Kelompok HAM Sebut Puluhan Demonstran Covid Masih Ditahan di China

Kelompok HAM itu bahkan menambahkan bahwa keberadaan beberapa di antara mereka hingga kini masih belum diketahui
Demonstran berkumpul di Freedom Plaza di Washington, Minggu, 4 Desember 2022, dalam aksi solidaritas untuk mendukung protes terhadap kebijakan nol-COVID yang berkelanjutan dari pemerintah China. (Foto: voaindonesia.com/AP/Jose Luis Magana)

TAGAR.id, Jakarta - Puluhan pengunjuk rasa masih ditahan di China setelah berpartisipasi dalam aksi protes terhadap pemerintah tahun lalu. Hal ini dikatakan oleh Human Rights Watch (HRW), Kamis, 26 Januari 2023.

Kelompok HAM itu bahkan menambahkan bahwa keberadaan beberapa di antara mereka hingga kini masih belum diketahui.

Para pengunjuk rasa berkumpul di sejumlah kota di berbagai pelosok negara itu November lalu untuk menyerukan diakhirinya kebijakan pembatasan nol-COVID. Dalam beberapa kasus, protes itu juga menuntut kebebasan politik yang lebih besar.

Partai Komunis yang berkuasa menghapus strategi penanggulangan virusnya pada bulan berikutnya, dan setelah itu gelombang infeksi menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian.

protes pembatasan covid di beijingWarga memegang lembaran kertas putih untuk memprotes pembatasan Covid-19 di Beijing, China, 27 November 2022. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Thomas Petrus)

Sejumlah juru kampanye dan media melaporkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa pihak berwenang China diam-diam menahan sejumlah pengunjuk rasa yang tidak diketahui jumlahnya, termasuk mahasiswa dan jurnalis.

Pada hari Kamis, 26 Januari 2023, Human Rights Watch mendesak Beijing untuk "segera membebaskan dan membatalkan semua tuduhan terhadap semua orang yang ditahan karena berpartisipasi dalam protes 'kertas putih'" – sebuah istilah yang merujuk pada lembar kosong yang menunjukkan penentangan terhadap sensor pemerintah.

"Kaum muda di China memberikan pengorbanan besar karena berani berbicara untuk kebebasan dan HAM," kata Yaqiu Wang, peneliti senior masalah China di LSM yang berbasis di AS itu.

"Pemerintah dan lembaga internasional di seluruh dunia harus menunjukkan dukungan dan meminta otoritas China untuk segera membebaskan mereka."

Pemerintah China dan media pemerintah tidak banyak mengakui adanya protes tersebut – yang beberapa di antaranya terjadi di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai dan tidak secara langsung menyebutkan melakukan penahanan.

Tetapi sebuah badan pengawas untuk penegakan hukum dalam negeri mengatakan November lalu bahwa mereka akan "mengambil tindakan terhadap mereka yang mengganggu ketertiban sosial" sebagai peringatan bagi para demonstran. (ab/uh)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Studi Perkirakan 900 Juta Orang di China Tertular Covid-19
Studi Peking University menunjukkan sekitar 64% orang di China diperkirakan telah tertular virus corona