Jakarta - Mati suri masih menjadi misteri bagi banyak orang. Apakah mati suri benar adanya? Karena hal tersebut sulit diterima akal sehat. Mati suri terkadang didefinisikan sebagai keadaan seperti bermimpi dan pengalaman yang mengganggu, serta perasaan atau pengalaman sadar keluar dari tubuh.
Mati suri yaitu fenomena ketika seseorang dinyatakan meninggal dunia lalu hidup kembali. Pada suatu kasus, seseorang telah dinyatakan meninggal dunia karena sudah tidak ada tanda kehidupan.
Pihak medis telah melakukan berbagai langkah untuk mengembalikan nyawanya tetapi tidak dapat ditolong lagi. Secara ajaib, setelah beberapa jam, orang tersebut bangkit seperti tidak ada yang terjadi.
Perasaan telah mati sering dilaporkan oleh orang yang mengalami mati suri. Perasaan ini juga dialami oleh mereka yang menderita sindrom cotard, hal ini diasosikan dengan adanya gangguan otak di bagian korteks parietal dan prefrontal, dan umumnya menghilang setelah beberapa hari.
Hal ini dilaporkan juga pada orang yang mengalami cedera kepala, tifoid yang parah, dan multiple sklerosis. Belum diketahui kenapa seseorang bisa mengalami perasaan telah mati, penjelasan logisnya adalah mungkin ini hanya sebuah usaha pasien untuk memahami pengalaman aneh yang dialami.
Out of body experience (OBE) sering dideskripsikan sebagai perasaan “melayang” di luar tubuh, dan terkadang disertai dengan autoskopi, yaitu melihat tubuh sendiri saat “melayang”.
Walaupun sering dianggap sebagai pengalaman mistis, OBE juga dapat terjadi di kondisi lain, seperti misalnya saat seseorang mengalami sleep paralysis atau lebih dikenal dengan nama “ketindihan”. Saat ketindihan, tubuh berada di fase REM atau tidur nyenyak, tetapi otak mereka terbangun sebagian.
Penilitian Olaf Blanke berhasil memicu OBE buatan dengan menstimulasi otak bagian temporoparietal. Penelitian itu juga menyimpulkan bahwa OBE terjadi saat otak gagal mengintegrasikan berbagai rangsangan sensorik dari lingkungan eksternal.
Mati suri merupakan pengalaman unik dengan berbagai mekanisme yang kompleks di baliknya, mulai dari kekurangan oksigen, gangguan fase REM tidur, gangguan fungsi dopamin, dan pengaruh budaya dan kepercayaan.
Satu hal yang perlu kita garis bawahi adalah NDE tidak sepenuhnya harus berupa kejadian mistik dan bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan, sehingga Anda tidak perlu memikirkan berlebihan jika suatu saat mengalaminya.[]
(Erlangga)
Baca Juga:
- Filipina Capai Rekor Tertinggi Kematian Covid-19
- 1 Juta Kematian Terkait Covid-19 di AS Sampai Akhir Tahun 2021
- 3 Kematian Baru Akibat Covid-19 di Australia
- Angka Kematian Covid-19 di Amerika Serikat Meningkat