Kane Bertarung Lawan Musuh Bebuyutannya Chiellini di Final Euro 2020

Pertarungan menentukan di final Euro 2020 akan terjadi antara kapten Inggris, Harry Kane, dan kapten Italia, Giorgio Chiellini
Harry Kane berhadapan dengan Georgio Chiellini saat ia baru memulai kariernya di tim Inggris tahun 2015 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Pertarungan menentukan di final Euro 2020 akan terjadi antara kapten Inggris, Harry Kane, dan kapten Italia, Giorgio Chiellini, pada tanggal 11 Juli 2021 di Stadion Wembley, London. Kesuksesan Kane tak lepas dari pelajaran keras saat melawan rivalnya itu sejak tahun 2015, Chiellini. Michael Da Silva melaporkannya untuk dw.com/id.

Ada beberapa momen sepanjang karier Harry Kane yang menandai kesuksesannya.

Tendangan bebasnya untuk Tottenham Hotspur melawan Aston Villa pada tahun 2014, yang akhirnya meyakinkan manajernya saat itu, Mauricio Pochettino, untuk mempromosikannya ke starting lineup, adalah salah satunya. Gol perdananya untuk Inggris, melawan Lithuania di Wembley, 79 detik setelah keluar dari bangku cadangan saat menggantikan Wayne Rooney, yang jadi debut internasionalnya adalah hal lainnya.

Namun momen yang menempa Kane bukanlah rekor gol yang dia cetak. Melainkan pertandingan-pertandingan sulit, momen-momen pengujian, dan pertandingan-pertandingan yang belum dia menangkan.

Salah satunya adalah awal saat ia bergabung dengan Inggris, melawan Italia di Turin pada akhir Maret 2015. Setelah berhasil mencetak gol empat hari sebelumnya saat melawan Lithuania, Kane berhadapan dengan salah satu bek terbaik di dunia. Hasil akhirnya tidak begitu baik untuk pesepak bola Inggris itu.

kane dan ChielliniPemain sepak bola Inggris, Harry Kane (kiri), dan pemain sepak bola Italia, Georgio Chiellini (kanan), bertemu kembali di final Euro 2020 di Stadion Wembley, London, 11 Juli 2021 (Foto: dw.com/id)

1. Kenapa Chiellini Jadi Musuh Bebuyutan Kane?

Giorgio Chiellini tidak hanya membuat Kane kehilangan kendali atas permainan -dia juga membuatnya terjungkal keluar dari permainan. Sadar akan meningkatkan kepopuleran Kane di Inggris, pesepak bola Italia itu membuat Kane bertekuk lutut dalam waktu dua menit. Itulah momen yang menyadarkan Kane, seperti yang ia gambarkan setahun kemudian kepada jurnalis saat menjelang Euro 2016.

"Saya belajar banyak tentang sepak bola internasional dalam kurun waktu beberapa detik di awal pertandingan melawan Italia, ketika Chiellini mengeluarkan saya sekitar tiga detik setelah saya memainkan bola," kata Kane kepada Majalah Rabona. "Itu adalah pengalaman yang terjadi ketika Anda bermain melawan bek kelas dunia. Mereka lah tantangan yang harus Anda atasi. Saya memanfaatkan pengalaman itu untuk seterusnya membantu saya."

Inggris selamat dengan hasil imbang 1-1 malam itu, hasil yang terhormat saat melawan tim Italia yang masih belum terkalahkan sejak Piala Dunia 2014 pada tahun sebelumnya. Tetapi bagi Kane yang saat itu berusia 21 tahun, itu adalah malam yang membuatnya berjuang melawan salah satu bek paling cerdas dalam permainan bola.

Tapi Kane belajar dari pengalaman itu. Pada 2018, Kane yang bermain untuk Tottenham bertemu Chiellini dari Juventus dalam dua laga di Liga Champions. Spurs akan kalah dalam 16 pertandingan terakhir dengan agregat 4-3, tetapi tendangan Kane di lapangan rumput yang sama di Turin membuktikan bahwa ia sudah cukup dewasa melawan musuh lamanya.

