Kustini Sri Purnomo Ingin Viralkan Bunga Anggrek Khas Merapi

Calon Bupati Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo bertekad memviralkan keberadaan bunga anggrek.
Kustini Memamerkan Bunga Anggrek Vanda Tricolor. (Foto: Tagar/Ist)

Sleman - Calon Bupati Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo bertekad memviralkan keberadaan bunga anggrek Vanda Tricolor kepada masyarakat luas. Hal itu sebagai upaya untuk melestarikan kearifan lokal sekaligus bisa menjadi pariwisata baru di Kabupaten Sleman.

Dalam kunjungannya ke kelompok Tani Ngudi Makmur, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kustini mengunjungi tempat pelestarian dan pembudidayaan bunga anggrek, Jumat 23 Oktober 2020. Kustini bertemu dengan Musimin salah satu tokoh yang bergerak aktif melakukan konservasi bunga anggrek pasca erupsi Merapi 1994 silam.

Ini suatu kebanggaan kita sebagai warga Sleman yang juga memiliki Gunung Merapi.

Perempuan yang kerap disapa KSP ini menyebut keberadaan tanaman anggrek Vanda Tricolor adalah anugerah alam yang harus dijaga dan dilestarikan.

Peristiwa erupsi 2010 lalu, disebut Kustini banyak menghabiskan sebagian besar endemik anggrek yang ada di kaki Gunung Merapi.

"Ini suatu kebanggaan kita sebagai warga Sleman yang juga memiliki Gunung Merapi dengan berbagai keindahan yang ada di sekitarnya. Salah satunya anggrek Vanda Tricolor ini," jelasnya.

Kehadiran Musimin dan anggota pembudidaya tanaman lainnya, sangat diapresiasi oleh Kustini. Menurutnya, kerelaan serta ketulusan para kelompok ini yang membuat bunga anggrek salah satunya Vanda Tricolor masih ada hingga sekarang.

"Kalau bukan masyarakat lokal sendiri, lalu siapa lagi yang akan merawat dan melestarikan. Tinggal nanti pemerintahan mensupport maksimal agar eksistensi dan iklim ini tetap terjaga," tandasnya.

Berbagai upaya untuk mengenalkan secara luas bunga anggrek khas Merapi ini sudah beberapa kali dilakukan salah satunya dengan Festival. Namun menurut Kustini, anggrek Vanda Tricolor juga bisa dijadikan objek pariwisata baru yang akan menarik pengunjung lebih banyak.

"Bisa juga kita kembangkan nantinya sebagai objek wisata. Tinggal kita kolaborisakan dengan kelompok pembubidaya di sini. Bisa jadi nanti konsepnya tidak hanya untuk tempat foto, namun bisa disisipi pembelajaran tentang cara perawatan anggrek," terangnya.

Kustini sendiri pernah menjadikan batik Parijoto sebagai icon batik Kabupaten Sleman yang kini sudah dipakai oleh seluruh ASN. Dari gagasannya itu, tentu saja membawa keuntungan tersendiri bagi sejumlah pengrajin batik di Kota Salak Pondoh.

Adanya batik parijoto, anggrek Vanda Tricolor dilanjutkan Kustini merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan dan dikenalkan. Selain sebagai daya tarik dan icon, hal itu juga menguatkan Kabupaten Sleman sebagai kota yang memiliki banyak keunggulan.

"Dalam slogan kami, pemerintahan mendatang akan kreatif dan solutif dalam mengembangkan potensi kearifan lokal di Sleman. Muaranya tentu saja untuk kesejahteraan masyarakat dan majunya Kabupaten Sleman," tuturnya. []

Berita terkait
Pakar UGM Sebut Sleman dan Gunungkidul Rawan Banjir Bandang
Pakar Manajemen Sungai UGM Yogyakarta Agus Maryono menyebutkan Sleman dan Gunungkidul rawan banjir bandang. Begini penjelasannya.
Tanaman Hias Makin Dilirik di Sleman, Pelajar Ikut Keranjingan
Tanaman hias yang dianggap sebelah mata di Sleman dilirik saat datangnya pandemi. Pelajar kini ikut menggandrunginya.
9 Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Hotel di Sleman
Proyek bangunan hotel roboh di Depok Sleman, Yogyakarta menimpa 9 pekerja. Polisi masih menyelidiki kejadian tersebut.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)