Jakarta - Kepolisian Sarawak, Malaysia akan mengetatkan keamanan wilayah perbatasan menyusul rencana Indonesia akan memindahkan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Komisioner Kepolisian Sarawak, Datuk Ramli Din mengatakan upaya itu merupakan langkah untuk mengantisipasi peningkatan aktivitas penyelundupan akibat pembangunan Ibu Kota.
"Kita semua tahu penyelundupan marak di sepanjang kawasan perbatasan Kalimantan, dan ada kemungkinan aksi itu meningkat jika ibu kota Indonesia pindah ke Kalimantan," kata Ramli Din.
Pihaknya merencanakan kawasan perbatasan dengan Indonesia di Kalimantan sepanjang 2000 kilometer akan lebih diperketat.
"Kami akan bekerja keras untuk mencegah aksi kejahatan di sepanjang perbatasan. Hal ini memungkinkan kami untuk melindungi negara dan wilayah perbatasan secara efektif," ujar Ramli Din.
Diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengumumkan pemenang sayembara desain kawasan ibu kota baru Indonesia di kawasan Kalimantan Timur. Kelompok Nagara Rimba Nusa menjadi Pemenang I.
Sedangkan Pemenang II untuk sayembara desain ini berasal dari kelompok The Infinite City, dan di posisi Pemenang III kelompok Seribu Galur. Disusul Pemenang Harapan I dan II masing-masing diraih oleh desain Zamrud Khatulistiwa serta Banua Nusantara.
"Pemenang terbaik pertama adalah Nagara Rimba Nusa," ujar Ketua Tim Juri sayembara gagasan desain kawasan Ibu Kota baru Negara, Imam S Ernawi di Jakarta, Senin 24 Desember 2019.
Menurut Imam, ibu kota negara mewakili identitas bangsa. Namun, dapat membawa nama bangsa ke panggung dunia melalui pola tata ruang dan bangunan yang dikembangkan sebagai tempat cerminan berkegiatan manusia secara utuh.
"Ruang yang tercipta semoga dapat menampilkan kehormatan dengan tanpa mengancam dan mewadahi dinamika hidup yang berkelanjutan," katanya.
Dalam sayembara desain ibu kota baru, Pemenang I diganjar hadiah sebesar Rp 2 miliar, Pemenang II Rp 1,25 miliar, dan pemenang III Rp 1 miliar. Sementara itu, Harapan I bakal memperoleh hadiah Rp 500 juta, dan Harapan II Rp 250 juta. []
