La Nyalla Minta Jangan Lagi Ada Kata Idiot

La Nyalla minta jangan lagi ada kata idiot. “Cukup sudah, jangan lagi ada kata idiot, kampret, atau cebong terlontar di antara sesama anak bangsa," pintanya.
La Nyalla Mattalitti (Foto: suarapembaruan)

Surabaya, (Tagar 28/8/2018) – Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Jawa Timur (Jatim) La Nyalla Mahmud Mattalitti mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak saling menjelekkan menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019 karena ungkapan-ungkapan bertendensi negatif hanya akan membuat selisih paham memuncak.

"Harganya terlalu mahal kalau pilpres ini jadi ajang 'bullying' massal. Saling mengatai satu sama lain. Cukup sudah, jangan lagi ada kata idiot, kampret, atau cebong terlontar di antara sesama anak bangsa," kata La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Selasa (28/8).

Sebelumnya, "kampret" adalah julukan warganet (netizen) yang berada di kubu non-Jokowi, "cebong" adalah sebutan yang disematkan untuk pendukung Jokowi. Sedangkan kata "idiot" menjadi viral setelah muncul gesekan dalam deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya hingga akhirnya batal digelar.

"Saya ngeri bagaimana dampaknya ke anak-anak melihat orang-orang dewasa saling teriak kampret, cebong, dan kata-kata kasar lain. Kemarin anak saya yang masih sekolah juga tanya, 'Pa, ini kenapa sih semua saling ejek?’ Wah, bahaya juga dampak serang-serangan di media sosial ini ke anak-anak semua," tutur La Nyalla yang juga ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur.

Menurut La Nyalla seperti dikutip Antaranews, saling melontarkan ejekan juga tidak sesuai ajaran agama, dan tak sesuai adat ketimuran yang dipegang erat bangsa Indonesia.

"Kita ini manusia kan tidak tahu apa-apa. Belum tentu orang yang kita caci, itu lebih jelek dari kita. Bisa saja lebih baik di mata Allah SWT," ujar La Nyalla.

Dia mengatakan, seseorang harus mengelola perbedaan pendapat di Pilpres dengan dewasa dan menjadikan perbedaan pendapat menjadi kekuatan untuk membangun bangsa, bukan melemahkan bangsa.

"Silakan berdebat dan berbeda pendapat sampai jungkir balik, tapi jangan melontarkan ungkapan yang kasar. Toh kita ini sebenarnya saudara. Saran saya ini berlaku sama untuk pendukung Jokowi, Prabowo, dan siapa pun," ucapnya.

Sebut “Banser Idiot”

Sementara itu, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) mereka berencana melaporkan sosok yang menyebut "Banser Idiot" dalam video Ahmad Dhani yang telah beredar luas.

"Siapa pun di republik ini yang mencemarkan nama baik ada prosedur hukum yang harus ditempuh. Misalnya, kalau ada yang mengatakan Banser itu idiot, pelakunya ada, maka biar proses hukum yang berjalan. Ansor memerintahkan LBH untuk bertindak," kata Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser, H Alfa Isnaeni di Surabaya, Senin.

Alfa menyebut pernyataan dalam video Ahmad Dhani itu merupakan tindakan pencemaran nama baik, sehingga perlu dilakukan proses hukum.

"Siapa pun yang yang mengatakan mencemarkan baik kan di situ ada. Kalau nanti definisi yang mencemarkan kan nanti jelas, apakah Dhani atau siapa," ujarnya.

Ditanya kapan akan melapor, Alfa mengatakan, dirinya belum memastikan kapan rencana pelaporan dilakukan. Karena, timnya masih melakukan kajian-kajian lebih yang lebih mendalam dan mendetail.

"Karena ini proses hukum, kami masih melihat fakta-fakta hukum. Masih dirumuskan oleh LBH, karena tidak gampang untuk merumuskan itu," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Alfa mengimbau seluruh kader Ansor dan Banser agar tetap tenang dan tidak bertindak melanggar hukum.

"Kami sudah mengimbau jangan melakukan langkah-langkah yang bertentangan dengan hukum," tuturnya.

Sebelumnya, Ahmad Dhani yang rencananya akan menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden di tugu pahlawan Minggu, (26/8) tidak bisa keluar dari hotel lantaran dapat penolakan dari masyarakat yang mengepung tempat suami Mulan Jameela itu menginap.

Tidak lama kemudian, video Dhani yang diambil di Hotel Majapahit Surabaya beredar luas. Dalam video tersebut ada kata-kata 'Banser Idiot'. Namun, Dhani membantah bukan dirinya yang menyebut "Banser Idiot". []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.