Malhayati, Laksamana Perempuan Aceh Pertama di Dunia

Sebagai laksamana laut wanita pertama di dunia, Malhayati pun pernah mengenyam pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis. Di tempat tersebut, ia menemukan jodohnya.
Malhayati, Laksamana Perempuan Pertama di Dunia asal Aceh. Sebagai penjaga pintu gerbang kerajaan, Malhayati membuat Inggris menempuh jalan damai untuk memasuki wilayah Aceh. Surat pun diantarkan oleh James Lancaster yang membawa pesan dari Ratu Elizabeth I untuk Sultan Aceh. (Foto: Istimewa)

Malhayati, Laksamana Perempuan Aceh Pertama di Dunia

Jakarta, (Tagar 22/11/2107) - Malhayati adalah pahlawan nasional perempuan dari zaman Kesultanan Aceh yang baru menerima gelar pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo, tepat sebelum hari pahlawan.

Sosoknya dikenal tangguh dan berani, sebagai sang panglima perang Kesultanan Aceh yang melawan armada angkatan laut Belanda dan Portugis pada abad ke-16 masehi.

Malhayati, lahir saat masa kejayaan Aceh, tepatnya akhir abad ke-XV. Berdasarkan bukti sejarah (manuskrip) yang tersimpan di University Kebangsaan Malaysia dan berangka tahun 1254 H atau sekitar tahun 1875 M, Malhayati berasal dari keluarga bangsawan Aceh.

Perjalanan Malhayati sebagai pejuang kemerdekaan bangsa tak lepas dari garis keturunan keluarga. Kakeknya adalah Laksamana Muhammad Said Syah yitu putra Sultan Salahuddin Syah, yang memerintah Kesultanan Aceh pada 1530-1539. Sedangkan sosok ayahnya, Mahmud Syah pun pernah menjadi laksamana angkatan laut.

Sebagai laksamana laut wanita pertama di dunia, Malhayati pun pernah mengenyam pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis. Di tempat tersebut, ia menemukan jodohnya yaitu perwira senior, dan menjadi suaminya. Namun, suaminya tersebut gugur dalam pertempuran melawan pasukan Portugis.

Kejadian tersebut membuatnya bangkit untuk turut serta mengusir penjajah, serta membantu pasukan yang dinamakan Inong Balee. Prajuritnya terdiri dari para janda yang suaminya gugur dalam peperangan.

Perjuangan Malhayati untuk mengusir penjajah tak sia-sia. Ketika penjelajah Belanda pertama tiba di Indonesia Cornelis de Houtman, upayanya dijegal saat akan menggulingkan Aceh pada tahun 1599 dan pasukan Belanda pun porak poranda.

Reputasi Malahayati luar biasa hebat, sebagai penjaga pintu gerbang kerajaan. Ia membuat Inggris memilih untuk menempuh jalan damai untuk memasuki wilayah Aceh. Surat pun diantarkan oleh James Lancaster yang membawa pesan dari Ratu Elizabeth I untuk Sultan Aceh, agar membuka jalan bagi Inggris untuk menuju Jawa dan membuka pos dagang di Banten.

Tidak hanya Belanda, pasukan Portugis turut merasakan hadangan pasukan Laksamana Malahayati. Namun, ia gugur saat perlawanan terhadap Portugis dilakukan kembali, di Perairan Selat Malaka, sekitar tahun 1606. Jasadnya pun dimakamkan di lereng Bukit Lamkuta, Banda Aceh. (dbs)

Nuranisa Hamdan N

Berita terkait
0
Pemprov DKI Siap Patungan Bangun Giant Sea Wall
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan siap untuk patungan dengan pemerintah pusat dalam membangun tanggul laut raksasa