Menko Luhut Sebut Pertumbuhan Negara Indonesia Harus Berbasis Keberlanjutan

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan perkembangan ekonomi digital di Indonesia yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan.
Menko Luhut Sebut Pertumbuhan Negara Indonesia Harus Berbasis Keberlanjutan. (Foto: Tagar/Kemenko Luhut)

TAGAR.id, Jakarta - Dalam kegiatan Bloomberg CEO Forum yang didukung oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada Jumat, 11 November 2022, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan perkembangan ekonomi digital di Indonesia yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan.

“Indonesia ingin mendorong pertumbuhan negara dan kemakmuran rakyat tanpa mempercepat perubahan iklim sekaligus mendorong industri bernilai tambah tinggi,” pungkas Menko Luhut. 

Indonesia memprioritaskan industri hijau dan penggunaan energi terbarukan pada industri mineral yang berkelanjutan.


Presiden Joko Widodo pun mendorong agar Indonesia mengakselerasi transformasi digital di bidang agrikultur dan ekonomi berbasis laut.


Seperti yang telah kita ketahui bersama, pandemi Covid-19 telah membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat Indonesia maupun dunia. 

Dari berbagai upaya peningkatan ekonomi digital, harapannya di tahun 2030 dapat meningkat mencapai Rp4.531 triliun dari Rp632 triliun di tahun 2020. 

“Presiden Joko Widodo pun mendorong agar Indonesia mengakselerasi transformasi digital di bidang agrikultur dan ekonomi berbasis laut,” pungkas Menko Luhut.

Dalam acara yang sama, Menko Luhut juga menyinggung tentang potensi energi baru terbarukan (EBT). Dari total potensi EBT 417.8 gigawatt (GW), baru 10,4 GW yang dimanfaatkan. 

Menindaklanjuti komitmen untuk mencapai net-zero emissions di tahun 2060, pemerintah mendorong penggunaan sumber daya air, angin, bioenergi, geothermal, dan lainnya untuk diolah sebagai energi. Keamanan energi menjadi salah satu poin penting untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

Selain itu, Indonesia secara aktif mendorong pembiayaan terkait yang berkelanjutan. Sejak tahun 2018, Indonesia telah berhasil memasuki pasar dan menerbitkan Green Bond dan Green Sukuk global dengan total nilai USD 5 miliar. 

“Kita patut berbangga karena penerbitan Sukuk Hijau pada tahun 2022 mencetak tranche Sukuk Hijau terbesar yang pernah ada secara global dan Indonesia telah meluncurkan obligasi Sustainable Development Goals (SDG) pertama pada tahun 2021 dengan total 500 juta euro,” tutur Menko Luhut. 

Lebih lanjut, di masa mendatang, Indonesia akan segera mengembangkan blue financing dan menerbitkan blue bond.

Upaya lain yang telah dilakukan Indonesia sebagai bentuk koitmennya terhadap industri hijau adalah dengan mengembangkan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI).

Sementara itu, dalam waktu dekat ini akan diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang bertujuan untuk memberikan manfaat kepada negara-negara anggota dan masyarakat internasional. Forum tersebut bertujuan untuk mencari solusi atas berbagai tantangan global dan menjunjung tinggi kedamaian. []

Berita terkait
Jelang KTT G20, Menko Luhut Resmikan PLTS Terapung Milik PLN di Nusa Dua Bali
Komitmen PLN dalam transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060 dengan mengutamakan potensi alam yang berlimpah dan menggerakkan ekonomi.
IDIC International Seminar 2022, Menko Luhut: Indonesia Miliki Peran Besar dalam Pemulihan Ekonomi Dunia
Menko Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC) International Seminar 2022 pada Rabu, 9 November 2022.
COP 27 Mesir: Menko Luhut Tegaskan Langkah Indonesia Dalam Pengurangan Emisi Karbon
Menko Luhut Luhut Binsar Panjaitan menegaskan kepada mata dunia bahwa Indonesia berkomitmen untuk turut aktif mengurangi emisi karbon.