Korsel dan Jepang serta China Akan Gelar Pertemuan Puncak Trilateral Pertama Sejak 2019

Kim menambahkan Yoon akan mengadakan pembicaraan bilateral terpisah dengan Li dan Kishida pada Minggu (26/5/2024)
Menlu China (kanan), Menlu Korea Selatan Park Jin (tengah) dan Menlu Jepang Yoko Kamikawa (kiri) usai pertemuan trilateral tingkat menteri di Busan, Korea Selatan, 26/11/2023. (Foto: voaindonesia.com/Ahn Young-joon/Pool/AP Photo)

TAGAR.id - Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, akan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) China, Li Qiang, dan PM Jepang, Fumio Kishida, di Ibu Kota Korea Selatan, Seoul, pada Senin, 27/5/2024, mendatang, kata wakil direktur keamanan nasional Korea Selatan Kim Tae-hyo kepada wartawan.

Kim menambahkan Yoon akan mengadakan pembicaraan bilateral terpisah dengan Li dan Kishida pada Minggu (26/5/2024).

Ketiga pemimpin tersebut juga dijadwalkan menghadiri pertemuan bisnis dan "mendorong para pelaku bisnis dari ketiga negara menjalin kerja sama," katanya.

Terakhir kali para pemimpin ketiga negara bertemu adalah pada 2019, sebagian karena pandemi COVID-19 dan juga karena perselisihan diplomatik dan sejarah antara Korea Selatan dan mantan penguasa kolonial Jepang.

Perselisihan hukum mengenai pemerintahan Jepang pada 1910-1945 di Semenanjung Korea juga masih terus terjadi di antara kedua negara.

Namun dengan meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh Pyongyang yang mempunyai senjata nuklir, Yoon dari Korea Selatan telah mengambil tindakan untuk melupakan pertikaian bersejarah dengan Jepang, sambil memperkuat hubungan dengan sekutu lamanya, Washington.

Pada Agustus tahun lalu, Seoul, Tokyo dan Washington mengumumkan “babak baru” kerja sama keamanan tiga arah yang erat setelah pertemuan puncak bersejarah di Camp David di Amerika Serikat.

Pada saat itu, Beijing mengajukan keluhan atas pernyataan yang dikeluarkan pada pertemuan puncak tersebut, di mana ketiga sekutu tersebut mengkritik “perilaku agresif” China di Laut China Selatan.

Yoon tahun lalu mengatakan ketegangan terkait Taiwan disebabkan oleh "upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan." Pengumuman pertemuan puncak trilateral baru ini terjadi sehari setelah Beijing dilaporkan memanggil diplomat Korea Selatan dan Jepang untuk membahas “masalah Taiwan."

China adalah mitra dagang terbesar Korea Selatan, tetapi tetap menjadi penyumbang ekonomi dan sekutu diplomatik paling penting bagi Korea Utara.

Bersama Moskow, Beijing juga menghalangi upaya yang dipimpin AS di Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi yang lebih ketat terhadap pemerintahan pemimpin Kim Jong Un sebagai tanggapan atas meningkatnya uji coba senjata.

Bulan lalu, pemimpin Korea Utara Kim dan anggota parlemen China memuji “babak baru” hubungan Beijing-Pyongyang, ketika kedua negara merayakan 75 tahun hubungan diplomatik.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mendatang akan menandai kunjungan pertama Li ke Korea Selatan sejak menjabat sebagai perdana menteri China pada Maret 2023. (ab/lt)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Jet Tempur Korsel dan AS Ikuti Latihan Pertahanan Udara Bersama
Latihan ini dilakukan dengan pesawat-pesawat F-35A dan F-22, bergantian antara misi menyerang dan bertahan