Mahasiswa IPB Ciptakan Alat Deteksi Kualitas Minyak Goreng

Mahasiswa IPB University menciptakan alat pendeteksi kualitas minyak goreng portable memenangi ajang Tanoto Student Research Award (TSRA) 2021.
Ilustrasi minyak goreng yang dapat diuji kualitasnya lewat sebuah alat inovatif temuan mahasiswa IPB University. (Foto: Tagar/Getty Images)

Jakarta - Tim yang terdiri dari sejumlah mahasiswa IPB University menciptakan alat pendeteksi kualitas minyak goreng portable atau Spoils. Temuan inovatif ini berhasil menjadi pemenang kategori teknologi dalam Tanoto Student Research Award (TSRA) 2021.

“Salah satu parameter menguji kualitas minyak goreng adalah kadar asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang terlalu tinggi berbahaya bagi kesehatan karena bersifat karsinogen pada tubuh dan dapat merusak jaringan tubuh lainnya,” ujar salah seorang anggota tim Rulyta Aulia Ramadanti, Rabu, 24 Februari 2021.

Dalam menciptakan Spoils tersebut, Aulia tak sendiri melainkan bersama mahasiswa IPB lainnya yakni Abdul Azim dan Rahma Soliha. Dia menambahkan kasus yang terjadi di masyarakat adalah seringnya terjadi penjualan minyak goreng daur ulang dan minyak goreng palsu dalam kemasan.

Pengujian minyak goreng biasa dilakukan dengan metode titrasi yang membutuhkan waktu yang lama. Hal itu disadarinya saat melakukan sidang pengujian kualitas pangan di laboratorium.

“Kami menyadari hal itu memakan waktu yang lama. Dengan teknologi uji kualitas pangan yang kami kembangkan, kami berharap ke depannya teknologi ini dapat lebih cepat dan mampu menghasilkan kualitas pangan terbaik,” terang dia.

Dengan alat uji portable tersebut, dapat menguji kualitas minyak goreng berdasarkan kadar asam lemak bebas dengan metode spektroskopi fluoresensi.

Alat tersebut memiliki ukuran panjang 20 cm, lebar 13 cm dan tinggi 16,4 cm. Alat itu dirancang agar dapat membaca kadar asam lemak kurang dari lima detik.

Baterai alat tersebut dapat bertahan dalam keadaan standby selama 19,23 jam dan jika digunakan secara full dapat bertahan 4,65 jam. Sementara berat hanya 1,3 kg dan nyaman digunakan. 

Head of Scholarship and Leadership Development Tanoto Foundation, Aryanti Savitri, mengatakan inovasi berperan penting dalam kemajuan bangsa. Melalui inovasi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, kualitas sumber daya manusia akan meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Katanya, inovasi juga dapat menciptakan efisiensi dalam perekonomian, sehingga produk-produk yang dihasilkan semakin kompetitif.

 “Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi yang fokus pada pendidikan, mendorong generasi muda untuk bisa berinovasi dan mengembangkan aplikasi pengetahuan yang mereka dapat di perguruan tinggi untuk menjadi produk yang bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Melalui Tanoto Student Research Award ini, kami juga ingin meningkatkan jumlah peneliti di Indonesia, terutama para peneliti muda yang tumbuh dari perguruan tinggi,” kata Aryanti Savitri dilansir Antara.

Tanoto Student Research Award (TSRA) merupakan inisiatif Tanoto Foundation dalam mendukung generasi muda untuk berinovasi melalui penelitian terapan di kampusnya masing-masing serta diharapkan dapat membangun potensi hilirisasi penelitian.

TSRA telah berjalan sejak 2007 yang bermitra dengan IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hasanudin. Pada 2021, sebanyak 24 tim finalis TSRA dikompetisikan pada tingkat nasional dalam dua kategori yaitu teknologi dan sains. []

Berita terkait
Data Desa Presisi IPB, Mensos: Inovasi Akhiri Polemik Data
LPPM IPB serahkan Data Desa Presisi kepada Kementerian Sosial. Mensos sebut Data Desa Presisi tersebut inovasi yang akan mengakhiri polemik data.
Satu Tahun Pengabdian, Gus Menteri Peroleh Penghargaan IPB
Satu tahun pengabdian Gus Menteri, Kemendes PDTT dianugerahi penghargaan Mitra Pengabdian pada Masyarakat dari IPB
Universitas Syiah Kuala Terima 7.620 Mahasiswa Baru 2021
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh akan menerima sebanyak 7.620 mahasiswa baru tahun 2021.
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan