Kontingen Indonesia Satu Hari Jelang Penutupan Asian Games 2018

Ini peringkat 20 besar perolehan medali. Bagaimana Kontingen Indonesia satu hari jelang penutupan Asian Games 2018.
Tim sepak takraw putra Indonesia berpose bersama memperlihatkan medali emas seusai pertandingan final quadrant putra sepak takraw Asian Games 2018 di GOR Ranau, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (1/9/2018). Indonesia meraih medali emas disusul Jepang dengan medali perak, medali perunggu diraih Vietnam dan Singapura sebagai juara bersama. (Foto: Antara/INASGOC/Nova Wahyudi)

Jakarta, (Tagar 1/9/2018) - Kontingen Indonesia hingga satu hari jelang penutupan Asian Games 2018 mengumpulkan 31 medali emas, 24 perak dan 43 perunggu, dengan menempati peringkat ke-4.

Medali emas dari cabang sepak takraw menjadi penutup perjuangan Kontingen Indonesia dalam perburuan medali di pentas olahraga Asian Games 2018, kendati masih ada satu nomor final dari triathlon yang dilombakan jelang penutupan, Minggu (2/9).

Tuan rumah meraih emas terakhir dari nomor quadran putra setelah mengalahkan Jepang dengan skor 2-1 pada pertandingan final di Ranau hall Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu.

Sempat kalah 15-21 pada set pertama, Nofrizal dan kawan-kawan berhasil memenangi dua set berikutnya 21-14 dan 21-16 untuk memastikan emas terakhir bagi kontingen Merah Putih. Sukses emas itu disambut meriah suporter yang memadati arena pertandingan, sementara pemain, pelatih dan ofisial saling berangkulan tak kuasa menahan haru.

Dengan kemenangan ini, secara keseluruhan Indonesia meraih satu emas, satu perak dan dua perunggu dari sepak takraw di Asian Games 2018. Medali emas ini juga sekaligus yang pertama diraih Indonesia sepanjang sepak takraw dimainkan di pesta olahraga terbesar se-Asia.

Thailand masih mendominasi cabang olahraga ini dengan menyabet empat medali emas dari enam nomor yang dipertandingkan, sementara Indonesia dan Malaysia sama-sama mendapat sebiji emas.

"Alhamdulillah, sepak takraw akhirnya bisa menyumbangkan medali emas," tutur pelatih timnas sepak takraw Asry Syam, usai pertandingan dilansir Antara.

Menurut ia, kekuatan mental tanding menjadi faktor penentu kemenangan anak asuhnya pada laga final. 

"Faktor mental itu sangat penting dan Jepang sudah paham kalau faktor ini jadi kelemahan anak-anak," tambahnya.

Kontingen Indonesia hingga satu hari jelang penutupan mengumpulkan 31 medali emas, 24 perak dan 43 perunggu, dengan menempati peringkat ke-4. Selain emas, duta olahraga Indonesia juga menambah satu medali perak dari kano tunggal putri dan tiga perunggu masing-masing dua melalui bridge nomor pasangan serta satu lainnya dari soft tenis beregu putra.

Manajer tim bridge Indonesia Eka Wahyu Kasih menyampaikan permohonan maaf atas kegagalan merealisasikan medali emas dan menyatakan bertanggung jawab penuh atas kegagalan itu.

"Indonesia hanya dapat total empat perunggu dari target dua emas, saya mohon maaf kepada pemerintah, KONI, INASGOC, dan seluruh masyarakat Indonesia," kata Eka Wahyu, yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia itu.

Ia menimpali, "Saya yang paling bertanggung jawab dan saya tidak mau mencari alasan. Seluruh atlet dan pelatih sudah bekerja keras, termasuk melakukan uji coba ke luar negeri untuk persiapan."

Sepak Takraw IndonesiaTim sepak takraw putra Indonesia memberikan penghormatan kepada bendera merah putih seusai pertandingan final quadrant putra sepak takraw Asian Games 2018 di GOR Ranau, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (1/9/2018). Indonesia meraih medali emas disusul Jepang dengan medali perak, medali perunggu diraih Vietnam dan Singapura sebagai juara bersama. (Foto: Antara/INASGOC/Nova Wahyudi)

China 'Haus' Emas

Sementara kontingen China yang sudah memastikan gelar juara umum ke-10 kalinya secara beruntun sejak Asian Games 1982 masih tetap 'haus' emas. Atlet-atlet Negeri Tirai Bambu menambah lagi 13 keping emas dari total 44 keping yang disediakan hari ini.

Medali emas itu antara lain dari tenis meja, bola voli putri, loncat indah, kano/kayak sprint, bola basket putra dan putri, dan bridge.

