dalam pembentukan GMKI pada 9 Februari 1950.

Dalam perjalananannya memuat berbagai nilai, kisah, serta gejolak revolusi kemerdekaan Indonesia.

Ketua Umum PP GMKI Masa Bakti 1980-1982 ini memotret berbagai peristiwa penting yang mempengaruhi GMKI pada masa kepemimpinannya.

Berbagai gejolak kebangsaan pada rezim Soeharto secara signifikan mempengaruhi kondisi internal GMKI. Mulai dari jumlah bidang hingga penamaan struktur fungsionalnya.

"GMKI adalah Complementary University. Memperlengkapi kebutuhan kader yang tidak ada di dalam kampus. Oleh karena itu, sistem pendidikan kader GMKI harus memiliki kepekaan untuk itu. Adaptif dan kontekstual sesuai perkembangan zaman," kata Frans melalui keterangan yang diterima Tagar, Minggu, 17 Januari 2021.

Selanjutnya, Ketua Umum PP GMKI Masa Bakti 1986-1988 Robert Sitorus mengatakan GMKI dalam keberadaannya akan selalu berada pada proses pengaruh-mempengaruhi dalam kerangka menjadi Indonesia.

"Oikoumenisme dan nasionalisme adalah spirit gerakan yang saling berkelindan membentuk identitas ke-gmki-an," katanya.

"Pada prinsipnya, GMKI memiliki kesadaran pokok terhadap panggilan Tuhannya dan panggilan lingkungan medan pelayanannya. Oleh karena itu, GMKI harus terus memperbaharui hubungannya dengan Tuhan, begitupun dengan gereja, masyarakat, bangsa, dan negara", tambah Robert.

Ketua Umum Pengurus Nasional Perkumpulan Senior (PNPS) GMKI, Febry Calvin Tetelepta mengatakan bahwa organisasi ini harus memperlihatkan nilai yang rill dalam menjalankan kesaksian dan pelayanan.

"GMKI harus menampakkan nilainya dalam menjalankan tugas-tugas kesaksian dan pelayanannya. Keberadaan tri-matra GMKI, yaitu gereja, perguruan tinggi, dan masyarakat pada gilirannya telah menempatkan GMKI pada posisi strategis," ucapnya.

"Kata Mahasiswa, Kristen, dan Indonesia yang tersemat pada GMKI menggambarkan identitas sekaligus menyimpan kekuatan besar bila digerakkan secara aktif oleh kader-kadernya. Sejalan dengan itu, kader GMKI harus sadar ilmu pengetahuan dan teknologi, kreatif, beretika, mantap komitmen kebangsaannya, dan tidak meninggalkan keyakinan imannya," ucap Febry.

Kemudian, Ketua Umum PP GMKI, Jefri Gultom turut memperkuat bangunan historisitas GMKI. Dalam diskusi itu dia menjelaskan sejarah panjang masuknya nasionalisme dan oikoumenisme di Indonesia.

Menurutnya, embrio terbentuknya GMKI berasal dari pengaruh global, seperti revolusi Prancis (1789), kemenangan Jepang atas Rusia (1905), Gerakan non-violence Mahatma Gandhi di India (1906), dan berbagai gejolak revolusi di negara lain, di mana kebangkitan nasionalisme termasuk oikoumenisme menyeruak masuk di Indonesia.

Lebih lanjut, kata dia, terlepas dari faktor historis itu, tidak bisa dipungkiri bahwa era digital seakan memfasilitasi hampir seluruh kebutuhan manusia.

Kemajuan perangkat kerja digital yang tampak pada Artificial Intelegence (AI), Internet of Things (IoT), dan algoritma memberikan pertanda serius bagi setiap organisasi untuk menyelaraskan dirinya.

"Kami berupaya mengakselerasi seluruh proses pendidikan kader GMKI agar relevan sesuai konteksnya," kata Jefri.

"Telah terbukti kemampuan kader GMKI untuk membaca tanda-tanda zaman. Meramalkan dan mendesain masa depannya. Forecasting the probable future and designing the probable futuru. Itulah kemampuan mendasar yang yang dimiliki GMKI sebagai organisasi pengkaderan," ucap dia.

"Dengan kekuatan networking yang ada, kita tetap optimis menjadi katalisator perubahan dalam melakukan lompatan-lompatan canggih ke depannya dan itu semua hanya dapat dilakukan dengan kolaborasi," kata Jefri menambahkan.[]

Berita terkait
Akselerasi GMKI di Era Networking Society
Merefleksikan gagasan sederhana bagi masa depan GMKI sebagai komunitas intelektual generasi muda Kristen.
PP GMKI Apresiasi Keberanian Pemerintah Bubarkan Ormas FPI
Ketum PP GMKI, Jefri Gultom mengapresiasi langkah tegas dan berani pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri dalam membubarkan FPI.
GMKI Tegaskan Papua Bagian Integral NKRI
Ketua Umum PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) terpilih, Jefry Gultom tegaskan Papua sebagai bagian integral NKRI.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.