Mencemaskan Peningkatan Varian Covid-19 India di Inggris

PM Inggris, Boris Johnson, cemas dengan meningkatnya varian virus corona di Inggris yang pertama kali diidentifikasi di India
PM Inggris, Boris Johnson, tunjukkan ampul vaksin Covid-19 buatan Pfizer BioNTech saat kunjungi pusat vaksinasi di Batley, Yorkshire Barat, Inggris, 1 Februari 2021 (Foto: voaindonesia.com - Jon Super/Pool via Reuters)

Jakarta – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, 13 Mei 2021, mengungkapkan kekhawatirannya terkait peningkatan varian virus corona di Inggris yang pertama kali diidentifikasi di India.

Informasi ini diketahui setelah kajian tentang perebakan Covid-19 di Inggris menemukan bahwa varian ini menjadi semakin umum terjadi seiring akan dimulainya pelonggaran pembatasan lockdown. "Yang menjadi perhatian adalah varian yang mencemaskan kita semua," kata Johnson.

"Kami ingin memastikan untuk mengambil semua langkah dengan cermat. Sekarang kita sangat berhati-hati. Jadi, rapat yang berlangsung hari ini untuk mempertimbangkan secara tepat hal-hal yang perlu dilakukan. Banyak hal yang dapat dilakukan tapi kami belum memutuskan apa pun," ujar Johnson.

Pernyataan Johnson itu memicu spekulasi bahwa pemerintah Inggris akan meningkatkan vaksinasi bersamaan dengan pengetesan di daerah-daerah yang mengalami lonjakan infeksi virus corona.

Otoritas Kota Blackburn di barat laut Inggris sedang menyiapkan sejumlah klinik tambahan untuk vaksin Covid-19 menyusul lonjakan infeksi baru.

corona inggrisPejalan kaki di Jembatan Westminster di London, yang dipasang bunga sebagai pembatas pada 5 Juni 2017 (Foto: ctvnews.ca - Tim Ireland/AP)

Hingga berita ini diturunkan, vaksinasi akan diberikan kepada mereka yang memenuhi syarat berdasarkan mekanisme aturan peluncuran vaksin yang berlaku, di mana sebagian besar berdasarkan faktor usia. Pada Kamis, 13 Mei 2021, kebijakan vaksinasi ini diperluas untuk mencakup mereka yang berusia 38 tahun ke atas.

Kekhawatiran atas varian India menjadi fokus utama dalam kajian terakhir terkait pandemi di Inggris yang dilakukan Imperial College London. Meski dilaporkan infeksi secara keseluruhan telah mencapai level terendah sejak Agustus 2020 – setelah lockdown yang ketat dan kesuksesan peluncuran vaksin – diperingatkan bahwa varian India harus dipantau secara ketat. Studi REACT menyatakan varian India ditemukan pada 7,7% dari 127.000 infeksi yang diuji antara 15 April dan 3 Mei 2021.

Profesor Steven Riley dari Imperial College menyatakan tidak jelas apakah varian India lebih cepat menular namun memperingatkan "ini berisiko."

Meskipun pemerintah dan ilmuwan Inggris menyatakan infeksi baru mungkin mulai bertambah dalam beberapa minggu mendatang, tidak jelas apakah itu dapat menyebabkan lonjakan besar pada angka rawat inap dan kematian, mengingat sebagian besar mereka yang dianggap rentan telah divaksinasi (mg/em)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Virus Corona Varian Inggris Cepat Menyebar di Italia
Hanya dalam beberapa hari, 45 anak dan 14 staf dinyatakan positif virus corona varian Inggris, sudah 10 negara yang laporkan deteksi varian Inggris
PM Johnson Bantah Inggris Blokir Ekspor Vaksin Corona
PM Boris Johnson bantah klaim Uni Eropa bahwa Inggris memblokir ekspor vaksin virus corona (Covid-19) yang diproduksi di Inggris
Virus Corona Varian Baru Asal Inggris Ditemukan di Indonesia
Kementerian Kesehatan RI memastikan varian baru virus corona, penyebab Covid-19, yang berasal dari Inggris telah ditemukan di Indonesia