Di tenis meja, atlet-atlet berkelas dunia China terlalu tangguh bagi lawan-lawannya dan menyapu bersih lima emas yang disediakan, termasuk dua emas terakhir dari tunggal putra dan putri.

Peloncat indah China juga menambah dua emas di hari terakhir perlombaan untuk melengkapi delapan emas yang sudah direbut atau sapu bersih 10 nomor di cabang loncat indah putra dan putri.

Begitu pula di basket, tim putra dan putri China sangat perkasa untuk menyandingkan medali emas. Tim putrinya mengalahkan Korea Bersama dengan skor 71-65, sedangkan putranya menghentikan ambisi Iran dengan kemenangan 84-72.

Dari cabang bola voli putra yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, juara bertahan Iran tidak memberi ampun kepada Korea Selatan dan membungkam lawannya itu dengan skor telak 3-0 (25-17, 25-22, 25-21). Medali emas sektor putri menjadi milik China.

Laga final seru dan menarik terjadi di Stadion Pakansari Cibinong, Bogor, saat Korea Selatan sebagai pemegang medali emas Asian Games 2014 bertemu Jepang.

Dalam pertandingan yang harus diselesaikan dengan perpanjangan waktu itu, Heung Min Son dan kawan-kawan akhirnya berhasil mempertahankan medali emasnya dengan kemenangan tipis 2-1. Dua gol dari Lee Seungwoo dan Hwang Hee Chan pada 15 menit pertama perpanjangan waktu, hanya bisa dibalas sebiji gol oleh Jepang lewat Ayase Ueda ketika laga tersisa lima menit.

Medali emas dari cabang olahraga bergengsi sepak bola ini agaknya bisa mengobati kekecewaan Korsel yang pada Asian Games kali ini posisinya digusur Jepang. Empat tahun lalu di rumahnya sendiri, kontingen Korsel finis di peringkat kedua dengan 79 emas, 71 perak dan 84 perunggu, lebih baik dari Jepang di urutan ketiga dengan 47 emas, 76 perak dan 77 perunggu.

Namun, empat tahun kemudian di Indonesia, kontingen Jepang mengambil kembali posisi "runner up"-nya. Hingga Sabtu malam, sebanyak 73 emas, 55 perak dan 74 perunggu direbut atlet-atlet Negeri Sakura, jauh lebih baik dari Korsel yang mendapatkan 48 emas, 57 perak dan 68 perunggu.

Loncatan prestasi dicapai kontingen Uzbekistan yang mampu menembus posisi lima besar dengan 21 emas, 24 perak dan 25 perunggu. Padahal empat tahun lalu, Uzbekistan hanya berada di urutan ke-11 dengan raihan 9 emas, 14 perak dan 21 perunggu.

Sumbangan emas terbanyak berasal dari cabang beladiri kurash dengan enam keping dan tinju lima keping. Cabang olahraga yang menyumbangkan emas antara lain gulat, angkat besi, sambo, dayung, judo, taekwondo, dan kano.

Berikut peringkat 20 besar perolehan medali hingga hari ke-14: 

1. China 132 Emas 91 Perak 65 Perunggu 

2. Jepang 74 Emas 56 Perak 74 Perunggu 

3. Korea Selatan 49 Emas 57 Perak 70 Perunggu 

4. Indonesia 31 Emas 24 Perak 43 Perunggu 

5. Uzbekistan 21 Emas 24 Perak 25 Perunggu 

6. Iran 20 Emas 20 Perak 22 Perunggu 

7. Chinese Taipei 17 Emas 19 Perak 31 Perunggu 

8. India 15 Emas 24 Perak 30 Perunggu 

9. Kazakhstan 15 Emas 17 Perak 44 Perunggu 

10. Korea Utara 12 Emas 12 Perak 13 Perunggu 

11. Bahrain 12 Emas 7 Perak 7 Perunggu 

12. Thailand 11 Emas 16 Perak 46 Perunggu 

13. Hong Kong 8 Emas 18 Perak 19 Perunggu 

14. Malaysia 7 Emas 13 Perak 16 Perunggu 

15. Qatar 6 Emas 4 Perak 3 Perunggu 

16. Mongolia 5 Emas 9 Perak 11 Perunggu 

17. Vietnam 4 Emas 16 Perak 18 Perunggu 

18. Singapura 4 Emas 4 Perak 14 Perunggu 

19. Filipina 4 Emas 2 Perak 15 Perunggu 

20. Uni Emirat Arab 3 Emas 6 Perak 5 Perunggu

Berita terkait