Kelompok Militan Halangi Bantuan, Anak-anak Kelaparan

Puluhan ribu anak-anak di Somalia terancam kelaparan akibat akses untuk pemberian bantuan ke tempat mereka dikuasai oleh kelompok militan.
Sejumlah pengungsi dari berbagai negara menghadiri acara Hari Pengungsi Sedunia di Jakarta pada Selasa (20/6). Badan Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mencatat jumlah pengungsi di Indonesia pada tahun 2017 telah mencapai 14.000 pengungsi dari berbagai negara di antaranya Iran, Afganistan, Suriah dan Somalia. (Foto; Ant/Muhammad Adimaja)

Nairobi, (Tagar 29/6/2017) – Puluhan ribu anak-anak di Somalia terancam kelaparan akibat akses untuk pemberian bantuan ke tempat mereka dikuasai oleh kelompok militan. “Pemberian layanan bagi mereka yang terancam kelaparan sangat sulit karena terdapat sekitar dua juta orang yang berada di wilayah yang dikuasai kelompok al Shabaab. Tidak mudah untuk memberikan bantuan kepada mereka,” kata Direktur Save the Children untuk Somalia Hassan Noor Saadi, Kamis (29/6).

Disebutkan, kelompok militan al Shabaab menguasai sebagian besar wilayah selatan dan tengah Somalia sampai 2011, saat mereka diusir dari ibukota Mogadishu oleh tentara Uni Afrika. Namun mereka sesekali masih tetap melancarkan serangan. Pada 2011, sekitar 260.000 warga Somalia tewas kelaparan akibat kekeringan, konflik, dan kesulitan yang dialami kelompok kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan. Curah hujan yang tidak menentu selama musim semi di Somalia membuat tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik, sementara persediaan bahan makanan terus menipis, membuat banyak keluarga yang tidak bisa memberi makan anak-anak mereka.

“Ketika binatang mati, tidak ada makanan, tidak ada susu, tidak bisa menghasilkan uang untuk membeli makanan,” kata Saadi.

Badan PBB untuk urusan anak-anak UNICEF melaporkan, lebih dari 275.000 anak-anak tahun ini berpotensi menderita kekurangan gizi parah yang bisa mengancam hidup mereka. “Jika anak-anak tersebut tidak diberikan makanan khusus untuk membantu pemulihan, kekebalan mereka akan berkurang dan mereka akan gampang diserang penyakit. Bahkan mereka bisa tewas akibat diserang penyakit atau akibat kelaparan,” beber Saadi.

Sekitar 714.000 warga Somalia terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat musim kering dan gagal panen sejak November 2016, menambah jumlah pengungsi sebelumnya sebanyak satu juta orang. Badan bantuan sedang berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa pengungsi di wilayah perbatasan Somalia dengan Ethiopia. Tim dari Medicins Sans Frontierers (MSF) menangani lebih dari 6.000 anak-anak yang mengalami kekurangan gizi parah di wilayah tersebut sejak Januari lalu. Jumlah tersebut sepuluh kali lebih banyak dibanding 2016 lalu.

“Jumlah tersebut adalah yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir,” kata jurubicara MSF Rosie Slater sambil menambahkan bahwa sebanyak 67 anak tidak bisa diselamatkan selama Juni 2016. (yps/ant)

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi