Manfaatkan Hari Pahlawan, Jargon 'Pribumi' Anies Baswedan Terus Disuarakan Kelompok Tertentu

Pernyataan kontroversial Anies Baswedan yang menyebut kata 'pribumi' saat pelantikannya terus menggelinding dan menjadi komoditi politik.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. (Foto: Ant)

Jakarta, (Tagar 9/11/2017) - Pernyataan kontroversial Anies Baswedan yang menyebut kata 'pribumi' saat memberikan pidato politik pelantikannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Senin 16 Oktober lalu, terus menggelinding dan menjadi komoditi politik beberapa kelompok masyarakat.

Jargon 'pribumi' terus disuarakan oleh beberapa organisasi dan kelompok masyarakat. Terbaru, kelompok masyarakat yang menamakan diri 'Gerakan Pribumi Bangkit' akan melaksanakan 'Panggung Akbar Pribumi' yang akan dilaksanakan besok Jumat (10/11) di Waduk Pluit, Jakarta Utara.

Dalam undangan acara yang sudah menyebar di banyak media sosial tersebut, undangan acara ditujukan kepada pimpinan ormas, ulama, tokoh nasional, rakyat pribumi Indonesia, dan pimpinan redaksi.

Dalam undangan tersebut, penyelenggara acara menyebut ratusan ormas dan ratusan ribu rakyat pribumi Indonesia akan hadir dan bersama-sama bangkit untuk menyatakan bersatu, berdaulat, mandiri menuntut keadilan dan melawan segala bentuk penjajahan dan penindasan 'Asing dan Aseng' di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Tak jelas apa maksud pernyataan tersebut dan melemparkan kata-kata berbau SARA seperti Aseng dan Asing.

Dalam undangan yang beredar disebutkan acara ini diketuai Ustad Eka Jaya dengan sekretaris panitia Matra Alwi.

Mengutip dari undangan yang beredar juga disebutkan panitia menerima sumbangan uang ke nomor rekening atas nama Yayasan Gerakan Perubahan Indonesia dan bantuan logistik bisa langsung diantar ke lokasi pada saat acara berlangsung.

Sementara untuk koordinasi dan konsolidasi bisa langsung hadir di Sekber Gerakan Pribumi Bangkit  di Markas FSI & GPI Jl. Menteng Raya No.58.

Saat Tagar mencoba mengkonfirmasi ke panitia mengenai kepastian acara, tujuan, dan penyebutan kata pribumi dan kata-kata berbau SARA, dua nomor yang tersedia seperti yang tertera dalam nomor kontak penyelenggara tak merespon telepon maupun pesan yang dikirimkan sampai berita ini naik. (Fet/Ard)

Berita terkait
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.