Singkil - Mayat tanpa identitas yang ditemukan mengapung di antara Pulau Mangkir dan Birahan, Aceh Singkil, dikabarkan warga Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dan merupakan seorang pegawai PLN.
Kapolsek Singkil Utara Ipda Irvan Krisdianto, Senin 14 Oktober 2019 mengatakan, sesuai identitas berupa surat izin mengemudi(SIM) yang ditemukan dalam pakaian korban, bernama Mangatas Gultom ST, 33 tahun, warga Desa Buntu Bedimbar, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.
"Pihak kepolisian, masih belum bisa memastikan jenazah Mangatas Gultom, hanyut karena apa, atau darimana, karena masih proses identifikasi," ujarnya.
Sementara, kata Irvan, pihak keluarga korban juga sudah mengetahui bahwa identitas yang semula dievakuasi pihak BPBD dan bersama Pol Air adalah Mangatas Gultom.
Menurut informasi yang dihimpun, Mangatas Gultom dinyatakan sepekan hilang dan tidak diketahui keberadaannya.
Kalau tidak salah saya, sudah hampir satu bulan dia bekerja di Gunungsitoli
Terkait hal ini, keluarga Mangatas Gultom, sudah membuat laporan resmi ke Polres Nias beberapa waktu lalu.
Pihak keluarga Gultom berharap, media membantu pemberitaan agar korban bisa ditemukan. Disebut, Mangatas sebelumnya bekerja di PLN Medan, dan mendapat promosi ke PLN Nias sejak sebulan lalu.
Hanya saja Mangatas kurang semangat dipindahkan ke tempat yang baru dan pernah mengeluhkannya kepada keluarga.
"Padahal perpindahan dia ke Gunungsitoli katanya dalam rangka promosi dan naik jabatan. Ia pun sempat mengatakan ingin ke luar dari PLN kalau memang harus dipindahkan ke Gunungsitoli," kata Feris Gultom, abang korban.
Setelah dinasehati pihak keluarga, lanjut Feris, akhirnya Mangatas mau berangkat ke Gunungsitoli.
"Kalau tidak salah saya, sudah hampir satu bulan dia bekerja di Gunungsitoli. Sedangkan istri dan anaknya masih tinggal di Medan," terangnya.
Masih menurut penjelasan Feris, Mangatas berangkat naik kapal feri dari Gunungsitoli tanggal 2 Oktober 2019, dan sempat terekam CTTV yang ada di dalam kapal. Namun setibanya di Pelabuhan Sibolga esok harinya, ia tidak terdeteksi lagi.
Mangatas Gultom memiliki satu orang putri yang baru berusia tujuh bulan.[]