Menghitung-hitung Pinjaman China ke Sub-Sahara Afrika

Bank-bank di China memberikan lebih banyak pinjaman untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di wilayah sub-Sahara Afrika
Para pekerja terlihat di lokasi pembangunan jalan tol Nairobi, yang jadi bagian dari proyek kerja sama antara pihak swasta dan publik di bawah Korporasi Jalan dan Jembatan China (CRBC), di Nairobi, Kenya, 20 Oktober 2021 (Foto: voaindonesia.com - Reuters/Thomas Mukoya)

Jakarta – Bank-bank di China memberikan lebih banyak pinjaman untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di wilayah sub-Sahara Afrika dibandingkan total jumlah pinjaman yang diberikan oleh negara-negara ekonomi terbesar dunia dari 2007 hingga 2020.Ini merupaka hasil sebuah studi baru.

Lembaga Pusat Pembangunan Global yang berbasis di Washington dan London, pada Kamis, 10 Februari 2022, melaporkan bahwa bank-bank pembangunan asal China menyediakan dana sebesar 23 miliar dolar AS untuk membiayai kemitraan publik-swasta di wilayah sub-Sahara.

Angka tersebut, menurut laporan itu, dua kali lipat lebih besar dari jumlah gabungan 9,1 miliar dolar AS yang dipinjamkan oleh bank-bank di AS, Jepang, Jerman, Belanda, Prancis, dan Afrika Selatan.

“Ini hampir sesuai dengan yang dibutuhkan kawasan itu untuk membangun jalan, bendungan, dan jembatan,” kata Nancy Lee, penulis utama studi tersebut.

Lembaga kajian global itu mengamati 500 lebih proyek infrastruktur di kawasan itu, dengan komponen sektor swasta yang mencapai kesepakatan keuangan selama periode tersebut.

kereta api di kenya bantuan chinaPemandangan dari atas yang menunjukkan kereta api pada jalur Standard Gauge Railway (SGR), yang dibangun oleh China Road and Bridge Corporation (CRBC) dan didanai oleh pemerintah China, terlihat di Kimuka, Kenya, 16 Oktober 2019 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

“Ada banyak kecaman terhadap China, tetapi jika pemerintah Barat ingin meningkatkan investasi produktif dan berkelanjutan ke tingkat yang berarti, mereka perlu mengerahkan bank pembangunannya sendiri dan mendesak bank pembangunan multilateral untuk menjadikan investasi ini sebagai prioritas,” kata Lee.

Laporan tersebut juga mendapati bahwa terlepas dari visi tahun 2015 “miliar sampai triliunan” yang diluncurkan oleh bank pembangunan multilateral, lembaga seperti Bank Dunia hanya menyediakan 1,4 miliar dolar AS per tahun untuk mendanai proyek infrastruktur di wilayah sub-Sahara Afrika dari tahun 2016 hingga 2020.

Kurangnya transparansi dan penggunaan pinjaman yang dijaminkan oleh China telah menjadi perhatian besar para pemangku kepentingan dalam beberapa tahun terakhir.

Ekonom di Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia telah memperingatkan bahwa beberapa negara berpenghasilan rendah menghadapi atau sudah dalam kesulitan utang.

Lee, seorang rekan senior di Pusat Pembangun Global, mengatakan negara-negara Barat lambat dalam meningkatkan investasi meskipun “banyak menyampaikan retorika.”

“Terdapat peluang nyata bagi AS untuk memberikan lebih banyak kepemimpinan dalam pembiayaan infrastruktur di Afrika,” kata Lee (my/pp)/voaindonesia.com/VOA. []

Pinjaman Gelap China Bebani Pemulihan Ekonomi Negara Miskin

China Salurkan Utang dan Hibah Kepada 165 Negara

Australia Tinjau Ulang Kontrak China Atas Pelabuhan Darwin

Proyek Kerja Sama China di Indonesia

Berita terkait
Proyek Kerja Sama China di Indonesia
Indonesia teken puluhan kesepakatan kerja sama dengan China terkait pertambangan, bubur kertas, properti, jalur kereta api, infrastruktur dan semen
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.