Mengenalkan Kadal Lidah Biru Lewat CFD di Makassar

Kecintaan Thalib terhadap Kadal Lidah Biru berawal pada tahun 2018 saat dirinya mendapatkan hadiah dari kerabatnya yang baru pulang dari Papua.
Thalib memperlihatkan kadal lidah biru bercorak eksentik saat berada di area car free day, Jl Penghibur Makassar, Minggu 1 Desember 2019. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Makassar - Kawasan Pantai Losari Makassar Jalan Penghibur, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar dipadati warga yang menikmati Car Free Day (CFD) untuk berolahraga. Selain itu beberapa komunitas juga memanfaatkan CFD untuk berkumpul dan memperlihatkan barang koleksinya.

Dari sejumlah komunitas yang memanfaatkan CFD, terdapat komunitas pecinta reptil. Beberapa orang dari grup pecinta reptil memperlihatkan koleksinya.

Tetapi seorang pemuda bernama Thalib menjadi perhatian warga. Pasalnya, Thalib memperlihatkan koleksi hewan reptil jenis kadal yang dimilikinya.

Kalau sudah terlanjur jinak maka akan jinak terus.

Salah satu reptil milik Thalib yang disukai warga adalah koleksi kadal lidah biru. Kadal lidah biru atau nama latinnya Tiliqua ini berhasil mendapatkan perhatian dari pengunjung dari mulai anak kecil hingga orang tua yang penasaran dengan reptil unik itu.

“Saya awalnya kira bukan kadal, karena kadal yang biasa saya lihat hanya ada satu warna saja, sementara itu kadal yang dipertontonkan memiliki banyak warna dan juga kadalnya memiliki corak yang unik,” kata David, salah seorang pengunjung yang melihat dan memegang hewan bersisik itu.

Menurut David saat dirinya pertama melihat hewan berkaki empat itu agak geli, karena penampakannya seperti ular, hanya saja ukurannya lebih kecil dari ular.

“Setelah saya pegang dan memang kata pemilik Kadal lidah biru bahwa hewannya jinak, saya jadi ketagihan untuk memegannya,” ujar mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri itu.

Menurut Thalib, kadal jenis lidah biru ini memang tergolong reptil jinak, meski pada dasarnya jika di daerah asalnya seperti di Jayapura atau Manokwari, hewan ini terkenal liar dan susah untuk ditangkap.

“Kalau sudah terlanjur jinak maka akan jinak terus. Tapi di tempat hewan ini berasal oleh masyarakat setempat biasanya di bunuh karena dianggap reptil yang mengancam keselamatan hewan lainnya,” tutur Thalib.

Pecinta ReptilKadal lidah biru milik Thalib sedang menikmati makanan yang diberikan saat berada di area car free day, Jl Penghibur Makassar, Minggu 1 Desember 2019. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Sering Disangka Tokek

Thalib, pria yang bekerja sebagai staf di kantor kursus bahasa Inggris itu mengatakan, masih banyak orang yang belum mengetahui tentang reptil khas timur Indonesia ini, bahkan beberapa orang menyebut dengan nama hewan lain yang memang penampakannya hampir serupa.

“Saya beberapa bulan terakhir ini rutin memperlihatkan kepada masyarakat tentang keberadaan reptil ini. Karena dari pengalaman saya, orang yang baru pertama kali melihat reptil ini pasti banyak yang menyebutnya sebagai tokek,” ujar Thalib.

Bahkan saat Tagar melakukan wawancara dengan Thalib, beberapa orang yang melitas dan singgah melihat kadal lidah biru ini hampir semuanya menyebutkan tokek.

“Itu tokek yah pak?,” kata seorang pengunjung car free day, sontak saja, Thalib menyebut jika reptilnya ini merupakan kadal lidah biru.

“Bukan pak, ini kadal lidah biru endemik asli dari wilayah timur Indonesia,” ujar Thalib.

Dengan adanya moment car free day setiap hari Minggu, Thalib mengatakan dirinya perlu untuk selalu hadir dalam rangka memberikan edukasi kepada banyak orang, agar kedepannya sudah tidak ada lagi orang yang mengira sebagai tokek.

“Saya juga rutin untuk mengikuti kegiatan komunitas- komunitas pencinta hewan, meski di Makassar belum ada komunitas kadal lidah biru, namun saya tetap hadir untuk memberikan edukasi,” tambah pria kelahiran 1986 itu.

Pecinta ReptilThalib memperlihatkan kadal lidah biru bercorak eksentik saat berada di area car free day, Jl Penghibur Makassar, Minggu 1 Desember 2019. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Kadal Pertama Diberi Saudara

Pria asli Makassar itu menceritakan awal dirinya bisa mengoleksi kadal lidah biru hingga kini koleksinya sudah ada sebanyak 7 ekor. Menurutnya, pada awal tahun 2018 lalu Ia diberi kadal lidah biru oleh saudaranya yang baru saja pulang dari Jayapura.

“Waktu pertama saya dikasih, saya juga bingung ini reptil apa, akhirnya saya cari referensi di Internet dan menemukan bahwa reptil ini jenisnya kadal lidah biru. Dari awal itulah saya mulai menyukai reptil ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, kadal lidah biru yang pertama diberikan oleh saudaranya itu kadal lidah biru Jayapura. Tapi saat ini koleksinya sudah ada juga yang berasal dari Merauke dan Ambon.

“Sebenarnya kadal lidah biru ada di beberapa daerah di wilayah timur seperti Jayapura, Merauke, Pulau Kei, Sorong, dan Ambon. Tapi yang paling otentik dan memiliki corak bagus dari Jayapura atau Ambon,” tambah Thalib.

Pria yang juga hobi bermain skate board itu menyebutkan, selain di Indonesia, kadal lidah biru ini juga banyak di temukan di Australia, dan di sana warna dari kadalnya beragam dan lebih berwana.

“Kalau endemik Indonesia, kadal lidah birunya cenderung hitam atau berwarna gelap,” tambahnya.

Thalib menambahkan, sebenarnya Ia ingin sekali memiliki koleksi kadal lidah biru dari Australia, hanya saja untuk mendatangkan reptil ini dari Australua tidak lah mudah, dan dari pihak sana juga tidak membiarkan reptil ini keluar dari negaranya.

“Seandainya bisa memiliki kadal lidah biru dari Australia koleksi saya bisa semakin lengkap,” jelasnya.

Dari tujuh koleksi kadal lidah biru milik Thalib, ada satu yang paling disukainya karena memiliki corak yang sempurna. Coraknya berbentuk garis-garis lurus tanpa ada yang bengkok.

“Kalau corak eksentrik itu, diperkirakan harganya bisa sampai jutaan, bahkan seperti ukuran yang saya miliki dan masih kecil, harganya saya taksir bisa sampai Rp 2 jutaan,” ujarnya.

Untuk jenis kadal lidah biru sendiri dengan corak biasa serta ukuran yang sedang, kata Thalib di pasaran dihargai dengan kisaran uang Rp 400 hingga Rp 500 ribu. 

“Kalau di Indonesia banyak yang jual di instagram, tapi kalau mau lihat banyak bisa lihat di Jakarta, ada banyak dijual di sana,” ucapnya.

Pria yang tidak hanya memelihara kadal lidah biru itu mengatakan, untuk ukuran paling besar dari reptil ini bisa seukuran paha orang dewasa.

“Ukuran paling besarnya seperti paha, tapi di Indonesia belum ada yang punya kadal lidah biru sebesar itu, kadal sebesar itu ada di australia,” jelasnya.

Pecinta ReptilKadal lidah biru eksentik milik Thalib saat berada di area car free day, Jl Penghibur Makassar, Minggu 1 Desember 2019. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Perawatan Murah dan Tidak Merepotkan

Untuk memelihara kadal lidah biru, Thalib mengaku tidak harus mengeluarkan banyak rupiah. Setiap pekanya hanya perlu membeli buah pisang dan pepaya, itupun kadal lidah biru makannya hanya tiga kali dalam sepekan.

“Sebenarnya hewan ini pemakan segalanya, hanya saja saya lebih suka memberi makan buah, selain karena kotorannya tidak berbau seperti kalau makan daging, ongkosnya juga lebih murah,” ucapnya.

Untuk tempat tinggal, Thalib menempatkan setiap kadal lidah biru dalam boks berukuran sedang. Dimana boks plastik tersebut sudah dimodifikasi agar ada masuk udara melalui ventilasi.

“Mungkin orang suka memelihara hewan, perawatan kadal lidah biru ini paling murah dan mudah,” jelasnya.

Penasaran dengan reptil ini, silahkan mencari referensi di Internet, dan jika tertarik untuk memeliharanya, silahkan mencari hewan ini di tempat yang terpercaya. []

Berita terkait
Duyung yang Hilang di Dusun Batu Ruyung Bantaeng
Nama Dusun Batu Ruyung di Bantaeng, Sul-Sel, berangkat dari kisah duyung yang ditinggalkan ayah-ibunya. Legenda itu kian pudar ditelan zaman.
Sensasi Es Teler Kuburan Makassar
Meski letaknya di dalam pekuburan Panaikkang, Makassar kedai es teler Abd Rasyid sudah ada sejak tahun 1979 silam.
Wajah Buruk DPRD Kota Padangsidempuan
Sejak dilantik, Rabu 14 Agustus 2019 sebanyak 30 anggota DPRD Padangsidempuan hingga saat ini terus berkonflik untuk membentuk AKD.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.