2. Sama-sama Membungkam Sikap Skeptis

Bahkan setelah Kane gagal mencetak gol dalam tiga pertandingan grup pertama Inggris -The Three Lions, julukan timnas Inggris, hanya mencetak dua gol jika digabungkan- terlihat agak luar biasa ketika beberapa penggemar Inggris masih meragukan Kane.

Kane akan segera memecahkan dua rekornya yakni untuk mencetak gol di Liga Premier -rekor Kane kurang dari 100 gol dari 260 gol Alan Shearer pada usia 27 tahun- dan rekor mencetak gol di Inggris: Kane hanya kurang dari 25 gol sepanjang masa Rooney dari 63 gol.

Setelah mencetak gol kedua dalam kemenangan 2-0 Inggris atas Jerman, Kane sekali lagi terpaksa angkat suara tentang upaya mempertahankan rekornya.

"Seperti yang selalu saya katakan, saya suka mencetak gol," kata Kane kepada ITV setelah Inggris menang di babak 16 besar atas Jerman. "Ini salah satu perasaan terbaik di dunia. Ini bukan tentang berapa kali Anda kehilangan peluang. Ini selalu tentang yang berikutnya. Bersiap untuk yang berikutnya. Saya tetap siap."

Chiellini juga telah menghadapi banyak sikap skeptis. Ada keraguan yang muncul saat Italia memasuki turnamen, apakah pemain bola berusia 36 tahun itu masih bisa tampil prima dalam permainan yang menguras fisik, tetapi kekhawatiran itu berlahan surut.

Kane dan Chiellini bertemuKane dan Chiellini bertemu di Liga Champions pada 2018, ketika Kane mencetak gol untuk Tottenham melawan Juventus (Foto: dw.com/id)

3. Laga Perorangan Penentu Hasil Final Euro 2020

Enam tahun setelah pertemuan pertama mereka, Kane dan Chiellini, yang telah menjadi kapten dari tim negara mereka masing-masing, akan berhadapan kembali di final Piala Eropa.

Kane berada di puncak kekuatannya dan tidak diragukan lagi merupakan pemain yang jauh lebih baik daripada saat berhadapan dengan Chiellini di Turin pada tahun 2015. Namun aksi sang defender Italia itu saat melawan pemain Belgia Romelu Lukaku di perempat final menjadi peringatan bagi striker Inggris tersebut.

Pertarungannya dengan Kane akan menjadi salah satu pertarungan perorangan yang menentukan hasil akhir. Bahkan di usianya, Chiellini masih tampil prima. Bersama rekan sejawatnya, Leonardo Bonucci yang berusia 34 tahun, yang juga menghalangi langkah Kane pada malam tahun 2015 itu, Chiellini menjadi faktor penentu kesuksesan Italia sepanjang turnamen ini.

"Kane adalah pemain yang sangat saya sukai," kata Chiellini pekan ini setelah kemenangan semifinal Inggris atas Denmark. "Saya ingat salah satu pertandingan internasional pertamanya di Turin dan dia langsung membuat kesan yang baik pada saya. Kami cukup beruntung bermain melawan Tottenham jadi saya mengenalnya dengan baik."

Chiellini tentu juga punya pengalamannya sendiri -Kane kemungkinan dapat memenangkan trofi setiap tahun sampai dia pensiun, namun masih belum tentu dapat menyamai 14 trofi utama yang diraih Chiellini. Dibanding pemain pada umumnya, Chiellini lebih tahu tingkat kemampuan Kane, dan kapten Italia itu akan menikmati setiap kesempatan untuk menahan serangan Kane. Pertarungan bebuyutan mereka mempertaruhkan lebih banyak hal lagi dibandingkan sebelumnya (ts/yp)/dw.com/id. []

Berita terkait
Pers Italia Khawatir Ada Konspirasi UEFA di Euro 2020
Pers Italia khawatir ada konspirasi UEFA agar Inggris memenangkan Euro 2020 sebagai hadiah untuk mengakhiri konflik Liga Super
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.