Kesalehan Sosial Idul Adha

Kesalehan sosial dalam Idul Adha, bahwa orang yang beriman menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Kesalehan Sosial Dalam Idul Adha | Penjual hewan kurban menunggui kambing yang dijual di Kota Madiun, Jawa Timur, Selasa (21/8/2018). Harga kambing untuk kurban meningkat rata-rata Rp 300 ribu per ekor pada H-1 Idul Adha, dari harga sebelumnya antara Rp 1,7 hingga Rp 3 juta per ekor, disebabkan persediaan hewan kurban menipis. (Foto: Antara/Siswowidodo)

Palu, (Tagar 22/8/2018) - Ketua Majelis Ulama (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah Prof Dr H Zainal Abidin MAg mengemukakan Idul Adha merupakan kesinambungan kesalehan sosial spiritual seorang muslim.

"Idul Adha (Hari Raya Kurban) sejatinya merupakan kesinambungan jalan kesalehan sosial spiritual, dari Idul Fitri," ujarnya di Palu, Selasa (21/8) mengutip Antara.

Guru Besar Pemikiran Islam Modern IAIN Palu itu menyebut jika Idul Fitri merupakan manifestasi kemenangan atas nafsu, maka Idul Adha merupakan manifestasi dari ketulusan berkorban, kerendah-hatian untuk melakukan refleksi historis dalam mengenang perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail.

Sekaligus, kata dia, memaknai nilai-nilai spiritual dari manasik haji.

"Kedua hari raya tersebut bermuara pada nilai-nilai kepedulian, ketakwaan, dan kesalehan sosial berupa ketulusan memaafkan, pentingnya silaturahim, dan etos berbagi yang disimbolkan dengan zakat fitrah pada Idul Fitri dan daging kurban pada Idul Adha," jelasnya.

Rektor Pertama IAIN Palu itu mengutarakan, keduanya berangkat dari panggilan iman dan berbuah kemanusiaan universal, terutama aktualisasi nilai-nilai hak asasi manusia, seperti diteladankan Nabi Muhammad SAW dalam khotbah wadanya saat wukuf di Arafah.

Haji, sebut dia, tidak hanya sebagai kewajiban dan rukun kelima dalam Rukun Islam, melainkan sebagai ibadah sosial. Kerinduan kepada Allah dan Nabi menjadi unsur utama dalam menjalankan ibadah ini. Di sini mereka dikumpulkan dari berbagai ras, etnik, suku dan bangsa.

Di antara makna sosial haji yang menghubungkan antara manusia dan manusia lainnya sebagai makhluk sosial adalah antara lain penyadaran akan adanya kebhinekaan umat Islam.

"Umat Islam harus sadar bahwa kebhinekaan umat Islam itu tidak bisa dihindari, karena adanya perbedaan adat-budaya, pemahaman keislaman, tingkat intelektualitas, bahasa, dan lain sebagainya. Kebhinekaan umat Islam merupakan sebuah realitas yang niscaya ada," urai Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu.

Kesadaran akan kebhinekaan umat Islam yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji, menurut dia, semestinya dapat meningkatkan kesadaran kita akan kebhinekaan umat manusia dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Jika dalam ibadah haji kita mampu melebur dalam ikatan ukhuwah islamiyyah dan mengabaikan segala perbedaan mazab, ras dan kelas sosial, maka seyogyanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita pun mampu melebur dalam ikatan ukhuwah insaniyah dan mengabaikan segala perbedaan termasuk perbedaan agama dan keyakinan," katanya.

Berbagi

Pada hari yang sama, hal senada disampaikan Wali Kota Bitung Maximiliaan J Lomban yang mengatakan bahwa momentum perayaan Idul Adha tahun 2018 merupakan kesempatan untuk meningkatkan rasa saling berbagi kepada sesama.

"Hari Raya Idul Adha menjadi momentum untuk saling berbagi, peduli dan menolong sesama lewat berkurban," kata Lomban di Manado.

Wali Kota Bitung Maximiliaan J Lomban bersama Wakil Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Rabu (22/08/18) bagi seluruh umat muslim di Kota Bitung.

Menurutnya, dengan berkurban tidak mengurangi harta dan tenaga seseorang karena Tuhan pasti akan melipatgandakan rezekinya.

"Sebagai manusia kita harus saling membantu, seperti dalam kalimat 'Sitou Timou Tumou Tou' yang mempunyai arti bahwa manusia hidup untuk memanusiakan sesama manusia. Karena itu saya percaya dengan membantu, Tuhan tidak akan memberikan kekurangan bagi kita melainkan berkat yang baru," ucap Lomban.

Oleh karenanya, Lomban menekankan kembali kepada seluruh masyarakat agar memahami arti berkurban yakni menolong dan meringankan beban individu yang membutuhkan.

"Alangkah indahnya jika kita saling bersedekah, sehingga perdamaian terus hadir di tengah-tengah masyarakat," tambah Lomban.

Wakil Wali Kota Bitung mengatakan bahwa semangat Idul Adha secara tidak langsung dapat menumbuhkan sikap toleransi. Baik antarsesama umat muslim maupun dengan umat beragama lain.

"Pada perayaan Idul Adha ada momen saling berbagi daging kurban, antara sesama umat muslim maupun dengan umat agama lainnya, sikap ini tentunya dapat mempererat tali persaudaraan," kata Mantiri.

Lomban dan Mantiri pun kompak mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha bagi seluruh umat muslim di Kota Bitung.

Seperti diketahui, Pemkot Bitung akan menyumbangkan 10 ekor sapi kurban, yang akan diserahkan di Masjid Al Marhamah, Kelurahan Wangurer Timur, Kecamatan Madidir pada Hari Raya Idul Adha. []

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.