Kisah Anak Manis di Yogyakarta Gagal Diculik

Seorang anak TK di Yogyakarta diduga menjadi korban penculikan. Meski gagal diculik, korban sempat syok.
Suasana Gang Flamboyan di mana korban tinggal bersama orang tuanya di Kotagede, Kota Yogyakarta. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Yogyakarta - Seorang anak usia dini inisial NZ, 6 tahun, warga Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK), diduga menjadi korban penculikan oleh pelaku tidak dikenal pada Kamis, 12 Maret 2020. Video dugaan penculikan sempat viral di media sosial.

Namun, aksi penculikan batal. Pelaku yang mengendarai motor meninggalkan korban sendirian di Gang Sartia, Muja Muju, Jalan Kusumanegara. Pelaku menurunkan korban setelah 300 meter dari rumah korban atau lokasi penculikan. Korban menangis histeris setelah pelaku tancap gas kabur ke arah selatan.

Kapolsek Kotagede Komisaris Polisi Dwi Tavianto menyampaikan, saat dimintai keterangan, korban tidak merespon dengan baik. Sehingga setelah kejadian korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Pemerintahan (RSUP) Sardjito Yogyakarta untuk diperiksa. Lalu bagaimana kondisi kejiwaan korban saat ini?

Tagar mencoba mendatangi rumah korban pada Sabtu, 14 Maret 2020 sekitar pukul 09.30 WIB. Saat tiba di gang Flamboyan tempat di mana korban tinggal, wilayah sekitar nampak sepi kegiatan warga. "Oh ada di sana rumahnya. Lurus saja, dari gang hanya lima meter," kata seorang tukang jamu yang mangkal di wilayah tersebut.

Tagar masuk ke dalam gang menjumpai beberapa anak kecil dan dua orang tua di sana. Satu orang tua di antaranya perempuan sudah lanjut usia. Dalam waktu yang bersamaan Tagar melihat seorang anak sekitar usia 6 tahun sedang mengobrol dengan anak laki-laki.

"Nanti main lagi yah". Anak kecil itu menunjukkan wajah ceria namun ada kasa putih, seperti bekas infus, yang menempel di bagian tangan kanannya.

Kembali Ceria

Sebelah anak itu ada laki-laki dewasa yang berdiri menyambut kedatangan Tagar. Ketika bertanya kepada lelaki itu, dia adalah ayah dari anak Taman Kanak-kanak (TK) yang merupakan korban dugaan penculikan. "Itu anaknya (menunjuk anak kecil dengan kasa di tangan) sudah pulang (dari RS) sudah sembuh," kata Giono, 43 tahun.

dugaan penculikan di JogajPostingan di grup Facebook yang menginformasikan dugaan penculikan anak di Kota Yogyakarta. (Foto: Dok. Tagar/Evi Nur Afiah)

Giono menyampaikan, korban mondok di RS Sarjdito satu malam pada Jumat 13 Maret 2020, lalu dibawa pulang ke rumah pagi ini. Setelah mendapat perawatan, putrinya bisa kembali ceria seperti sedia kala. Kendati demikian, untuk sementara waktu baik pihak rumah sakit maupun polsek melarang orang lain menyinggung kembali peristiwa yang telah menimpanya.

"Anaknya memang cerewet sekarang sudah bisa ceria lagi setelah pulang dari rumah sakit. Tapi jangan tanya-tanya kejadian kemarin takut dia teringat lagi," ucapnya.

Setelah mengalami kejadian tersebut, kata dia, sang anak tidak ingin ditinggal oleh kedua orang tuanya. Saat kejadian dugaan penculikan, Giono tidak berada di rumah.

Karena merasa bersalah dan tidak ingin peristiwa itu terulang lagi, Giono rela tidak bekerja sebagai kuli bangunan yang selama ini menjadi sumber keuangan keluarganya.

Tapi jangan tanya-tanya kejadian kemarin takut dia teringat lagi.

"Waktu kejadian saya kerja jadi enggak tahu. Hari ini saya enggak kerja karena anaknya ndak mau ditinggal, masuk kerjanya besok Minggu. Saya kerja di sebuah bangunan jauh dari rumah," kata dia.

Saat Tagar mengamati, korban memang memiliki paras yang cantik nan manis. Di dalam rumahnya, terdapat ibu-ibu yang sedang menyuapi makanan kepada korban dan satu anak laki-laki.

Mereka adalah ibu Giono dan kakak korban yang berusia 10 tahun. Keduanya nampak kompak makan dari piring yang sama. Tagar juga mencoba mengecek kondisi korban dengan mengajaknya mengobrol dengan ibunya. Tagar bertanya berapa usia kakak korban pasalnya postur tubuh keduanya hampir sama.

Menariknya, sebelum ibunya menjawab, korban lebih dulu dengan celoteh menjawab bahwa kakaknya tidak naik kelas. "Aku 6 tahun, kakak 10 tahun. Kakak harusnya kelas 2 (Sekolah Dasar) tapi tidak naik jadi kelas 1," ucapnya.

