Jakarta – Menteri Pemuda dan Olahrga (Menpora) Zainudin Amali sampaikan pihaknya akan lakukan kerja sama setelah lakukan pertemuan dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. KH. Nasaruddin Umar di gedung Kemenpora pada Rabu, 17 Februari 2021.
Itu yang kita bicarakan Insya Allah nanti kita akan tindaklanjuti dengan kerja sama, MOU Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal.
Pada pertemuan tersebut, Nasaruddin Umar didampingi oleh sejumlah pengurus Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) yakni Laksamana Pratama, Asep Sefuddin dan Mulyono Lodji.
Zainudin menjelaskan melalui pertemuan tersebut, keduanya membahas beberapa hal yang salah satunya merupakan pembinaan pemuda dengan basis-basis rumah ibadah.
“Beliau mampir ke kantor ini dan menyampaikan beberapa hal, kita berdiskusi yang salah satu intinya adalah bagaimana pembinaan pemuda kita dengan basis-basis rumah ibadah, khususnya masjid Istiqlal.” ucapnya.
Sebab, dirinya berpendapat masjid bukanlah hanya sekedar tempat ibadah melainkan juga merupakan tempat berbagai aktivitas selama bermanfaat untuk umat.
“Itu yang kita bicarakan Insya Allah nanti kita akan tindaklanjuti dengan kerja sama, MOU Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, KH. Nasaruddin Umar pun mengatakan saat ini Masjid Istiqlal mempunyai program ‘New Istiqlal’ di mana pada program ini masjid bukanlah hanya sebagai pusat peribadatan mahdah saja namun juga tempat atau pusat pemberdayaan umat.
“Kita akan berikan satu obsesi bahwa bukan umat untuk memberdayakan masjid. Tapi masjid memberdayakan umat. Jadi paradigmanya dibalik, jadi kita akan menjadikan masjid istiqlal sebagai pusat pemberdayaan umat dan bangsa,” kata KH. Nasaruddin.
Dirinya kemudian menyampaikan paradigma yang ada selama ini ada layaknya masjid hanya diisi kebanyakan oleh orang tua harus diubah. Pemuda dimintanya untuk memenuhi masjid, hal tersebut pun telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW di mana masjid diisi oleh kaum muda yang produktif.
“Nah bagaimana caranya itulah yang nanti kita kerjasamakan dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Luar bisa Pak Menteri telah memberikan masukan kepada kami. Akan ditindaklanjuti bersama diantara yang ingin kita tindaklanjuti itu ialah sebetulnya secara filosofis dan praktis, konsepnya ke depan lebih strategis adalah bagaiamana menciptakan karakter pemuda yang berbasis rumah ibadah, sebagai umat Islam tentu berbasis masjid yang beragama lain sesuai rumah ibadahnya,” ucapnya.
Hal ini perlu dilakukan menurutnya guna menjaga moralitas karakter anak-anak muda dengan berbasis rumah ibadah. Selain tidak hanya biayanya murah namun juga strategis dimana dengan menggunakan bahasa agama bagi masyarakat Indonesia itu lebih efektif.
“Banyak contoh yang bisa kita munculkan dengan menggunakan bahasa agama loyalitas sangat gampang diraih dan inilah yang coba kita kembangkan,” katanya.
Untuk itu, dia berharap di masa depan Masjid Istiqlal bisa menjadi pusat peradaban Islam dunia. Nantinya, Masjid Istiqlal akan mengembangkan pendidikan untuk para kader calon ulama dari bermacam daerah yang ada di Indonesia serta juga kader didikan dari berbagai negara Islam.
“Kami juga didatangi keduataan-kedutaan besar untuk mengirimkan calon pesertanya ke Indonesia. Mereka lebih save menyekolahkan kader calon-calon ulamanya, calon imamnya di Indonesia, daripada di negara-negara yang lain. Jadi kita bersyukur sebagai bangsa Indonesia sudah menjadi kiblat peradaban dunia Islam masa depan,” ucapnya.
KH. Nasaruddin pun berharap dengan adanya program mengenai pendalaman dan penghayatan materi keagamaan yang diberikan kepada pemuda maka akan dengan sendirinya dapat menangkal radikalisme serta penentangan moral. []