Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, mengimbau sekolah-sekolah untuk tetap berhati-hati dalam mengadakan study tour. Meskipun beberapa pemerintah daerah telah melarang kegiatan ini, Mu'ti menekankan bahwa study tour tetap diperbolehkan selama dilakukan dengan persiapan yang matang dan memperhatikan aspek keamanan.
Mu'ti menekankan pentingnya memilih bus yang berkualitas dan memiliki kelayakan untuk mengangkut siswa. "Tolong dipastikan betul, terutama menyangkut mitra transportasinya karena banyak kecelakaan terjadi," ujar Mu'ti saat ditemui di Kantor Kemendikdasmen. Dia juga menyarankan sekolah untuk menjalin kerja sama dengan biro perjalanan yang terpercaya dan memiliki rekam jejak yang baik.
Study tour merupakan bagian dari program sekolah yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang berbeda kepada siswa. Namun, Mu'ti mengingatkan bahwa kegiatan ini harus direncanakan dengan cermat agar benar-benar bermanfaat. "Jangan sampai study tour itu hanya menjadi kegiatan rutinitas yang tidak terkait dengan pendidikan," tegasnya.
Mu'ti juga menekankan pentingnya pengawasan guru selama study tour. "Tetap dibimbing oleh guru-guru, jangan kemudian para murid dibiarkan tanpa pengawasan dari para guru sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat kita hindari," ujarnya. Dengan begitu, keamanan dan kenyamanan siswa dapat terjamin.
Menyikapi kekhawatiran tentang keamanan, Mu'ti menyarankan sekolah untuk memilih bus dengan kondisi yang prima dan sopir yang berpengalaman. "Jadi, diusahakan agar biro-biro transportasinya yang betul-betul berkualitas, yang kendaraannya layak, dan sopirnya juga memang sangat mengutamakan keamanan penumpangnya," pungkasnya.