Ketika Ayah Meninggal, Kenapa Anaknya Bertanya kepada Orang-orang Apakah Ayahnya Punya Utang

Pernah kan melihat atau mendengar seorang anak bertanya pada hari ayahnya meninggal, apakah ayahnya punya utang. Berikut tentang utang dalam Islam.
Tukar Uang Baru Secara Online. (Foto: Tagar/Istimewa)

TAGAR.id, Jakarta - Ketika seorang ayah meninggal, kenapa anaknya bertanya kepada orang-orang apakah ayahnya punya utang. Karena anak itu mengerti bahayanya apabila utang ayahnya yang meninggal itu tidak dilunasi.

Perilaku anak itu menandakan kesolehannya. Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk melindungi ayahnya. Maka ia bertanya kepada orang-orang untuk memastikan kewajiban apa dari ayahnya selama hidup yang harus dibereskan. Agar ayahnya tenang di sana. 

Beberapa hadis berkaitan dengan keutaman memberikan utang

1. "Nabi pernah bertanya kepada Malaikat Jibril, "Kenapa memberikan utang lebih utama dibanding memberikan sedekah? Jibril menjawab, "Karena, orang yang meminta sedekah tidak selalu karena ia tidak punya. Sedangkan orang yang berutang, ia tidaklah meminta utang itu kecuali karena suatu kebutuhan," (HR. Ibnu Majah).

2. "Barangsiapa meminjamkan (harta) kepada orang lain, maka pahala shadaqah akan terus mengalir kepadanya setiap hari dengan jumlah sebanyak yang dipinjamkan, sampai pinjaman tersebut dikembalikan," (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah).

3. "Siapa yang memberi pinjaman atas kesusahan orang lain, maka dia ditempatkan di bawah naungan singgasana Allah Subhanahu Wa Ta'ala pada hari kiamat," (HR. Thabrani, Ibnu Majah, Baihaqi).

Beberapa hadis yang mesti diperhatikan pemilik utang

1. "Menunda pembayaran bagi orang yang mampu, itu merupakan bentuk kezaliman. Orang yang berutang mesti tunduk kepada orang yang berpiutang," (HR. Al. Bukhari).

2. "Orang yang menunda pembayaran tatkala mampu, ia berhak untuk diberikan hukuman," (HR. Al-Bukhari).

Hukuman buat orang yang tidak bayar utang

1. Terhalang masuk surga

Utang yang belum dibayar dapat membuat seseorang terhalang masuk surga, meskipun orang tersebut mati syahid.

"Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya utang, maka dia tidak akan masuk surga sampai utangnya itu dilunasi."

"Semua dosa orang yang mati syahid diampuni kecuali utang," (HR Muslim)

"Dari Tsauban r.a Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang meninggal dalam keadaan terbebas dari tiga hal yakni sombong, ghulul (khianat), dan utang, maka dia akan masuk surga.” (Sunan at-Tirmidzi).

"Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, “Jiwa seorang mukmin itu tertahan oleh sebab utangnya sampai utang itu dilunasi.” (Musnad Ahmad).

2. Berstatus pencuri

Mereka yang berutang dan tidak membayarkannya akan berstatus sebagai pencuri. Sebagaimana disebutkan dalam dalil berikut:

"Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri."

3. Nasib menggantung

Mereka yang masih memiliki utang nasibnya akan menggantung di akhirat kelak, antara surga atau neraka. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:

"Jiwa seorang mukmin tergantung karena utangnya, sampai utang itu dilunaskannya."

4. Kehinaan di siang hari dan kegelisahan di malam hari

Mereka yang tidak melunasi utang akan mendapatkan kehinaan di siang hari dan kegelisahan di malam hari. Sebagaimana dikatakan oleh Umar bin Abdul Aziz:

"Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berutang, meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya utang adalah kehinaan di siang hari dan kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tengah-tengah manusia selama kalian hidup."

Sebaiknya Hindari Utang

Ustaz Muhammad Abdul Wahab Lc dalam buku Berilmu Sebelum Berutang menganjurkan agar manusia menghindari utang. Manusia harus sebisa mungkin menahan diri tidak berutang sampai benar-benar perlu.

Rasulullah SAW juga senantiasa berdoa kepada Allah SWT memohon perlindungan agar tidak terlilit utang.

"Dari Aisyah RA, Rasulullah berdoa dalam salat “Ya Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan terlilit utang. Lalu ada seseorang yang bertanya: Mengapa Anda banyak meminta perlindungan dari utang, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Sesungguhnya seseorang apabila sedang berutang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering menyelisihinya.” (HR Bukhari Muslim). []

Berita terkait
Apa Hukum Robot Trading dalam Islam?
Robot trading dianggap ada bedanya dengan sebuah spekulasi (ghahar), yang mana kegiatannya jelas-jelas dilarang oleh Rasulullah SAW.
Hukum Saham Menurut Pandangan Agama Islam
Jika sudah punya bekal ilmu yang memadai, kamu dapat menjadi investor sukses dan meningkatkan kekayaan.
Cara Membagi Harta Waris Berdasarkan Hukum Islam
Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk mempelajari bagaimana hukum waris Islam berdasarkan Al Quran dan Hadist.
0
Ketika Ayah Meninggal, Kenapa Anaknya Bertanya kepada Orang-orang Apakah Ayahnya Punya Utang
Pernah kan melihat atau mendengar seorang anak bertanya pada hari ayahnya meninggal, apakah ayahnya punya utang. Berikut tentang utang dalam Islam.