TAGAR.id – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, akan ke Prancis dan Belgia minggu ini untuk memperkuat kesatuan pandangan di antara sejumlah sekutu dekat AS guna mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia, dan mendukung Israel dalam perang melawan milisi Hamas. Para analis mengatakan Blinken menghadapi tugas yang berat.
Untuk pertama kali sejak tahun 2022, Rusia Rabu lalu (18/3/2024) menggempur kota Kharkiv, di bagian timur laut Ukraina dengan bom udara. Selain menimbulkan kerusakan parah, insiden ini menewaskan sedikitnya seorang warga sipil dan melukai 16 lainnya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan lawatan Blinken ke Paris dan Brussels ini untuk memperkuat kemitraan TransAtlantik dan menjawab sejumlah tantangan global.
“Menteri Blinken akan terbang ke Paris, Prancis, serta Brussels dan Leuven di Belgia pada tanggal 1-5 April nanti untuk menggarisbawahi komitmen kami pada aliansi NATO, memperkuat kemitraan TransAtlantik dan menjawab tantangan global. Di Paris, Blinken akan melangsungkan pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membahas dukungan bagi Ukraina dan upaya-upaya mencegah eskalasi konflik di Gaza, serta sejumlah isu penting lainnya.”
Macron memicu kontroversi bulan lalu ketika mengatakan merupakan hal penting untuk mengalahkan Rusia dan tidak menutup kemungkinan Barat perlu mengirim pasukan darat ke Ukraina; saran yang langsung ditolak Amerika dan Jerman.
an Lesser, Wakil Presiden German Marshall Fund di Amerika, yang berkantor di Brussels, mengatakan ia yakin Macron mengungkapkan pandangan – yang sering juga disampaikan Amerika – bahwa semua opsi mungkin diambil, tanpa berarti akan mengirim pasukan ke Ukraina dalam waktu dekat ini.
“Maksud saya, kita berada dalam masa-masa yang lebih sulit, dalam hal perang di Ukraina. Dan hal ini menimbulkan tantangan baru dan risiko eskalasi baru. Dalam beberapa hal, Amerika dan Prancis adalah yang paling vokal dan paling terdepan dalam mendukung Ukraina, di seberang Atlantik. Jadi ada banyak alasan bagi kita untuk mempunyai kesamaan pandangan. Namun saya rasa pertemuan dengan Presiden Macron (Prancis) akan sangat penting untuk mengkodifikasikan hal tersebut."
Misi Sulit Blinken: Yakinkan Sekutu Urgensi Gencatan Senjata di Gaza Sambil Bela Israel
Dari Paris, Blinken juga dijadwalkan ke Eropa seiring meningkatnya kemarahan di sana dan di tempat-tempat lain melihat penderitaan warga sipil Palestina di Gaza akibat rangkaian serangan Israel melawan kelompok teroris Hamas, yang telah ditetapkan Amerika sebagai organisasi teroris.
Pakar sejarah di Catholic University of America, Michael Kimmage, mengatakan kepada VOA bahwa di Paris dan Brussels, Blinken kemungkinan akan menghadapi tugas yang rumit karena harus menyimak dan meyakinkan para sekutu sambil mempertahankan dukungan bagi hak Israel untuk membela diri.
"Blinken harus mengartikulasikan dukungan yang kuat untuk Israel. Saya pikir Biden tidak ambigu dalam hal ini, tetapi pada saat yang sama, harus peka terhadap beberapa keprihatinan orang Eropa, khususnya tentang Israel yang bertindak terlalu jauh, atau Israel yang tidak memiliki strategi jangka panjang, atau Israel yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di Gaza."
Topik diskusi lain untuk Blinken dan rekan-rekannya kemungkinan besar adalah soal ancaman teroris yang ditimbulkan oleh Kelompok Negara Islam (ISIS), yang mengaku bertanggung jawab atas serangan minggu lalu di sebuah konser di Moskow. Amerika telah menepis tuduhan propaganda dari para pejabat Rusia bahwa Ukraina terlibat dalam serangan tersebut. (em/ka)/Associated Press/voaindonesia.com. []