Untuk Indonesia

Kenapa Sandi Tidak Ikut Reuni?

Selesai sudah acara reuni dari Monas University yang diperkirakan menelan biaya seratus miliar rupiah itu. - Denny Siregar
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno berkampanye di Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (27/11/2018). (Foto: Antara/Budi Candra Setya)

Oleh: Denny Siregar*

Selesai sudah acara reuni dari Monas University yang diperkirakan menelan biaya seratus miliar rupiah itu.

Para peserta sudah pulang ke rumah masing-masing dengan kebanggaan karena merasa sudah berjihad, padahal sebagian orang menilai mereka sebenarnya ditunggangi politik. Dan memang kental sekali bau politiknya karena di sana ada yel-yel dukung Prabowo sebagai Capres 2019. Banyak tokoh politik yang hadir memberikan orasi termasuk Prabowo.

Tapi, eh, di mana Sandiaga Uno?

Sandiaga Uno ternyata tidak ikut reuni. Biasanya ia muncul dengan wajah dan tingkah lucu, tapi panggung yang besar itu tampak sepi dari kehadirannya. Ke mana dia?

Cari sana cari sini, dapatlah berita tidak mengenakkan dari seorang teman bahwa memang Sandi tidak diundang ke acara reuni akbar itu. Kenapa? Tanyaku. Karena ada sedikit gesekan antara Prabowo dan Sandi dalam masalah pencapresan ini.

Gesekan? Wah menarik ini pikirku. Saya juga sudah menduga bahwa pasti akan terjadi gesekan antara kedua orang ini.

Kalau melihat apa yang terjadi sebelum penentuan Cawapres, Prabowo sebenarnya mencari orang yang bisa menyediakan logistik besar untuk bergerak. Dan karena Demokrat hanya janji-janji saja, Sandi masuk dengan janji dan dp untuk meyakinkan Prabowo bahwa ia bisa mendapat dana dari luar untuk biayai gerakan mereka.

Tapi ternyata dana yang dijanjikan Sandi tidak kunjung datang. Ini yang membuat Prabowo kesal. Mau marah tapi sudah terlanjur. Kan gak mungkin Prabowo pecat Sandi jadi Cawapres dan menggantinya dengan orang lain? Di sinilah kelihaian Sandiaga dengan jurus bangau dan kepala petenya yang sudah mengecoh Prabowo.

Akhirnya Prabowo terpaksa "manggung" kecil-kecilan di dalam gedung atau nama kerennya indoor. Padahal di 2014 lalu, kegiatan kampanyenya selalu ada panggung dan massa besar. Bisa joget-jogetan dan ada penyanyi dangdut yang dibayar mahal.

Lama-lama Prabowo gak tahan juga tidak berada di panggung besar. Proposal 212 diterimanya dan digeberlah acara itu untuk menaikkan elektabilitasnya.

Tapi Sandiaga tidak diundang. Lha, jangan sampai panggung itu malah digunakan Sandi untuk menaikkan namanya sendiri. Itu panggung Prabowo. Sandi lalu dilempar ke luar kota sebagai "hukuman" karena tidak sesuai dengan harapan.

Beda dulu saat 2014, di mana setiap ada Prabowo di situ ada Hatta Rajasa, cawapresnya. Mereka seperti mimi mintuno, tidak bisa lepas satu sama lain. Sama Sandi ini Prabowo berasa kikuk. Mau marah dia Cawapres, gak marah tapi ngeselin.

"Jauh jauh deh lu.." begitu mungkin kode Prabowo sehingga tidak mau berdekatan dengan Sandi saat acara puncak. Sandi mau apa, ya terpaksa pergi sejauh yang dia bisa.

Kisah seteru ini menarik meski hanya terdengar dalam bisik-bisik di warung kopi. Ya gak mungkin dong tampil keluar karena bisa menghancurkan citra "kekompakan" dan bisa menurunkan elektabilitas.

Bagaimana kisah dua insan ini selanjutnya?

Kita nantikan saja dalam film "Bernapas dalam Pilpres" yang kabarnya sudah ditonton 8 juta orang dan banyak penonton yang kesurupan.

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.