TAGAR.id, Arab Saudi - Ekonomi Arab Saudi diperkirakan tumbuh 7,6 persen tahun ini, naik dari 3,2 persen pada 2021, didukung oleh meonjakan pendapatan dari minyak. Hal ini dikatakan oleh staf Dana Moneter Internasional (IMF), 17 Agustus 2022.
Visi program reformasi pemerintah 2030, yang dirancang untuk mengurangi ketergantungan kerajaan itu pada minyak, juga telah memberikan dorongan ekonomi karena makin banyak warga Saudi bergabung dengan angkatan kerja, terutama perempuan, seperti dikatakan oleh staf IMF.
"Likuiditas dan dukungan fiskal, momentum reformasi di bawah Visi 2030 dan harga minyak serta produksi yang tinggi membantu pemulihan ekonomi dengan pertumbuhan yang kuat, menahan inflasi dan membuat sektor keuangan tangguh," kata IMF.
"Pertumbuhan keseluruhan kuat pada 3,2 persen pada tahun 2021, khususnya didorong oleh pemulihan sektor non-minyak - didukung oleh lapangan kerja yang lebih tinggi untuk warga negara Saudi, terutama perempuan."
Produk domestik bruto "diperkirakan meningkat secara signifikan menjadi 7,6 persen pada 2022 meskipun ada pengetatan kebijakan moneter dan konsolidasi fiskal, dan sejauh ini dampak perang di Ukraina terbatas," kata IMF, sambil memproyeksikan pertumbuhan PDB Saudi sebesar 3,7 persen pada tahun 2023.
Kerajaan itu berhasil mempertahankan inflasi pada 3,1 persen pada tahun 2021, dan IMF memperkirakan tingkat inflasi akan tetap rendah tahun ini pada tingkat 2,8 persen, meskipun tingkat suku bunga melonjak di sebagian besar negara maju. (my/lt)/voaindonesia.com. []