Menlu Blinken Sebut Masih Banyak yang Harus Dilakukan untuk Lindungi Warga Sipil Palestina

Israel (9/11-2023) setuju menghentikan operasi militernya terhadap militan Hamas di wilayah tertentu di Gaza utara selama empat jam setiap hari
Menlu AS, Antony Blinken, berbicara kepada media di akhir dialog tingkat menteri \'2+2\' India-AS di New Delhi, India, 10 November 2023. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

TAGAR.id, New Delhi, India - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan, “beberapa kemajuan” telah dicapai dalam melindungi warga sipil Palestina, namun “masih banyak yang harus dilakukan” untuk meminimalkan korban jiwa dan memberi bantuan kemanusiaan ke Gaza yang dilanda perang. Nike Ching dan William Gallo melaporkannya untuk VOA.

“Sudah ada kemajuan, tetapi perlu lebih banyak,” kata Blinken kepada wartawan di New Delhi, India, pada akhir lawatan sembilan hari di delapan negara yang sebagian besar berfokus pada konflik Timur Tengah yang semakin memburuk.

Israel pada Kamis (9/11-2023) setuju menghentikan operasi militernya terhadap militan Hamas di wilayah tertentu di Gaza utara selama empat jam setiap hari, menurut pejabat Gedung Putih. Jeda itu untuk memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk, dan orang-orang Palestina meninggalkan daerah di mana operasi darat dan serangan udara Israel paling intens.

Pada Kamis, Israel juga membuka koridor kedua di pesisir Gaza, yang akan memungkinkan lebih banyak warga Palestina untuk melarikan diri, kata pejabat Gedung Putih.

“Apa yang diumumkan Israel kemarin akan membantu,” kata Blinken. Ia menambahkan, Amerika juga sedang membahas “langkah-langkah nyata” yang akan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang lebih teratur, serta bahan bakar untuk fasilitas penting, seperti rumah sakit dan instalasi pengolahan air.

Lebih dari 10.000 orang, sekitar 40 persen di antaranya anak-anak, tewas dalam pemboman besar-besaran Israel di Gaza selama sebulan terakhir, menurut pejabat Palestina.

Kenyataannya, jumlah itu mungkin lebih tinggi, menurut seorang pejabat senior pemerintahan Biden yang memberi kesaksian kepada Kongres pada Rabu. Barbara Leaf, asisten menteri luar negeri untuk urusan Timur Dekat, mengatakan kepada Komisi Hubungan Luar Negeri DPR bahwa “sangat mungkin” jumlah korban lebih tinggi daripada yang dilaporkan. “Kita hanya akan mengetahuinya setelah senjata tidak lagi digunakan,” katanya.

warga palestina di lokasi bekas serangan israelWarga Palestina di lokasi serangan Israel di sebuah bangunan tempat tinggal, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 7 November 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Mohammed Salem)

Militer Israel mengatakan pasukan daratnya telah mengepung Kota Gaza, basis Hamas, sebagai bagian dari upaya memecah wilayah Palestina itu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bertekad akan memberantas Hamas, kelompok Islam yang menguasai Gaza. Hamas bulan lalu melakukan serangan mendadak terhadap tentara Israel dan warga sipil, menewaskan lebih dari 1.400 orang. Netanyahu menyatakan tidak akan ada gencatan senjata sampai Hamas membebaskan lebih dari 200 sandera yang diperkirakan disandera.

Meskipun seruan global untuk melakukan gencatan senjata semakin keras, para pejabat Amerika menentang Langkah itu, dengan alasan itu akan memungkinkan Hamas berkumpul lagi dan pada akhirnya melakukan lebih banyak serangan teroris.

Krisis Timur Tengah telah mendominasi lawatan Blinken, yang mencakup lawatan ke Israel, Tepi Barat, Yordania, Irak, Turki, Jepang, dan Korea Selatan. (ka/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
G7 Dukung Jeda Kemanusiaan di Gaza dan Tegaskan Kembali Dukungan untuk Ukraina
Kelompok ini juga mengatakan setelah pembicaraan di Jepang bahwa dukungan mereka terhadap Ukraina dalam perangnya dengan Rusia