Manokwari, (Tagar 9/2/2018) – Walau menurut data, jumlah keseluruhan tenaga medis di setiap Kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat, berkisar 3.600 orang, pada kenyataannya, Provinsi Papua Barat masih kekurangan tenaga kesehatan. Akibatnya pelayanan kesehatan menjadi kurang optimal.
“Jumlah tenaga medis dari 3.600 orang masih sangat terbatas, belum juga bisa mencangkup semua daerah disetiap di Kabupaten/Kota di Papua Barat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Paroronga, Jumat (9/2).
Menurutnya, tiga tahun belakangan ini tidak ada penerimaan pegawai, apalagi banyak pegawai yang sudah pensiun dan ada pindah tugas ke daerah lainnya. Sehingga setiap tahunnya, jumlah tenaga kesehatan semakin berkurang. "Memang ada beberapa kabupaten melakukan inovasi-inovasi dan penambahan jumlah kuota petugas kesehatan,” ungkapnya.
Dia mengatakan, di beberapa kabupaten ada penambahan kuota petugas dan melakukan kontrak pegawai baik, dokter, spesialis, perawat, bidang lainnya yang nanti akan ditempatkan daerah.
“Kabupaten Mansel, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Sorong Sorong Selatan, Raja Ampat di Provinsi Papua Barat sudah melakukan kontrak tenaga untuk menutupi kekurangan tenaga kesehatan,” katanya.
Dia menyebutkan, tenaga spesialis yang ditempatkan di rumah sakit, sedangkan tenaga dokter umumnya lain nantinya akan ditempatkan di setiap daerah atau kampung yang terpencil.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, tahun lalu, turun ke lapangan ke daerah perbatasan, tujuannya melihat dan mengecek kondisi kesehatan masyarakat setempat sekaligus petugas kesehatan yang berada di sana, “Apakah petugas kesehatan berada tempat tugas atau tidak,” jelas dia.
Dia mengutarakan, kendala yang dihadapi para medis tetap terkait sarana prasarana infraktur yang masih sangat terbatas. Karena masih ada daerah yang belum terhubung oleh akses jalan dan transportasi. (dhy)