Jumlah Perokok Remaja Melesat di Amerika

Suatu pukulan terbaru bagi, Juul, perusahaan yang dinilai bersalah karena ikut memicu lonjakan jumlah remaja yang menggunakan vaping
Seorang karyawan toko menunjukkan cara mengisap rokok elektrik merek Juul kepada konsumen di sebuah toko di Jakarta, 30 Desember 2019. (Foto: voaindonesia.com/Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana)

TAGAR.id, Jakarta - Sejumlah pejabat kesehatan federal Amerika Serikat (AS) pada 23 Juni 2022 memerintahkan pabrikan Juul untuk menarik rokok elektriknya dari pasar AS, suatu pukulan terbaru bagi perusahaan yang dinilai bersalah karena ikut memicu lonjakan jumlah remaja yang menggunakan vaping (rokok eletrik).

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya menyeluruh yang dilakukan oleh Badan Urusan Pangan dan Obat-Obatan AS (FDA - Food and Drug Administration) untuk mengawasi industri vaping yang bernilai miliaran dolar, setelah penangguhan berbagai peraturan selama bertahun-tahun.

Laporan CDC menunjukkan pada tahun 2021 sebanyak 85,8% siswa sekolah menengah atas dan 79,2% siswa sekolah menengah pertama yang mengisap rokok elektrik.

FDA mengatakan Juul harus berhenti menjual piranti vaping dan cartridge rasa tembakau dan mentolnya. Piranti yang sudah terlanjur beredar di pasaran harus disingkirkan. FDA mengatakan konsumen tidak dibatasi untuk memiliki atau menggunakan produk Juul.

Untuk tetap bertahan di pasar, Juul harus menunjukkan bahwa rokok elektriknya bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Dalam praktiknya, hal ini berarti membuktikan bahwa perokok dewasa yang menggunakan rokok elektrik ini cenderung akan berhenti atau mengurangi kebiasaan merokoknya. Sementara remaja tampaknya akan menjadi tidak terpikat pada produknya.

ilustrasi perokok remajaIlustrasi: Perokok remaja. (Foto: dreamstime.com)

FDA mencatat bahwa sebagian penjual terbesar rokok elektrik, seperti Juul, mungkin telah memainkan peran “tidak proporsional” dalam peningkatan angka vaping di kalangan remaja. Badan itu mengatakan aplikasi Juul tidak memiliki cukup bukti untuk menunjukkan bahwa memasarkan produk itu “akan sesuai untuk perlindungan masyarakat.”

Juul mengatakan tidak setuju dengan temuan FDA, dan akan berusaha menangguhkan larangan tersebut sementara perusahaan itu mempertimbangkan pilihan langkahnya, termasuk kemungkinan mengajukan banding dan berbicara dengan pihak regulator. (em/rs)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Rencana Pelarangan Mentol dalam Rokok di Amerika
AS keluarkan RUU melarang rokok mentol dan cerutu beraroma, yang telah merugikan perokok kulit hitam dan minoritas lain secara tidak proporsional
0
Jumlah Perokok Remaja Melesat di Amerika
Suatu pukulan terbaru bagi, Juul, perusahaan yang dinilai bersalah karena ikut memicu lonjakan jumlah remaja yang menggunakan vaping