Kenapa Turis China Makin Sedikit yang Berlibur di Thailand?

Turis China yang datang ke Thailand tahun 2023 jauh lebih sedikit dari yang telah diperkirakan, menurut prediksi biro pariwisata Thailand
Jumlah turis China yang mengunjungi Chinatown Bangkok, Thailand, tahun ini lebih sedikit (Foto: dw.com/id - Tommy Walker/DW)

TAGAR.id - Biro pariwisata Thailand memperkirakan jumlah turis China hampir 1,5 juta orang, lebih sedikit dibandingkan proyeksi awal tahun. Perubahan tren pariwisata dan masalah ekonomi di China mungkin menjadi penyebabnya. Tommy Walker melaporkannya untuk DW.

Turis China yang datang ke Thailand tahun 2023 jauh lebih sedikit dari yang telah diperkirakan, menurut prediksi biro pariwisata Thailand.

Thailand telah memperkirakan adanya lonjakan kunjungan wisatawan dari China, menyusul perbatasan yang akhirnya dibuka kembali setelah pandemi COVID-19.

Biro pariwisata Thailand awalnya memperkirakan kedatangan sekitar lima juta turis China pada tahun 2023. Namun, sejauh ini hanya sekitar tiga juta wisatawan China yang berkunjung.

Perubahan tren dalam pariwisata China

Vincent Zhuang, seorang jurnalis dari China dan mantan editor di Robb Report, sebuah majalah gaya hidup mewah, mengatakan bahwa tren pariwisata China berubah.

"Turis China telah banyak berubah," kata Zhuang kepada DW. Dia menambahkan bahwa turis China kini lebih banyak melakukan perjalanan di dalam negeri, karena harga tiket pesawat dan hotel masih tetap tinggi di wilayah Asia lainnya.

"Ada banyak pilihan di China, baik untuk wisatawan mewah maupun ekonomi," kata Zhuang.

chinatown bangkokSeorang turis yang berada di jalanan "Chinatown" Bangkok, Thailand, pada malam hari (Foto: dw.com/id - Tommy Walker/DW)

Masalah ekonomi China, yang meliputi krisis properti, pasar kerja yang semakin memburuk, dan angka pengangguran di kalangan pemuda yang mencapai rekor tertinggi, juga berkontribusi pada keputusan warga China untuk berpikir dua kali jika ingin bepergian ke luar negeri.

Dengan berkurangnya daya beli masyarakat China, jumlah penerbangan internasional yang menghubungkan China dan Thailand juga masih belum bisa kembali ke tingkat sebelum pandemi, kata para pejabat.

"Chinatown” di Bangkok merupakan salah satu tempat populer bagi wisatawan internasional, tersedia banyak kedai makanan, hidangan otentik China, serta hiasan lampu-lampu neon yang benderang.

Namun, para pemilik toko dan pedagang pasar di Chinatown Bangkok mengatakan kepada DW bahwa jumlah turis China tahun ini jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Di lokasi wisata populer lainnya, seperti Phuket di Thailand selatan, pemesanan kamar hotel pengunjung dari China juga jauh lebih rendah dari yang diperkirakan.

"China sebelum pandemi dulunya adalah salah satu negara utama kami... Saya pikir hampir 18 hingga 20% dari bisnis kami berasal dari China, dan sangat bergantung pada kelompok tur," kata Ranjeet Viswanathan, Direktur Penjualan & Pemasaran di Resor Hyatt Regency Phuket.

"Pemesanan saat ini, China menyumbang sekitar 5% dari bisnis saya," katanya kepada DW.

Masalah citra negara Thailand

Insiden penembakan di pusat perbelanjaan Siam Paragon di Bangkok pada bulan September lalu, yang menewaskan setidaknya tiga orang, termasuk satu warga negara China, menyebabkan sekitar 60.000 turis China membatalkan perjalanan mereka ke Thailand, menurut pejabat Bangkok.

Bahkan film terlaris Tiongkok "No More Bets" yang dirilis pada bulan Agustus lalu, juga tidak memberikan gambaran yang positif tentang negara Thailand.

Film tersebut menceritakan tentang warga negara China yang ditipu untuk melakukan perjalanan kerja ke luar negeri, hanya untuk dipaksa melakukan perjudian ilegal dan penipuan mata uang kripto di sebuah negara Asia Tenggara yang tidak disebutkan namanya.

Namun, referensi secara tidak langsung mengenai Thailand hadir dalam film tersebut, seperti dalam salah satu adegan yang menunjukkan tanda jalan bertuliskan "Sukhumvit" yang merupakan nama distrik terkenal di Bangkok.

Pantai Bang Tao ThailandPantai Bang Tao, salah satu destinasi populer di Thailand (Foto: dw.com/id - Fokke Baarssen/Zoonar/picture alliance)

Thailand berupaya menarik wisatawan China

Nithee Seeprae, Wakil Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand mengakui bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk menunjukkan bahwa Thailand sangat menyambut baik kedatangan wisatawan China.

"Menurut mitra perjalanan kami di China, para wisatawan masih percaya pada Thailand sebagai tujuan yang aman, tapi mungkin kami harus berkoordinasi dengan "influencer” China, dan komunitasnya di Thailand," jelas Seeprae kepada DW.

Pemerintah Thailand juga telah mencoba untuk memberikan kemudahan bagi pengunjung dari China untuk masuk ke Thailand.

Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin mengumumkan pada bulan September lalu bahwa turis China kini bisa memasuki Thailand selama 30 hari, tanpa memerlukan visa hingga akhir Februari mendatang.

"Kebijakan ini sudah lama ditunggu-tunggu apabila Thailand ingin menarik lebih banyak pengunjung dari China," ungkap Gary Bowerman, seorang analis pariwisata Asia yang berbasis di Malaysia.

Jelas sekali bahwa Thailand sangat berusaha keras untuk mendapatkan kembali keuntungan dari wisatawan China, yang telah menjadi salah satu pendorong perekonomian pariwisatanya. Ekonomi pariwisata Thailand menyumbang setidaknya 11,5% dari keseluruhan PDB negara tersebut pada tahun 2019.

Dari rekor 39 juta kedatangan wisatawan asing pada tahun 2019 itu, lebih dari 11 jutanya merupakan turis asal China. Namun, setelah pandemi pada tahun 2022, Thailand hanya mampu menyambut 11 juta pengunjung internasional, di mana hanya 273.567 dari jumlah tersebut adalah pengunjung dari China.

"Thailand berharap adanya pola permintaan yang lebih stabil dan jumlah kedatangan wisatawan China yang lebih dapat diprediksi, serta pertumbuhan secara keseluruhan yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024," ujar Bowerman.

"Namun, meramalkan angka yang tepat saat ini, dengan maskapai penerbangan yang masih gugup untuk menambah kapasitasnya, lebih seperti melambaikan tangan ke arah angin," tambahnya. (kp/ha)/dw.com/id. []

Berita terkait
Strategi Pariwisata Thailand Keluarkan Visa Emas untuk Digital Nomad
Thailand sekarang memperkenalkan fasilitas skema visa baru “Visa Emas” dengan izin tinggal 10 tahun untuk menarik turis
0
Kenapa Turis China Makin Sedikit yang Berlibur di Thailand?
Turis China yang datang ke Thailand tahun 2023 jauh lebih sedikit dari yang telah diperkirakan, menurut prediksi biro pariwisata Thailand