Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melalui Balai Wilayah Sungai Bali - Penida memulai pekerjaan pembangunan prasarana pengendali banjir bagian hilir Tukad Unda, di Desa Tangkas, Kabupaten Klungkung, Bali.
Program penataan dan normalisasi sungai tersebut akan memberi manfaat untuk mengurangi risiko bencana banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Unda yang menjadi salah satu pusat kegiatan pariwisata internasional di Bali.
Basuki menjelaskan perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Perubahan dari musim kemarau ke musim hujan, serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir.
"Saya mengajak semua pihak untuk menjaga daerah tangkapan air melalui penghijauan kembali dan menahan laju alih fungsi lahan," ujarnya.
DAS Tukad Unda melewati sejumlah Kabupaten yaitu Kabupaten Klungkung dan Karangasem yang terdiri dari Tukad Telagawaja, Tukad Yeh Sah, Tukad Kaon, Tukad Petandakan, Tukad Panti dan Tukad Sabuh.
Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan, penataan kawasan Tukad Unda adalah bagian terintegrasi dari rencana Pembangunan Kawasan Strategis Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung. Kawasan Strategis Provinsi ini akan menjadi Kawasan Pengembangan Terpadu Daerah untuk memastikan tumbuh kembangnya perekonomian masyarakat Bali.
"Program ini tidak serta merta ada dan hanya dilaksanakan di Kabupaten Klungkung. Berpegang pada Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menuju Bali Era Baru yang maknanya adalah menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali sejahtera, bahagia, sekala dan niskala. Dengan menyelenggarakan pembangunan secara terpola, menyeluruh terencana, terarah dan terintregasi salah satunya adalah pembangunan Pusat Kebudayaan Bali," ungkapnya dalam sambutan pada Ground Breaking Pekerjaan Pengendalian Banjir Tukad Unda, Bali, Senin 30 November 2020.
Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Maryadi Utama menuturkan, melihat permasalahan yang ada di DAS Tukad Unda dan adanya lahan terdampak pada saat erupsi Gunung Agung, maka diperlukan sinergi antara BWS Bali-Penida, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kabupaten terkait mengendalikan banjir aliran lahar dingin yang sering terjadi di DAS Tukad Unda.
"Mengingat tingginya sedimentasi pasca erupsi dan tergerusnya tebing sungai, alur sungai dan lahan milik masyarakat berubah, maka diperlukan pengendalian alur sungai Tukad Unda," kata Maryadi.
Ia menambahkan rencana pekerjaan utama yang akan dilakukan terdiri dari pembangunan Tanggul Tukad Yeh Sah, Cek Dam Tukad Yeh Sah, Tanggul Tukad Unda, Tanggul Penampang Ganda Tukad Unda, dan Pekerjaan Jetty .
Pembangunan dimulai pada 28 Agustus 2020 dan direncanakan selesai pada Desember 2022 melalui sistem kontrak tahun jamak. []
Baca juga:
- Kementerian PUPR Siapkan Penghijauan Sambut Hari Bakti PU
- DPR Bersama Kementerian PUPR Tinjau Pembangunan Tol
- Menteri PUPR Optimis Target Infrastruktur KSPN Selesai 2021