Militer Myanmar Bom Persembunyian Aktivis, Etnis dan Sipil

Aktivis, politisi dan penduduk desa di daerah-daerah warga etnis telah bersembunyi namun mereka tetap dibom oleh militer
Para pengungsi Karen yang menghindari serangan udara militer Myanmar (Foto: Dok/voaindonesia.com – VOA/Burmese Service).

Jakarta - Ratusan warga sipil di Myanmar termasuk para aktivis, anggota mantan pemimpin de facto Liga Demokrasi Nasional (NLD), Aung San Suu Kyi, dan penduduk desa di daerah-daerah warga etnis telah bersembunyi namun mereka tetap dibom oleh militer.

Sebagian dari mereka mengungsi ke negara bagian Kayin, di seberang Thailand. Ini adalah wilayah yang dikuasai oleh Persatuan Nasional Karen, sebuah organisasi etnis bersenjata yang tidak asing dengan konflik. Kelompok itu memperjuangkan otonomi yang lebih besar di Myanmar selama lebih dari tujuh dasawarsa.

Di Mae Sot, tanda-tanda peningkatan keamanan dapat dilihat di sepanjang perbatasan, ketika konflik meningkat di seberang sungai di negara bagian Kayin, Myanmar.

etnis myanmarMyanmar adalah negeri multietnis yang didominasi suku Bamar. Mereka mendiami wilayah sentral, di basin Sungai Irrawady. Sementara etnis minoritas kebanyakan bermukim di wilayah perbatasan terluar (Foto: dw.com/id)

Ribuan warga sipil bersembunyi karena pasukan pemerintah terus melakukan tindakan brutal terhadap penduduk sipil, termasuk serangan-serangan udara tanpa pandang bulu.

Bagi sebagian migran, seperti mantan tentara Karen yang istrinya bekerja dan terdampar di Yangon dengan dua anaknya, setiap hari mendapat berita menyedihkan dari tanah airnya. “Keluarga saya dalam bahaya. Di luar gedung apartemen kami, otoritas Birma (Myanmar) mengawasi kami dan menggunakan ketapel untuk menghancurkan jendela gedung. Mereka menangkap orang karena pihak berwenang Birma tidak ingin mereka melawan," ungkapnya.

Beberapa orang yang diasingkan seperti Myat Thu, mantan anggota Front Demokratik Mahasiswa Seluruh Birma, meninggalkan negara itu pasca pemberontakan tahun 1988, ketika militer menumpas demonstrasi anti-pemerintah yang menewaskan ratusan pengunjuk rasa.

Sudah 30 tahun sejak Myat Thu berjuang dengan tentara etnis di negara bagian Kayin, tetapi mantan aktivis itu masih memberi nasihat sukarela kepada semua orang yang menghadapi penyiksaan oleh para pemimpin kudeta. “Saya anjurkan bagi mereka yang berada dalam bahaya, untuk menghubungi kelompok etnis bersenjata terdekat, yang menurut saya sangat aman untuk bersembunyi sekarang ini," ujarnya.

myanmar berdarah"Myanmar berdarah" - sebuah poster di Yangon, 2 April 2021 (Foto: dw.com/id)

Terlepas dari kecaman internasional, pasukan Myanmar terus melakukan serangan brutal terhadap warga sipil tidak bersenjata, seiring meningkatnya jumlah korban yang tewas.

Itulah sebabnya Persatuan Nasional Karen bersiap memberi perlindungan bagi warga Myanmar dari semua etnis yang melarikan diri.

“Kami sudah menyiapkan lahan untuk menampung orang-orang yang melarikan diri ke tempat yang aman di daerah Karen [Kayin] kami. Lebih dari 162 hektar untuk orang-orang buangan dari Myanmar," ujar seorang tokoh Karen.

Sewaktu tentara Myanmar terus melakukan tindakan keras terhadap warga sipil, jumlah mereka yang melarikan diri ke perbatasan diperkirakan meningkat (ps/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kematian Lebih 40 Anak-anak Sudutkan Junta Militer Myanmar
Tatmadaw dihujani kecaman menyusul kematian lebih dari 40 anak-anak dan “penghilangan paksa” terhadap ratusan demonstran di Mynamar
Gambar Simbol Perlawanan di Telur Paskah Demonstran Myanmar
Para penentang kekuasaan militer di Myanmar membuat telur Paskah bergambar simbol perlawanan pada hari Minggu, 4 April 2021
Dewan Keamanan PBB Serukan Pembebasan Tahanan Myanmar
Dewan Keamanan PBB telah mengulangi seruannya agar junta militer segera membebaskan semua tahanan di Myanmar