Tokyo - Korban kekerasan seksual di Jepang yang mendatangi pusat konsultasi meningkat 15 persen atau lebih dari 23.000 kali selama April hingga September 2020, dibandingkan tahun lalu. Menurut seorang menteri, peningkatan korban kekerasan seksual antara lain karena dampak pandemi Covid-19.
Mereka mengaku diserang oleh orang-orang yang baru dikenal di aplikasi dan situs kencan.
Pusat konsultasi korban kekerasan seksual didirikan di 47 prefektur. "Para korban ada yang melapor melalui telpon, email atau datang langsung sebanyak 23.050 kali, kata Seiko Hashimoto, menteri yang bertanggung jawab atas kesetaraan gender, pada konferensi pers seperti diberitakan Japan Today, Sabtu, 7 November 2020.
Menurutnya, masyarakat harus memahami betapa banyak perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual di tengah pandemi. Pemerintah harus mendukung mereka secara memadai.
Selama paruh pertama tahun fiskal 2020, konsultasi terbanyak terjadi pada Agustus dengan 4.456. Angka ini ,naik 895 dari bulan yang sama tahun lalu.
Beberapa pusat konsultasi melihat peningkatan jumlah laporan dari para korban yang. Mereka mengaku diserang oleh orang-orang yang baru dikenal di aplikasi dan situs kencan.
Kelompok pendukung dan individu di Jepang menyuarakan kewaspadaan bahwa langkah-langkah untuk memerangi penyebaran virus Covid-19 juga dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga. Para korban dapat terjebak di rumah dengan pelaku kekerasan seksual tanpa bisa melawan.
"Penting untuk segera memberikan dukungan medis, hukum dan mental kepada perempuan yang mengalami penyerangan seksual," kata Hashimoto. []
- Baca Juga: Yuk, Nikmati Sensasi Wisata di Museum Doraemon Jepang
- Menekan Angka Bunuh Diri yang Tinggi di Jepang