Mobil Listrik Indonesia Siap Diproduksi, Kementerian Perindustrian Belum Keluarkan Izin

Sejumlah kampus bersama beberapa perusahaan otomotif siap memproduksi mobil listrik. Namun, kementerian Perindustrian belum mengeluarkan izin
Selo salah satu mobil listrik buatan Indonesia. (Foto:Ist)

Jakarta, (Tagar 3/10/2017) – Sejumlah kampus bekerjasama dengan beberapa perusahaan otomotif nasional sudah siap memproduksi mobil listrik buatan Indonesia. Namun, sayang,  pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian belum mengeluarkan izin. Berbagai merek otomotif ternama di dunia saat ini, berlomba untuk menciptakan kendaraan energi listrik yang bebas polusi. Sejumlah Perguruan tinggi di Indonesia juga mulai tertarik untuk menciptakan mobil listrik, salah satunya ialah Politeknik Elektronika Surabaya (PENS).

Politeknik Elektronika Surabaya (PENS), melakukan riset sejak tahun 2004 untuk menciptakan mobil listrik. Akhirnya riset itu menghasilkan mobil listrik bernama Smart Vi “Move On”. Saat ini, mobil itu sudah mengalami perkembangan hingga generasi ke 6. Namun dari berbagai pengembangan, saat ini mobil listrik di Indonesia belum mengantongi izin diproduksi secara massal untuk kepentingan alat transportasi.

Dosen sekaligus grup peneliti Green Energy Transportasion and Application (GET-A) Era Purwanto, menyayangkan belum diberikannya surat izin produksi sehingga produksi mobil Smart Vi belum dapat dilakukan secara luas. Padahal, desain mobil listrik akan diserahkan secara gratis, lantaran riset terhadap mobil tersebut didanai negara.

Menurutnya, sebenarnya, Indonesia sudah siap memproduksi mobil listrik. Selain itu, dari segi teknologi juga tidak kalah saing dengan negara lain. Hanya saja terdapat kendala, terkait izin dari Departemen Perindustrian yang belum kunjung keluar. “Jadi sebelum mobil listrik ramai dibicarakan, kami sudah melakukan riset. Tujuannya hanya pengembangan teknologi. Sejak tahun 2012/2013,  izinnya belum keluar,” imbuh Era.

Era menerangkan, proses pengerjaan mobil listrik dilakukan sendiri bersama lima rekan dosen dan 20 mahasiswa. Smart Vi mempunyai dimensi yang mungil dan mengadopsi konsep mobil perkotaan atau city car dan kursi yang disematkan berkapasitas empat penumpang.

Selain itu, mobil listrik ini menggunakan 1 motor induksi 3 phasa untuk menggerakkan mobil sebagai pengganti motor DC yang banyak dipakai saat ini. Kemudian kontrol mobil dapat diprogram dengan beberapa variabel algoritma, contohnya FOC ( Field Orientasi Control), DTC ( Direct Torque Control), Space Vector Control dan lain sebagainya.

“Menggunakan bahan bakar yang dapat disimpan di dalam beberapa baterai, Smart Vi mampu melaju dan menjadi alternatif sarana transportasi perkotaan yang lebih ramah lingkungan,” jelasnya.

Hingga kini, Era bersama timnya tengah mengembangkan proses autocharging. Autocharging merupakan proses pemasukan energi ulang seperti power supply switching dengan frekuensi tinggi. Bahkan juga dapat diatur masing-masing, tergantung sumber input charging. Dengan begitu, saat posisi charging bisa memakai listrik PLN atau bisa juga menggunakan panel tata surya. (ard)

Berita terkait
0
Serahkan Alat Dukung Penyandang Disabilitas, Mensos Minta Tingkatkan Kepedulian Terhadap Sesama
Menteri Sosial (Mesos) Tri Rismaharini memuji konsistensi jemaat dan pimpinan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).