Giono kembali menjelaskan, bahwa pihaknya menyerahkan kasus tersebut ke pada pihak kepolisian. Setidaknya sudah ada tiga kali petugas polisi yang datang ke rumahnya.

Sementara itu Ketua RT 4 RW 1 Gedongkuning, Karyono, 42 tahun, mengatakan peristiwa seperti itu belum pernah terjadi di wilayahnya. Kasus tersebut saat ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. "Iya memang betul ada kasus dugaan penculikan. Kemarin anaknya di bawa ke rumah sakit, saya lihat pagi tadi sudah pulang," katanya.

lokasi kejadian korban dugaan penculikan diturunkanSeorang warga sekitar menunjukkan lokasi kejadian korban dugaan penculikan diturunkan oleh pelaku. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Saat kejadian, kata dia, wilayah sekitar banyak aktivitas dan warga yang berlalu lalang. Namun saat anak tersebut dibawa oleh pelaku tidak dikenal, tidak mengetahui begitu pasti padahal saat itu dia ada di depan rumahnya. "Saya kan buka laundry. Kemarin beres-beres di depan rumah tapi tidak tahu kalau ada warga saya yang dibawa orang," ucapnya.

Peristiwa dugaan penculikan itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Saat itu aksi pelaku terekam kamera CCTV tampak membawa anak kecil naik motor dan dibawa ke sebuah gang di wilayah Muja-muju Umbulharjo.

Ciri-ciri Pelaku Dugaan Penculikan

Saat ini polisi tengah menelusuri keberadaan pelaku. Menurut Kapolsek Kotagede Komisaris Polisi Dwi Tavianto, pelaku adalah lelaki muda usia di bawah 30 tahun. Saat beraksi pelaku menggunakan kendaraan motor berplat nomor polisi K. Ciri-ciri terduga pelaku dalam video yang terekam CCTV, menggunakan setelah baju warna kuning lengan dan celana pendek.

Sebelumnya korban dibawa oleh terduga pelaku saat sedang membeli sesuatu di warung sekitar rumahnya. Kemudian sekitar pukul 16.00 pelaku menghampiri korban alasan untuk menunjukkan jalan ke Jogja Expo Center (JEC).

"Awalnya pelaku minta ditunjukin jalan ke JEC. Korban mau dan diboncengkan ke sepeda motor pelaku. Kemudian korban diajak pergi oleh pelaku katanya nanti mau dikasih sesuatu," katanya.

Di pertengahan jalan, korban teriak dan menangis histeris. Pelaku kemudian menurunkan korban dari sepeda motor di sebuah gang perkampungan wilayah Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo.

Rekaman CCTV dan keterangan saksi-saksi menjadi bahan penyelidikan.

Akhirnya korban dan pelaku turun di sebuah gang. Namun tiba-tiba pelaku meninggalkan korban sendirian lalu pergi menggunakan motornya. Korban ditemukan oleh tetangga sekitar dalam keadaan menangis. Lalu korban langsung diantar pulang.

Ketua RT kediaman korbanKetua RT 4 RW 1 kampung Gedongkuning saat ditemui Tagar di rumahnya. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Dalam aksinya, pelaku sempat terekam kamera CCTV tersebar di media sosial. Polisi masih mendalami rekaman tersebut untuk mengungkap pelaku maupun motifnya, dugaan pelakunya remaja atau berusia sekitar 30 tahunan. "Rekaman CCTV dan keterangan saksi-saksi menjadi bahan penyelidikan. Semoga dalam waktu dekat, perkara ini bisa terungkap," kata dia.

Disinggung apakah pelaku melakukan tindakan asusila, berdasarkan pengakuan korban tidak ada anggota tubuhnya yang sakit. Fakta pencabulan itu tidak ada tapi dimungkinan (dugaan pencabulan bisa saja) karena tidak terlaksanakan.

Namun pihaknya belum mengetahui korban mendapat pelecehan seksual atau tidak. Pihaknya masih terus melakukan penyelidikan, apakah korban ini mendapat perlakuan pelecehan seksual dari pelaku atau tidak. "Masih dalam penyelidikan, untuk memastikan itu, sedang menunggu hasil pemeriksaan dokter," ucap Dwi. []

Baca Juga:


Berita terkait
Penculikan Palsu dan Bayi Palsu di Pamulang Tangsel
Setelah viral penculikan bayi di media sosial, polisi menelusuri kasus dan didapat bahwa pelapor tidak memiliki bayi dan membuat laporan palsu
Waspada Info Hoaks Penculikan Anak di Surabaya
Polrestabes Surabaya mengonfirmasi jika sampai saat ini belum ada kasus penculikan anak di Surabaya dan meminta warga untuk menyaring informasi.
Beredar Isu Penculikan Anak Sekolah Dasar di Siantar
Ada kabar mengejutkan tentang percobaan pencurian anak atau siswa sekolah dasar salah satu yayasan perguruan di Kota Pematangsiantar.